And This Is Good News for Good People. Dan Inilah Kabar Baik untuk Orang-Orang Baik

HERY SHIETRA, And This Is Good News for Good People. Dan Inilah Kabar Baik untuk Orang-Orang Baik

Like flowers in a forest alienated from human sight or from human life,
The flowers still bloom beautifully.
Full of charm,
Pretty,
Gorgeous,
And elegant,
Even though no one witnessed its beauty.
Perfectly bloomed beautifully and fragrantly,
That is the life mission of a flower.
A bee and a butterfly perched on the flower petals,
Enjoy its beauty,
Without damaging the flower,
Sharing excitement,
And give each other advantages between the flower and the bee.
Roses are beautiful but have thorns,
That is the perspective of someone who wants to pick those flowers,
Because a bee and a butterfly never bothered or are disturbed by thorns on the flower,
Because the bee and the butterfly never intended to pick the flower.
Likewise with a noble character full of kindness,
The sublime mind,
Sincere honesty,
Pure innocence,
Authentic softness,
Will still be a good person,
Whether or not there are other people watching.
They will still be good people who bloom perfectly.
Because that's what it is,
The mission of living good people,
Coloring this world with the beauty and charm of his kindness.
Keep behaving grand and noble,
Even though the people in the world out there are full of evil and bad behavior.
A flower blooms and becomes fragrant,
Is the personal mission of the flower's life,
It has nothing to do with how sometimes the sky is not friendly with lightning, thunderstorms, or drought with a long dry season,
Still these flowers bloom perfectly in time,
Blossom beautifully.
The flower keeps blooming when they sees an opportunity to grow and bloom,
Without having to beg for the kindness or mercy from the universe,
It also has nothing to do with people who see it or who don't.
A good person, be nice and full of nobleness of character,
Always being a personal mission of the life of a good person,
It has nothing to do with the presence or absence of other humans who know and acknowledge it or not.
Be valued or not appreciated by others,
Recognized or not recognized by others,
A good person is still a good person and should be praised by the wise,
The gods in the sky will be happy with that,
The realms of life will rejoice too,
And the universe will be happy too.
Otherwise,
Someone is called a bad person,
The presence or absence of God,
Still bad people do bad things,
Bring disaster and misfortune to other living creatures,
Be a nightmare for the various realms of life that is not visible,
Ruin the balance and harmony of the universe,
Resembles messages that are horrible and frightening for others.
Knowing or not, that the act is evil,
Still bad people behave badly.
The victim screams or can only remain silent when hurt, because he feels afraid of the arrogant culprit, who can hurt again if opposed,
Still bad people behave badly.
Afraid or not of the law of karma,
Still bad people think evil.
Whether or not there is a law governing and prohibiting,
Still bad people act evil and break existing rules.
Convicted by state law or social sanctions from the community,
Still, bad people don't stop from evil attitudes.
Whether or not the bad guys' evil deeds are known by others,
Still, the bad guy accustomed to evil.
Religious or not embrace any beliefs,
Still bad people are bad people.
Whether or not a bad person uses the body fragrance,
Still, bad people smell bad.
Whether or not the criminal is aware that he is contaminated by evil qualities,
Still bad people deserve to go to hell,
That's the law that applies when humans first existed on Earth, now, and in the future.
Do evil because intentionally or because of being negligent towards safety or the rights of others,
Still bad people enjoy their evil intentions,
Accustomed to his evil attitude,
Live life out of his evil thoughts,
Or even repay good with evil,
To repay patience with even greater evil,
Or even make good people as easy prey.
That's when bad people become synonymous with evil itself,
Become an inseparable self,
Become a part of his true self,
The crime itself,
As if, he could not live without doing evil,
Can not live without depriving the rights of others,
Can't live by robbing rice from someone else's plate,
Cannot live without hurting other living beings who also have the right to live and want to live.
Will bad karma be the result or not due to his evil deeds, in the near future or far in the future,
Still bad people are used to evil.
And here is the good news,
Bad people whom are hurt by another bad people,
The bad karma that is created will be very small,
Because of the quality of the bad people who are being the victims of crime,
Very far from good qualities.
Bad people,
It is appropriate, to be treated as evil as his evil behavior so far.
A swindler,
Must not refuse when one day he will be fooled.
A thief,
Has no right to refuse if in the future he becomes a victim of theft.
A persecutor,
It is inappropriate to file a complaint when he becomes a victim of persecution.
Otherwise,
Bad people who hurt good and holy people,
It's the same as creating enormous bad karma for the culprit himself,
An extraordinary foolishness,
Even still without fear of committing crimes against good and holy people,
Even still with great pleasure, back hurting and doing evil, again and again.
Like bad people who hurt a Buddha,
The deepest hell, it can be sure to be the fruit of bad karma for the evil doer.
That's why,
There is no greater retribution, the nature of the bad karma,
Instead of being a good and pure person,
Because when bad people hurt or injure good and holy people,
It's the same as the bad guy is destroying themselves.
That is what is referred to as,
The strongest self protection,
Namely by being a good and holy person.
The wise,
Most afraid of hurting especially hurting good and holy people,
While the fool always neglects every behavior or their action.
That's why,
The foolishness is very dangerous and becomes a real threat even to the perpetrators themselves.
© HERY SHIETRA Copyright.

Bagaikan bunga di hutan yang terasing dari pandangan maupun sentuhan manusia,
Bunga-bunga itu tetap mekar secara indahnya,
Penuh pesona,
Cantik,
Dan elegan,
Sekalipun tiada seorang pun yang menyaksikan keindahannya.
Mekar sempurna dengan indah dan harum,
Itulah misi hidup sekuntum bunga.
Seekor lebah dan kupu-kupu hinggap di atas kelopak bunga itu,
Menikmati keindahannya,
Tanpa merusak bunga itu,
Saling berbagi kegembiraan,
Dan saling memberikan keuntungan satu sama lain antara si bunga dan si lebah.
Bunga mawar indah namun memiliki duri,
Itu adalah perspektif seseorang yang ingin memetik bunga tersebut,
Karena seekor lebah dan kupu-kupu tidak pernah mempersoalkan ataupun terganggu oleh duri pada bunga itu,
Karena si lebah dan kupu-kupu memang tidak pernah berniat memetik sang bunga.
Begitupula dengan seorang yang berwatak mulia penuh kebaikan hati,
Pikiran yang luhur,
Kejujuran yang tulus,
Kepolosan yang murni,
Kelembutan yang otentik,
Akan tetap menjadi orang baik,
Ada ataupun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
Mereka akan tetap menjadi orang baik yang mekar secara sempurna.
Karena memang itulah,
Misi hidup orang-orang baik,
Mewarnai dunia ini dengan keindahan dan pesona kebaikan hatinya.
Tetap berperilaku agung dan bersikap mulia,
Sekalipun orang-orang di dunia luar sana penuh kejahatan dan keburukan perilaku.
Sekuntum bunga mekar dan menjadi harum,
Adalah misi personal hidup sang bunga,
Tiada sangkut paut dengan betapa langit terkadang tidak ramah dengan gemuruh petir, hujan badai, atau kekeringan dengan musim kemarau yang panjang,
Tetap saja bunga tersebut mekar sempurna pada waktunya,
Bersemi dengan indah.
Bunga itu tetap mekar ketika ia melihat adanya kesempatan untuk bertumbuh dan mekar,
Tanpa harus mengemis kemurahan hati serta belas kasihan dari alam semesta,
Tiada pula sangkut paut dengan manusia yang melihatnya ataupun yang tidak menyaksikan.
Orang baik bersikap baik dan penuh kemuliaan karakter,
Adalah misi personal hidup sang orang baik,
Tiada sangkut paut dengan ada atau tidaknya manusia lain yang mengetahui dan mengakuinya ataupun tidak.
Dihargai ataupun tidak dihargai oleh orang lain,
Diakui ataupun tidak diakui oleh orang lain,
Orang baik tetaplah seorang manusia yang baik dan patut dipuji oleh para bijaksana,
Para dewa di angkasa dengan itu akan turut bergembira,
Alam kehidupan akan turut bersukacita,
Dan alam semesta akan turut berbahagia.
Sebaliknya,
Seseorang disebut sebagai orang jahat,
Ada atau tidaknya Tuhan,
Tetap saja orang jahat berbuat jahat,
Membawa bencana dan kemalangan bagi makhluk hidup lainnya,
Menjadi mimpi buruk bagi berbagai alam kehidupan yang tidak terlihat,
Merusak keseimbangan dan keharmonisan alam semesta,
Menyerupai pesan-pesan yang menakutkan dan mengerikan bagi orang lain.
Tahu atau tidaknya, bahwa perbuatan tersebut adalah jahat adanya,
Tetap saja orang jahat berperilaku jahat.
Korbannya menjerit atau hanya dapat berdiam diri ketika disakiti karena takut pada pelakunya yang arogan yang dapat kembali menyakiti jika dilawan,
Tetap saja orang jahat bersikap jahat.
Takut atau tidaknya terhadap hukum karma,
Tetap saja orang jahat berpikiran jahat.
Sadar atau tidaknya terdapat hukum yang mengatur dan melarang,
Tetap saja orang jahat bersikap jahat dan melanggar aturan yang ada.
Dihukum atau tidaknya oleh hukum negara maupun sanksi sosial dari masyarakat,
Tetap saja orang jahat tidak berhenti dari sikap jahat.
Diketahui atau tidaknya perbuatan jahat orang jahat tersebut oleh orang lain,
Tetap saja orang jahat terbiasa jahat.
Beragama atau tidak memeluk keyakinan manapun,
Tetap saja orang jahat adalah orang jahat.
Memakai pengharum tubuh atau tidaknya orang jahat tersebut,
Tetap saja orang jahat berbau busuk.
Sadar atau tidaknya si pelaku kejahatan bahwa dirinya dicemari oleh sifat-sifat jahat,
Tetap saja orang jahat layak masuk neraka,
Itulah hukum yang berlaku saat manusia pertama kali eksis di muka Bumi, sekarang, dan dimasa yang akan datang.
Berbuat jahat karena sengaja maupun karena bersikap penuh kelalaian terhadap keselamatan atau terhadap hak-hak milik orang lain,
Tetap saja orang jahat menikmati niat jahatnya,
Terbiasa dengan sikap jahatnya,
Melangsungkan hidup dari pikiran jahatnya,
Atau bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan,
Membalas kesabaran dengan kejahatan yang lebih hebat lagi,
Atau bahkan menjadikan orang-orang baik sebagai mangsa empuk.
Itulah ketika orang jahat menjadi identik dengan kejahatan itu sendiri,
Menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
Menjadi bagian dari jati dirinya,
Kejahatan itu sendiri,
Seolah, dirinya tidak dapat hidup tanpa berbuat kejahatan,
Tidak dapat hidup tanpa merampas hak-hak orang lain,
Tidak dapat hidup dengan cara merampok nasi dari piring milik orang lain,
Tidak dapat hidup tanpa menyakiti makhluk hidup lainnya yang juga berhak untuk hidup dan ingin hidup.
Akan berbuah atau tidaknya buah karma buruk akibat perbuatan jahatnya, dalam waktu depat ataupun jauh dimasa mendatang,
Tetap saja orang jahat terbiasa jahat.
Dan berikut inilah kabar baiknya,
Orang jahat yang disakiti oleh orang jahat,
Karma buruk yang tercipta akan sangat kecil,
Karena kualitas diri orang jahat yang menjadi korban kejahatan,
Sangatlah jauh dari sifat-sifat baik.
Orang jahat,
Memang sudah selayaknya diperlakukan sama jahat sebagaimana perilaku jahatnya selama ini.
Seorang penipu,
Tidak boleh menolak ketika kelak dirinya akan tertipu.
Seorang pencuri,
Tidak punya hak untuk menolak jika dikemudian hari dirinya menjadi korban pencurian.
Seorang penganiaya,
Tidak pantas untuk mengajukan komplain ketika dirinya kelak menjadi korban penganiayaan.
Sebaliknya,
Orang jahat yang menyakiti orang-orang baik dan suci,
Sama artinya menciptakan karma buruk yang sangat besar bagi diri pelakunya itu sendiri,
Suatu kebodohan yang luar biasa bodohnya,
Bahkan masih juga dengan tanpa rasa takut melakukan kejahatan terhadap orang-orang baik dan suci,
Bahkan juga masih dengan penuh kesenangan hati kembali menyakiti dan berbuat jahat.
Bagaikan orang-orang jahat yang menyakiti seorang Buddha,
Neraka terdalam, dapat dipastkan akan menjadi buah karma buruk bagi si pelaku kejahatan.
Karena itulah,
Tiada pembalasan yang lebih besar sifat buah karma buruknya,
Daripada menjadi seseorang yang baik dan suci,
Karena ketika orang jahat menyakiti atau melukai diri orang baik dan suci,
Sama artinya si orang jahat sedang menghancurkan diri mereka sendiri.
Itulah yang disebut sebagai,
Perlindungan diri terkuat,
Yakni dengan menjadi orang yang baik dan suci.
Para bijaksana,
Paling takut melukai terlebih menyakiti orang-orang baik dan suci,
Sementara si dungu selalu melalaikan setiap perilaku maupun perbuatannya.
Karena itulah,
Sifat dungu sangat amat berbahaya serta menjadi ancaman nyata bahkan bagi diri si pelaku kejahatan itu sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.