Gomgom Pasaribu, PELANGGAR & TUKANG PERKOSA yang Mencari Makan dengan cara MERAMPOK NASI DARI PIRING PROFESI ORANG LAIN

ARTIKEL HUKUM

Gomgom Pasaribu si TUKANG PERKOSA, LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS

Pengemis, Punya Masalah Hukum jual-beli tanah dan rumah mewah? Namun masih juga memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah? Itu bukanlah perilaku seorang pengemis, namun PERAMPOK dan PEMERKOSA, akibat tidak mampu mengontrol libido KESERAKAHAN, lebih hina daripada seorang pengemis yang tidak mencari makan dengan cara merampas nasi dari piring milik profesi orang lain yang juga sedang mencari makan. Gomgom Pasaribu menuntut dilayani bak raja sekaligus penjajah yang “tukang perkosa”, disaat bersamaan meminta dilayani seperti seorang “bos” atau “raja” namun menyuruh yang memberi pelayanan untuk “mati makan BATU”?

Tidak ingin repot-repot pergi ke kantor hukum untuk menyewa jasa hukum, tidak ingin repot-repot mengantri di kantor hukum, tidak ingin repot-repot bayar ongkos dan bensin kendaraan, tidak ingin repot-repot mengisi buku tamu ataupun formulir, tidak repot-repot mendaftar, tidak ingin repot-repot membuat jadwal janji temu dengan penyedia jasa hhukum, tidak ingin repot-repot membaca kontrak jasa layanan hukum, tidak ingin repot-repot tanda-tangan dan membayar materai kontrak layanan hukum, tidak ingin repot-repot belajar dan mendalami ilmu hukum, tidak ingin repot-repot membayar biaya buku-buku hukum dan membacanya, tidak ingin repot-repot riset hukum, tidak ingin repot-repot membaca ribuan undang-undang maupun ribuan putusan pengadilan, tidak ingin repot-repot membayar tarif jasa profesi hukum SEPERAK PUN, namun ingin SEMUDAH MEMPERKOSA PROFESI KONSULTAN, PERKOSAAN MANA DENGAN SEMUDAH DAN SEGAMPANG BERMAIN HANDPHONE DI TANGAN, SEMUDAH DAN SEGAMPANG MENYALAH-GUNAKAN NOMOR KONTAK KERJA PROFESI KONSULTAN ATAUPUN MENYALAH-GUNAKAN EMAIL PROFESI KONSULTAN HUKUM, itulah Gomgom Pasaribu, seorang PENIPU, PERAMPOK NASI DARI PIRING MILIK PROFESI KONSULTAN, dan PEMERKOSA profesi konsultan, PREDATOR YANG SELALLU BERKELIARAN MENCARI MANGSA UNTUK DIMAKAN AKIBAT KESERAKAHAN Gomgom Pasaribu.

Sama halnya, pemerkosa mana yang hendak repot-repot memperkenalkan dirinya kepada korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot membayar korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot PDKT dan pacaran selama bertahun-tahun hingga mengeluarkan modal untuk berpacaran dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot bertanggung-jawab atas pemerkosaannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot melamar dan bertunangan ataupun menikahi dan mengadakan resepsi nikah dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot membesaarkan anak hasil perkosaan dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot menafkahi korbannya? itulah PEMERKOSA bernama Gomgom Pasaribu, sang PREDATOR.

Kapan kami pernah mengizinkan dirinya meminta dilayani? Belum apa-apa sudah minta dilayani, bahkan belum apa-apa sudah MEMPERKOSA KONSULTAN YANG JELAS-JELAS MENCARI MAKAN DARI PROFESI MENJUAL JASA KONSELING SEPUTAR HUKUM DIMANA UNTUK MENCERITAKAN MASALAH HUKUM PUN KLIEN HARUS MEMBAYAR TARIF JASA KONSELING. Apa pula urusannya dengan kami sehingga dirinya merasa memiliki hak untuk mengganggu dan menyalah-gunakan email kami selaku penyedia jasa konsultasi? Silahkan dirinya mati bersama SAMPAH BAU miliknya tersebut, daripada mengganggu dan melecehkan profesi orang lain yang sedang mencari nafkah.

GEMBEL, PUNYA MASALAH HUKUM TANAH (pengemis mana yang punya masalah hukum, tanah, ataupun pekerjaan dan upah?), NAMUN TIDAK BERSEDIA MEMBAYAR TARIF JASA KONSULTASI SEPERAP PUN, TANPA MALU MEMPERKOSA PROFESI KONSULTAN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH, MEMBALAS AIR SUSU DENGAN PERKOSAAN, MEMPERKOSA SEMUDAH MENYALAH-GUNAKAN EMAIL KERJA ATAUPUN NOMOR KONTAK KERJA PROFESI KONSULTAN YANG JELAS-JELAS MEMUNGUT TARIF JASA PROFESI, PERTANDA “SUDAH PUTUS URAT MALUNYA”, MERASA BERHAK DILAYANI MESKI MENYURUH KONSULTAN YANG DIPERKOSA OLEHNYA UNTUK “MAKAN BATU”, LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS, MERASA BERHAK MEMPERBUDAK MANUSIA LAIN, MENYURUH ORANG LAIN MAKAN BATU SEMENTARA DIRINYA MEMINTA DILAYANI BAK RAJA, SEOLAH DERAJAT MANUSIA LAIN LEBIH RENDAH DARIPADA DIRINYA SENDIRI YANG BAHKAN LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS, PENIPU TIDAK TERIMA DITIPU, PEMERKOSA TIDAK BERSEDIA DIPERKOSA, DIMANA PENGEMIS SEKALIPUN TIDAK MENCARI MAKAN DENGAN CARA MERAMPOK NASI DARI PIRING PROFESI ORANG LAIN?

Kami kutuk Gomgom Pasaribu agar dirinya benar-benar menjelma PENGEMIS GEMBEL TANPA RUMAH DAN TANPA PUNYA PEKERJAAN, mengemis dari satu rumah ke rumah lain, dan hidup dengan mengais nasi basi dari tong sampah sebagai buah dari sikap dan kebiasaannya MEMPERKOSA PROFESI ORANG LAIN, BAHKAN MENCURI NASI DARI PIRING PROFESI ORANG LAIN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH DAN SESUAP NASI! Dirinya bahkan lebih kotor dan lebih hina daripada seekor ANJING BUDUK KOTOR BERPENYAKIT BERBAU BUSUK MENJIJIKKAN.

Dapat dipastikan, Gomgom Pasaribu dididik oleh ibunya yang TUNASUSILA (karena memang hanya tunasusila yang tidak punya malu dan sudah “putus urat malunya”), serta hasil didikan oleh ayahnya yang merupakan PEMERKOSA (TUKANG PERKOSA). Entah sudah berapa banyak Gomgom Pasaribu memperkosa orang lain, dan tidak mengherankan bila Gomgom Pasaribu melihat gadis cantik di jalan maka seketika itu juga akan diperkosa oleh Gomgom Pasaribu sang PREDATOR SERAKAH TAMAK TIDAK PUNYA MALU YANG GAGAL MENGONTROL LIBIDO NAFSU KESERAKAHAN DIRINYA SENDIRI.

Konsultan mana lagi, yang hendak Anda perkosa profesinya, wahai Gomgom Pasaribu sang PREDATOR? Mental pengemis sebagai akibat dari mental SERAKAH-KESETANAN bak SETAN, memupuk kekayaan pribadi dengan cara merampok nasi dari piring profesi milik orang lain TANPA RASA MALU. Profesi utama Gomgom Pasaribu dengan demikian ialah, MEMPERKOSA PROFESI ORANG LAIN, MERAMPOK NASI DARI PIRING ORANG LAIN, MENGEMIS-NGEMIS SEPERTI GEMBEL YANG TIDAK PUNYA RUMAH DAN TIDAK PUNYA PEKERJAAN.

Adakah yang lebih hina dan lebih serakah daripada seorang anak tunasusila bernama Gomgom Pasaribu? Entah sudah berapa banyak korban berjatuhan dimangsa dan diperkosa oleh Gomgom Pasaribu, dimana publikasi ini menjadi medium pengingat bagi masyarakat agar berhati-hati terhadap PEMERKOSA TIDAK PUNYA MALU bernama Gomgom Pasaribu agar tidak menjadi korban-korban serupa dikemudian hari.

Ia pikir siapa dirinya, merasa berhak dilayani dan disaat bersamaan memperkosa profesi orang lain, meminta dilayani dan disaat bersamaan menyuruh profesi konsultan untuk makan BATU? Dirinya hanyalah seorang ANAK TUNA SUSILA didikan TUKANG PERKOSA. Dirinya mati sekalipun, apa urusannya dengan kami? Justru, semesta ini akan bersyukur bila PEMERKOSA TIDAK PUNYA MALU SERAKAH HINA semacam dirinya musnah dan punah dari muka bumi ini secepatnya dan selama-lamanya. Adakah yang lebih HINA daripada dirinya? Bahkan pengemis pun lebih terhormat daripada BAJINGAN HINA SERAKAH TIDAK PUNYA MALU semacam manusia berhati hewan laknat tersebut. Ironis, namun nyata, hasil salah didik dan salah asuhan ibunya yang TUNA SUSILA TIDAK PUNYA MALU dan ayahnya yang TUKANG PERKOSA.

Sudah tidak terhitung lagi pengorbanan yang kami kerahkan untuk membangun website ini dari segi biaya, waktu, tenaga, kesehatan, pikiran, alih-alih membalas air susu dengan kontribusi bagi kami, justru membalas dengan PERKOSAAN terhadap profesi kami, menyalah-gunakan nomor kontak kerja atau email profesi kami, mengganggu waktu kami bahkan menyuruh kami mati makan BATU sembari memperbudak tenaga kami seolah kami tidak punya hak atas kompensasi jasa (tarif layanan) yang menjadi sumber nafkah kami. Kami bekerja mencari nafkah secara legal, dimana tiada siapapun berhak untuk mengeksploitasi bahkan memanipulasi kami untuk bekerja secara tenang bebas dari gangguan oleh PEMERKOSA terlebih PENIPU TIDAK PUNYA MALU SERAKAH BIADAB.

Sang PEMERKOSA TIDAK PUNYA MALU bernama Gomgom Pasaribu, dengan nomor telepon +62 08127051000, secara “datang tidak diundang dan pergi tidak diantar”, merasa berhak melanggar berbagai peringatan yang telah begitu jelas di website ini, masih juga berani menyalah-gunakan nomor kontak kerja Konsultan Shietra semata untuk MEMPERKOSA PROFESI KONSULTAN, mengirim pesan yang sangat melecehkan profesi konsultan, sebagai berikut:

PEMERKOSA Gomgom Pasaribu : “Selamat siang dek, kalau tanya harus bayar atau tidak? Thanks.” Sok kenal, tidak memperkenalkan diri (betapa sopannya, pemerkosa mana juga yang hendak repot-repot memperkenalkan diri?), bahkan masih juga berani dengan lancang MELANGGAR serta MENYALAH-GUNAKAN NOMOR KONTAK KERJA PROFESI ORANG LAIN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH!

Dengan sangat terpaksa Konsultan Shietra menjawab : “Dari mana Anda dapat nomor kontak kerja saya, dan siapa yang izinkan Anda salahgunakan nomor kontak kerja profesi saya?

Tiada jawaban dari Gomgom Pasaribu si PEMERKOSA TUKANG LANGGAR : “...”

Konsultan Shietra : “Dari mana Anda dapat nomor kontak kerja saya, dan siapa yang izinkan Anda salahgunakan nomor kontak kerja profesi saya? Bagaimana bila Anda yang layani saya sesuai profesi Anda, lalu saya bayar Anda pakai BATU, agar keluarga Anda makan BATU? Sudah jelas KONSULTAN CARI NAFKAH DARI MENJUAL JASA TANYA JAWAB, masih tanya bayar atau tidak? Anda lebih HINA DARI PADA PENGEMIS. Pengemis saja tidak cari makan dengan cara rampok nasi dari piring PROFESI orang lain. Konsultan mana lagi yang hendak Anda PERKOSA PROFESINYA, wahai setan tanpa nama sekaligus PELANGGAR?”

Setelah kami lacak dan investigasi, tukang perkosa tersebut bernama Gomgom Pasaribu orchardsuite2017 @gmail.com, merupakan seorang penjual RUMAH DAN TANAH ELIT MEWAH. Artinya, dirinya bukanlah tidak sanggup membayar tarif konsultasi layanan jasa sebagai kompensasi pelayanan yang tidak seberapa harganya, namun semata karena TAMAK SERAKAH DAN TIDAK PUNYA MALU! Gomgom Pasaribu tidak menjawab : “...”

Konsultan Shietra : “Wahai gembel, konsultan mana lagi yang hendak anda perkosa profesinya? Gembel, punya masalah hukum? Gembel, jualan tanah dan rumah? Gembel, minta dilayani konsultan sambil menyuruh konsultan makan batu? Saya kutuk anda benar-benar menjadi GEMBEL TANPA RUMAH DAN TANPA PEKERJAAN! Anda tunggu PEMBALASAN SAYA, Gomgom Pasaribu orchardsuite2017 @gmail.com.”

Adalah omong-kosong, bila dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang “agamais”, sopan-santun, penuh tata-krama, berkarakter luhur, berbudi pekerti unggul, berjiwa ksatria, adil, baik hati, murah hati, berjiwa jujur, dan segala omong-kosong jargon lainnya. Faktanya, telah ribuan warga Indonesia menyalah-gunakan nomor kontak kerja maupun email profesi kami yang sedang mencari nafkah secara legal dimana merupakan hak asasi manusia kami, sekonyong-konyong MELANGGAR serta MEMPERKOSA, TANPA RASA MALU! Itulah, salah satu cerminan karakter Bangsa Indonesia, dimana nomor kontak kami telah disembunyikan sedemikian rupa sehingga hanya pihak-pihak yang serius membayar tarif jasa yang dapat menemukan nomor kontak kerja kami, masih juga “pura-pura bodoh” bertanya “bayar atau tidak bila minta dilayani sesuai profesi kami”, serta masih pula berani menyalah-gunakan nomor kontak kerja kami semata untuk menyuruh kami “makan BATU” dan mengharap dilayani?

Entah sudah rusak moral dan otaknya, atau sudah gila binatang bernama Gomgom Pasaribu, yang jelas Gomgom Pasaribu adalah LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS, MANUSIA SAMPAH YANG LEBIH COCOK DILEMPAR KE TONG SAMPAH SELAIN KE NERAKA! Bukankah sudah sebaiknya bila Gomgom Pasaribu MATI SAJA DAN MASUK KE TONG SAMPAH ATAU KE NERAKA? Setidaknya, agar tiada lagi profesi orang lain yang DIPERKOSA oleh Gomgom Pasaribu, sang anak hasil didikan tunasusila dan tukang perkosa.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Budayakan hidup JUJUR dengan menghargai Jirih Payah, Hak Cipta, Hak Moril, dan Hak Ekonomi Hery Shietra selaku Penulis.