What's Wrong with My Secretary?

HERY SHIETRA, What's Wrong with My Secretary?

Do you know,
What is the most beautiful word ever known by human language and vocabulary dictionaries?
Or the most beautiful word possessed by this universe?
That is the word “RESPONSIBLE”.
Nevertheless, it turns out anyway,
Some of us may be the most afraid, when they hear the word “RESPONSIBLE”.
Responsible, not just words or sweet words in the mouth,
Especially as a lip sweetener,
However, responsibility is more directed to a real and concrete attitude in its realization.
Someone who is only good at spit out and sell words of responsibility,
But minimal in its realization,
It’s worse than people who are totally irresponsible and have never promised any responsibility.
Promising to be responsible,
But not keeping his own words,
Same means making a new mistake,
Namely, cheat.
Someone who is truly determined and committed to being responsible,
You don’t even need to say a word that you will be responsible,
But proven through real deeds,
An attitude of responsibility,
Not a “lip service” statement about responsibility.
Many of us,
Who feels happy when others behave full responsibly towards us,
Or even, if necessary we ask and sue others to be responsible.
However,
Do you also realize,
Only a few of us are really willing to be responsible, to others or to ourselves.
When we have an unhealthy lifestyle,
It means we are hurting and wasting our lives and ourselves,
Which means also, not being responsible toward ourselves,
But being selfish towards ourselves,
Or even being greedy towards ourselves.
If it’s like that,
How can we be relied upon and expected to be able to be responsible to others?
Responsibility, always requires commitment and self consistency,
Aside from courage,
Especially when we go forward to declare our responsibilities to others,
To take responsibility, when someone else gives up responsibility,
In response to our personal awareness,
In response to encouraging a responsible attitude within us,
As a form of self respect for our own dignity.
Not infrequently, other people behave irresponsibly towards us,
But the good news is,
We realize that we are not a irresponsible people,
Where we have been behaving responsibly towards others and towards ourselves.
Someone who is not capable of being responsible to others,
Is a reflection of his own internal character,
A reflection of his failure to take responsibility,
Even to himself.
Inability and unwillingness to take the courage to take responsibility,
Make them accustomed to run away from responsibility,
It can no longer be expected to be held accountable.
When someone gets used to running away from responsibility for themselves,
Then they will also start to get used to running away from their responsibilities towards others.
Responsibility is “the garment of morality”,
At the same time a graceful robe full of majesty,
Makes us not feel ashamed or afraid, when dealing with wise men and deities,
Or when we have to encounter situations where we die and be reborn into the realm after death.
There is no human who is braver and stronger,
Rather than people who are full of responsibility and people who dare to take responsibility.
Big and strong people,
Not necessarily having a strong mentality to take responsibility and be responsible,
Because he is mentally weak,
Because responsibility always requires strength of heart and soul,
Not related to physical strength.
People who don’t dare to be responsible,
Or even run away from responsibility,
Always weak people,
A loser of life.
However,
Above all,
Before we demand others to be responsible,
Ask yourself first,
Have we been responsible for these other people?
Someone never has the right to demand responsibility from others,
As long as he himself is not responsible.
That is what is called the principle of reciprocity,
The principle of reciprocity,
What about when we ask for rights,
Then we must also be prepared to be asked for obligations,
It can’t be just one of them.
If we feel we have rights,
Then other people also have the same rights.
If we feel other people have obligations,
Then we also have the same obligations.
Then,
What’s wrong with secretary of mine?
Or maybe,
What’s wrong wiht ME?
© HERY SHIETRA Copyright.

Apakah engkau mengetahui,
Kata apa yang paling indah yang pernah dikenal oleh bahasa dan kamus kosakata umat manusia?
Atau kata yang paling indah yang dimiliki oleh alam semesta ini?
Itu adalah kata "BERTANGGUNG JAWAB".
Meski demikian, ternyata pula,
Sebagian diantara kita mungkin saja paling merasa takut, ketika mendengar kata “BERTANGGUNG JAWAB”.
Bertanggung jawab, bukanlah sekadar kata-kata ataupun perkataan manis di mulut belaka,
Terlebih sebagai polesan pemanis bibir,
Namun, bertanggung jawab lebih mengarah kepada sikap nyata dan konkret dalam realisasinya.
Seseorang yang hanya pandai mengumbar dan mengobral kata-kata penuh tanggung jawab,
Namun minim dalam realisasinya,
Justru lebih buruk daripada orang-orang yang sama sekali tidak bertanggung jawab dan tidak pernah menjanjikan tanggung jawab apapun.
Menjanjikan akan bertanggung jawab,
Namun tidak menepati ucapannya sendiri,
Sama artinya melakukan kesalahan baru,
Yakni, menipu.
Seseorang yang benar-benar bertekad dan berkomitmen untuk bertanggung jawab,
Bahkan tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun bahwa dirinya akan bertanggung jawab,
Namun dibuktikan lewat perbuatan nyata,
Sikap penuh tanggung jawab,
Bukan ucapan “lip service” perihal tanggung jawab.
Banyak diantara kita,
Yang merasa senang ketika orang lain bersikap penuh tanggung jawab terhadap diri kita,
Atau bahkan, bila perlu kita menuntut dan menggugat agar orang lain bertanggung jawab.
Namun,
Apakah engkau juga menyadari,
Hanya sedikit diantara kita yang betul-betul bersedia untuk bertanggung jawab, kepada orang lain ataupun kepada diri kita sendiri.
Ketika kita memiliki pola hidup yang tidak sehat,
Artinya kita sedang menyakiti dan menyia-nyiakan hidup serta diri kita sendiri,
Yang artinya pula, tidak bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri,
Namun bersikap egois terhadap diri kita sendiri,
Atau bahkan bersikap serakah terhadap diri kita sendiri.
Jika sudah seperti demikian,
Bagaimana mungkin kita dapat diandalkan dan diharapkan untuk mampu bertanggung jawab kepada orang lain?
Tanggung jawab, selalu membutuhkan komitmen serta konsistensi diri,
Disamping keberanian,
Terutama ketika kita maju untuk menyatakan siap bertanggung jawab terhadap orang lain,
Untuk mengambil tanggung jawab itu, dikala orang lain melepaskan tanggung jawab,
Sebagai respon kesadaran pribadi kita,
Sebagai respon terhadap dorongan sikap penuh tanggung jawab dalam diri kita,
Sebagai bentuk penghormatan diri kita terhadap martabat diri kita sendiri.
Tidak jarang, orang lain bersikap tidak bertanggung jawab terhadap kita,
Namun kabar baiknya ialah,
Kita menyadari, bahwa bukanlah kita orang yang telah tidak bertanggung jawab,
Dimana kita selama ini telah bersikap penuh tanggung jawab terhadap orang lain dan terhadap diri kita sendiri.
Seseorang yang tidak mampu bertanggung jawab kepada orang lain,
Merupakan cerminan karakter internal dirinya sendiri,
Suatu cerminan kegagalan dirinya untuk bertanggung jawab,
Bahkan terhadap dirinya sendiri.
Ketidakmampuan dan ketidakmauan untuk memberanikan diri mengambil tanggung jawab,
Membuat mereka terbiasa untuk lari dari tanggung jawab,
Tidak lagi dapat diharapkan untuk dimintakan pertanggung-jawaban.
Ketika seseorang terbiasa untuk lari dari tanggung jawab atas dirinya sendiri,
Maka mereka juga akan mulai terbiasa lari dari tanggung jawab dirinya terhadap orang lain.
Tanggung jawab merupakan “pakaian moralitas”,
Sekaligus menjadi jubah anggun penuh keagungan,
Membuat kita tidak akan merasa malu ataupun takut, ketika berhadapan dengan orang-orang bijaksana dan para makhluk dewata,
Maupun ketika kita harus mengalami kondisi dimana kita meninggal dunia dan terlahir kembali kedalam alam setelah kematian.
Tidak ada manusia yang lebih pemberani dan lebih kuat,
Daripada orang-orang yang penuh tanggung jawab dan orang-orang yang berani untuk mengambil tanggung jawab.
Orang-orang berbadan besar dan kuat,
Belum tentu memiliki mental yang kuat untuk mengambil tanggung jawab dan bertanggung jawab,
Karena mentalnya lemah,
Karena tanggung jawab selalu membutuhkan kekuatan hati dan jiwa,
Bukan terkait kekuatan fisik.
Orang-orang yang tidak berani untuk bertanggung jawab,
Atau bahkan lari dari tanggung jawab,
Selalu merupakan orang-orang lemah,
Seorang pecundang kehidupan.
Namun,
Diatas kesemua itu,
Sebelum kita menuntut orang lain agar bertanggung jawab,
Tanyakanlah dahulu kepada diri kita sendiri,
Sudahkah kita bertanggung jawab terhadap orang lain tersebut?
Seseorang tidak pernah berhak untuk menuntut tanggung jawab dari orang lain,
Sepanjang dirinya sendiri tidak bertanggung jawab.
Itulah yang disebut sebagai prinsip resiprositas,
Prinsip bertimbal-balik,
Bagaimana ketika kita meminta hak,
Maka kita juga harus siap untuk dimintakan kewajiban,
Tidak bisa hanya salah satunya.
Bila kita merasa memiliki hak,
Maka orang lain pun memiliki hak yang sama.
Bila kita merasa orang lain memiliki kewajiban,
Maka diri kita sendiri pun memiliki kewajiban yang sama.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.