KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

A Clear Mind and Common Sense, when We are Happy or Sad. Pikiran yang Jernih serta Berakal Sehat, disaat sedang Gembira maupun Duka

HERY SHIETRA, A Clear Mind and Common Sense, when We are Happy or Sad. Pikiran yang Jernih serta Berakal Sehat, disaat sedang Gembira maupun Duka

Nicola Tesla once said,

Think clearly,

Instead of thinking deeply.

At first,

As we previously assumed,

We really need a clear mind and common sense only when we are overcome by angry emotions,

So that we don’t do anything foolish,

Which we will regret ourselves in the future.

It turns out,

That assumption is wrong for half.

It is true that when we are controlled by negative feelings that defeat the dominance of our brain,

Impulsive instead of logical,

Then a clear mind and common sense can be the antidote,

So that we can think and behave back on the proper “on the track”.

In fact,

Clear mind and common sense,

We need in our daily life,

Whatever the activity,

Situation,

No matter what our inner condition is.

When we don’t know what we need or should do,

So think clearly,

And put common sense first.

When we don’t know what should be our response or answer,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are gripped by panic,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are controlled by a feeling of fear that freezes and paralyzes,

So think clearly,

And put common sense first.

When we fail to restrain ourselves from the desire or obsession with ownership that is actually not a need,

So think clearly,

And put common sense first.

When we make unnecessary mistakes,

So think clearly,

And put common sense first.

When we have a bad day or are even involved in a life tragedy,

So think clearly,

And put common sense first.

When we feel the rush of feelings of joy,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are full of enthusiasm,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are drowning in lowly lust,

So think clearly,

And put common sense first.

When we take the wrong step and find a dead end,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are treated unfairly and become frustrated when we find ourselves trapped in a world that never works ideally,

So think clearly,

And put common sense first.

When we have a great and joyful day,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are proud of ourselves because we managed to score various prestigious achievements,

So think clearly,

And put common sense first.

When we win,

So think clearly,

And put common sense first.

When we lose,

So think clearly,

And put common sense first.

When we succeed,

So think clearly,

And put common sense first.

When we fail,

So think clearly,

And put common sense first.

When we enjoy the sweetness of life,

So think clearly,

And put common sense first.

When we feel the pain and bitterness of life,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are successful and victorious that can make us forget the mainland,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are tempted to give up when we fall and get hit hard,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are unknown and unacknowledged,

So think clearly,

And put common sense first.

When we are loved and adored by many fans,

So think clearly,

And put common sense first.

When we were young,

So think clearly,

And put common sense first.

When we’re old,

So think clearly,

As well as advancing common sense.

That’s what is often referred to as,

Mindful,

Fully conscious and fully aware,

Practicing strengthens awareness,

So that we become empowered and have the ability to overcome the domination of the subconscious which has dominated the lives of the majority of mankind.

Only when we lie down to rest at night,

We allow ourselves to rest our mental states after a long day of practice,

Without thinking,

Mindless,

But still with a clear mind.

clear Mind,

It is a state of mind,

“State of mind”,

Is an adjective,

Not a verb.

Clear Mind,

Like the condition of water in a pond or lake,

When the water in the pond is clear,

Then we can see everything that is at the bottom of the pond.

When the pool water is cloudy,

Then we will not be able to see anything below the surface of the pool water.

The pool in the parable above,

Is a reflection of the nature of our minds,

Which is often tainted or polluted by the turbidity of the world,

Toxic people,

Even our own stupidity,

As polluters that cloud our minds,

So that we fail even to know ourselves,

Especially to be able to control and monitor our own behavior and thoughts.

Maybe it’s good and it’s time,

To revise our credo above,

Be reads as below.

When we don’t know what to do,

Then clear our mind.

As well as turn on common sense.

When we don’t know what to say,

Then clear our mind,

As well as turn on common sense.

When we don’t know what to think,

Then clear our mind

As well as turn on common sense.

Becoming a meditator,

It is not to be someone who is skilled in thinking,

But those who have accustomed themselves and are used to clearing their minds,

And stay conscious as long as they can in every activity.

Realizing and investigating every mental phenomenon as well as physical phenomena,

Not thinking.

Clear Mind,

Makes us able to see as it is.

Meanwhile,

Thinking deeply can plunge us into speculators,

When our minds are not clear,

Aka cloudy and polluted mind.

It is impossible alias absurd,

We are able to think clearly when our minds are cloudy with dirt and pollution or stains.

© HERY SHIETRA Copyright.

 

Nicola Tesla pernah berkata,

Berpikirlah secara jernih,

Alih-alih berpikir secara mendalam.

Pada mulanya,

Sebagaimana asumsi kita sebelum ini,

Pikiran yang jernih dan akal sehat sangat kita butuhkan hanya saat kita sedang dikuasai emosi penuh kemarahan,

Agar kita tidak melakukan sesuatu kebodohan,

Yang akan kita sesali sendiri dikemudian hari.

Ternyata,

Asumsi itu keliru untuk separuhnya.

Betul bahwa dikala kita sedang dikuasai oleh perasaan-perasaan negatif yang mengalahkan dominasi otak kita,

Impulsif alih-alih logis,

Maka pikiran yang jernih dan akal sehat dapat menjadi obat penawarnya,

Agar kita dapat berpikir serta bersikap kembali pada “on the track” yang semestinya.

Pada kenyataannya,

Pikiran yang jernih maupun akal sehat,

Kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-harinya,

Apapun aktivitas,

Situasi,

Maupun kondisi batin kita.

Disaat kita tidak mengetahui apa yang perlu atau seharusnya kita kerjakan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita tidak tahu apa yang semestinya menjadi respons atau tanggapan kita,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita dicekam kepanikan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita dikuasai oleh perasaan takut yang membekukan serta melumpuhkan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita gagal membendung diri dari keinginan maupun obsesi terhadap kepemilikan yang sebetulnya bukan kebutuhan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita melakukan kekeliruan yang tidak perlu sampai terjadi,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita mengalami hari yang buruk atau bahkan terlibat dalam tragedi kehidupan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita merasakan derasnya perasaan gembira,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita penuh oleh antusiasme,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita tenggelam dalam nafsu rendahan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita salah melangkah dan menemukan jalan buntu,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita diperlakukan tidak adil dan menjadi frustasi ketika menemukan diri kita terjebak di dalam dunia yang tidak pernah berjalan secara ideal,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita mengalami hari yang hebat dan menggembirakan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita berbangga diri karena berhasil mencetak berbagai prestasi yang bergengsi,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita menang,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita kalah,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita berhasil,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita gagal,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita menikmati manisnya hidup,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita merasakan derita serta pahitnya kehidupan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita sukses dan berjaya yang mampu membuat kita lupa pada daratan,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita tergoda untuk putus asa ketika terjatuh dan terpukul hebat,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita tidak dikenal dan tidak diakui,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita digemari dan dipuja oleh banyak penggemar,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita muda,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Disaat kita tua,

Maka berpikirlah jernih,

Serta kedepankan akal sehat.

Itulah yang sering disebut sebagai,

Berkesadaran penuh,

Berlatih menguatkan alam sadar,

Agar kita menjadi berdaya dan memiliki kemampuan untuk mengatasi dominasi alam bawah sadar yang selama ini menguasai kehidupan mayoritas umat manusia.

Hanya pada saat kita terbaring untuk istirahat di malam hari,

Kita mengizinkan diri untuk mengistirahatkan kondisi mental kita setelah seharian penuh berlatih,

Tanpa berpikir,

Tanpa pikiran,

Namun tetap dengan pikiran yang jernih.

Pikiran yang jernih,

Adalah sebentuk kondisi batin,

State of mind”,

Adalah kata sifat,

Bukan kata kerja.

Pikiran yang jernih,

Ibarat kondisi air di sebuah kolam atau danau,

Ketika air di kolam tersebut jernih adanya,

Maka kita dapat melihat segala sesuatu yang ada di dasar kolam.

Ketika air kolam tersebut dalam kondisi keruh,

Maka kita tidak akan dapat melihat apapun di bawah permukaan air kolam tersebut.

Kolam pada perumpamaan di atas,

Adalah cerminan alam pikiran kita,

Yang seringkali dicemari oleh kekeruhan dunia,

Orang-orang yang beracun,

Maupun kebodohan batin kita sendiri,

Sebagai pencemar yang membuat keruh alam pikiran kita,

Sehingga kita bahkan gagal untuk mengenal diri kita sendiri,

Terlebih untuk mampu mengendalikan dan mengawasi perilaku maupun pikiran diri kita sendiri.

Mungkin ada baiknya serta sudah saatnya,

Untuk merevisi kredo kita di atas,

Menjadi berbunyi seperti di bawah ini.

Disaat kita tidak tahu apa yang perlu kita lakukan,

Maka jernihkanlah pikiran,

Serta hidupkan akal sehat.

Disaat kita tidak tahu apa yang harus kita katakan,

Maka jernihkanlah pikiran,

Serta hidupkan akal sehat.

Disaat kita tidak tahu apa yang sebaiknya kita pikirkan,

Maka jernihkanlah pikiran,

Serta hidupkan akal sehat.

Menjadi seorang yang berlatih meditasi,

Seorang meditator,

Bukanlah menjadi seseorang yang terampil dalam berpikir,

Namun mereka yang telah membiasakan diri serta terbiasa untuk menjernihkan pikiran,

Serta tetap sadar selama yang ia mampu dalam setiap aktivitasnya.

Menyadari dan menyelidiki setiap fenomena batin maupun fenomena fisik,

Bukan berpikir.

Pikiran yang jernih,

Membuat kita mampu melihat secara apa adanya.

Sementara itu,

Berpikir secara mendalam dapat menjerumuskan kita menjadi seorang spekulan,

Bilamana pikiran kita tidak jernih,

Alias pikiran yang keruh dan tercemar.

Adalah tidak mungkin alias mustahil,

Kita mampu berpikir secara jernih bila pikiran kita dalam kondisi keruh oleh cemaran dan polusi ataupun noda.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.