Keep Moving On, That's the Best Way to Get Revenge. Tetap Melanjutkan Kehidupan, Itulah Cara Terbaik untuk Membalas Dendam

HERY SHIETRA, Keep Moving On, That's the Best Way to Get Revenge. Tetap Melanjutkan Kehidupan, Itulah Cara Terbaik untuk Membalas Dendam

When we are obsessed to revenge or obsession to fight back, against those who have been hurting and harming us,

While we do not yet have sufficient strength to carry out resistance or counterattack,

Then it can bring us down,

Mired in the abyss of despair that is so deep and steep,

Until hit by a great depression.

Instead of blaming the darkness,

We’d better light a lamp.

At the point where we hit a dead end,

So we need to work on changing our approach,

Like water that can always find gaps for it to keep moving and flowing dynamically.

By continuing to live well,

And take good care of ourselves,

That’s the best way to get revenge,

That is the solution to this crisis.

Many of us have experienced,

Become a victim,

But called a freak,

As an unreasonable person,

As a stressed person,

As a person who is disrespectful for screaming in pain,

By society or even by the perpetrator himself,

As if the perpetrator who has harmed his victim is already polite and deserves protection.

Victim, reproached.

Meanwhile the perpetrators were not criticized at all.

This world is really crazy,

Working with the chaotic laws of nature.

Eat or be eaten.

Evil humans, as much as those who have irrational ways of thinking.

When we lose because we lose,

Choose not to suffer more losses,

And keep taking care of our bodies and minds as best we can,

By remaining compassionate and kind to ourselves.

Staying sane amidst the world’s insanity,

It’s not an easy matter,

Because this world has become a big problem itself.

If we are not being kind to ourselves,

Then who else?

There’s no one we can really count on,

Except ourselves.

The gods,

They are blind and deaf.

Even,

God who created all the evil and decay that exists in this world,

Closes his eyes.

The law of karma does not actually exist,

Where we are played by life like playing dice on a dice board,

There really is no certainty.

Trying luck is like betting on luck.

Righteous and good people,

Eliminated.

Those who are evil

Have fun winning life and become the king of life.

The law of karma,

The court room after death,

All of that is just an imaginative pseudo hope,

In fact it doesn’t really exist.

Nice and good people,

Always oppressed and persecuted,

That’s how history keeps repeating and recording it until this moment.

Meanwhile the wicked live more fortunately,

Their crimes are completely without any consequences for the perpetrator himself.

Evil creatures,

Devil human,

Black magician,

No exception evil ghost,

Rampant,

Rule the world,

Unstoppable and unstoppable.

Neither the world police nor the spirit world police truly uphold justice.

Justice,

What a special thing for us but far out of reach,

Because indeed the concept of justice is so abstract and full of delusions.

A dreamer yearns for justice as well as bad karma that bears fruit for the evildoer,

But all he got was a pseudo empty hope.

Karma,

Doesn’t really exist.

Criminals,

Devil humans,

Including the evil demons,

Rampant,

Like a king who keeps preying on victims.

Here,

Crazy world created by God,

Great work of God.

That is why,

A real good humans,

It’s almost extinct,

Leaving a crowd of predatory humans.

We can find gold and precious metals,

It’s as easy as coming to a gold shop.

Find good and honest people,

It’s like looking for a needle that has fallen from the sky into the ocean.

This world is full of scum,

Police hurt civilians,

Siblings betray fellow siblings,

Even parents prey on their own children.

God knows all of this,

And planned it all,

Even watching while enjoying the results of the plan as well as permission and showing off his power so that it can happen.

In the name of trials,

Even though humans are as old as the age of this planet earth,

The craziness continued on and on.

The gods are selfish,

They are blind and deaf.

Meanwhile the ridiculous ascetics fooled mankind through false hopeful teachings,

It’s called the law of karma.

They sell false hope.

However,

Even though we have realized all these bitter facts,

We still need to move on.

There is no other choice.

Give up,

Then we really “GAME OVER”.

Don’t give up,

Our hearts still beat pumping life for us,

Our pulse to work hard to supply life for us.

As long as we can still breathe,

Keep on living,

Rise again,

While still struggling to find an opening to slowly creep out of this world's craziness,

Keep fighting until you get freedom.

Don’t give up on life,

Even though this life has never been and will never be fair to us.

Do not give up,

So therein lies the hope.

Give up,

Then those who have had bad intentions towards us will feel happy and win.

Don’t ever give up,

All of these are factors of persistence of heart and soul.

No matter how evil people are towards us,

No matter how bad this world treats us,

No matter how unfair the universe is towards us,

Even though God seems not on our side or even dead,

Keep cherishing our lives,

Love ourselves,

Respect ourselves.

Keep on living our lives,

O myself.

Go on with your life,

O my friend who is also suffering.

Maybe by the time we find a glimmer of hope,

We will find out,

That this world is not as thin as a bamboo leaf.

Keep on living well,

If necessary, build happiness and achieve success,

That’s the smartest way to channel the energy of desire for revenge.

When we gain happiness and are happy,

Then we’ve won.

The rest,

About the craziness of this world,

That’s none of our business.

That is God’s business and responsibility.

We just have to laugh at how incompetent God is.

At that moment,

We can laugh,

Laugh at this life,

How God is no different from a silly clown.

According to you,

Is there anything more ridiculous than this life created by God?

If you may choose,

So what would you choose,

Ever born or never born at all?

Let us not be delusional about heaven and hell.

If only in this human world,

Justice does not really exist,

Then based on what delusion,

You think that there will be justice after death?

Whatever other people do,

Keep being kind to yourself,

That's our main task.

That’s our way to maintain sanity.

God gives trials?

Nature and this human world alone is crazy enough,

How could God feel that there is not enough madness in this world?

It would be better if this world never existed and never was created.

© HERY SHIETRA Copyright.

 

Ketika kita terobsesi untuk membalas dendam ataupun obsesi melakukan perlawanan terhadap mereka yang selama ini menyakiti dan merugikan diri kita,

Sementara kita belum memiliki kekuatan memadai untuk melakukan perlawanan maupun serangan balik,

Maka hal tersebut dapat membuat kita terpuruk,

Terperosok dalam jurang keputusasaan yang begitu dalam dan terjal,

Hingga terpukul oleh depresi yang hebat.

Daripada menyalahkan kegelapan,

Lebih baik kita nyalakan pelita.

Pada titik dimana kita menemukan jalan buntu,

Maka kita perlu berupaya mengubah pendekatan kita,

Bagaikan air yang selalu dapat menemukan celah untuk ia terus bergerak dan mengalir secara dinamis.

Dengan tetap melanjutkan hidup secara baik-baik,

Dan merawat diri kita secara baik-baik,

Itulah cara membalas dendam yang terbaik,

Itulah solusi dari kemelut ni.

Tidak sedikit diantara kita yang pernah mengalami,

Menjadi korban,

Namun disebut sebagai orang aneh,

Sebagai orang tidak waras,

Sebagai orang stres,

Sebagai orang yang tidak sopan karena menjerit kesakitan,

Oleh masyarakat atau bahkan oleh sang pelaku itu sendiri,

Seolah sang pelaku yang telah menjahati korbannya adalah sudah sopan dan terpuji.

Korban, dicela.

Sementara itu pelakunya sama sekali tidak dikritik.

Dunia ini benar-benar gila,

Bekerja dengan hukum alam yang kacau.

Memakan atau dimakan.

Manusia-manusia yang jahat sama banyaknya dengan mereka yang memiliki cara berpikir irasional.

Ketika kita merugi karena dirugikan,

Pilihlah untuk tidak semakin menderita kerugian,

Dan tetaplah merawat tubuh serta pikiran kita sebaik yang kita mampu,

Dengan tetap berwelas kasih serta bersikap baik terhadap diri kita sendiri.

Tetap menjaga kewarasan ditengah-tengah ketidakwarasan dunia,

Bukanlah persoalan mudah,

Karena dunia ini sudah menjadi persoalan besar itu sendiri.

Jika bukan diri kita yang bersikap baik terhadap diri kita sendiri,

Maka siapa lagi?

Tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat kita andalkan,

Kecuali diri kita sendiri.

Para dewa,

Mereka sudah buta dan tuli.

Bahkan,

Tuhan yang menciptakan semua kejahatan dan kebusukan yang ada di dunia ini,

Menutup mata.

Hukum karma senyatanya tidak benar-benar eksis,

Dimana kita dipermainkan oleh kehidupan bagaikan bermain dadu di atas papan dadu,

Benar-benar tiada kepastian.

Mengadu nasib bagai mengadu untung-untungan.

Orang-orang yang benar dan baik,

Tersingkirkan.

Mereka yang jahat,

Bergembira ria memenangkan kehidupan dan menjadi raja kehidupan.

Hukum karma,

Ruang peradilan setelah kematian,

Kesemua itu hanyalah harapan semu yang imajinatif,

Senyatanya tidak benar-benar ada.

Orang-orang baik,

Selalu tertindas dan teraniaya,

Begitulah sejarah terus berulang dan mencatatnya hingga detik ini.

Sementara itu orang-orang jahat hidup secara lebih beruntung,

Kejahatan-kejahatan mereka benar-benar tanpa konsekuensi apapun bagi si pelakunya itu sendiri.

Makhluk-makhluk jahat,

Iblis,

Pelaku sihir hitam,

Hingga jin-jin jahat,

Merajalela,

Merajai dunia,

Tidak terbendung dan tidak terhentikan.

Tiada polisi dunia maupun polisi dunia arwah yang benar-benar menegakkan keadilan.

Keadilan,

Sungguh hal yang istimewa bagi kita namun jauh dari jangkauan,

Karena memang konsep mengenai keadilan begitu abstrak serta penuh delusi.

Seorang pemimpi mendambakan keadilan maupun karma buruk yang berbuah bagi si pelaku kejahatan,

Namun yang ia dapat hanyalah haparan kosong yang semu.

Karma,

Tidak benar-benar eksis adanya.

Para penjahat,

Manusia-manusia iblis,

Hingga setan-setan jahat,

Merajalela,

Bagaikan raja yang terus memangsa korban.

Inilah,

Dunia gila hasil ciptaan Tuhan,

Karya besar Tuhan.

Itulah sebabnya,

Manusia-manusia yang baik,

Sudah hampir punah,

Menyisakan sekerumuman manusia-manusia predator.

Kita dapat menemukan emas dan logam mulia,

Semudah datang ke toko emas.

Menemukan orang baik dan jujur,

Bagaikan mencari jarum yang terjatuh dari atas langit ke dalam lautan samudera.

Dunia ini penuh sesak oleh manusia-manusia sampah,

Polisi menyakiti warga sipil,

Saudara kandung mengkhianati sesama saudara kandung,

Bahkan orangtua memangsa anaknya sendiri.

Tuhan tahu kesemua ini,

Dan merencanakan kesemua itu,

Bahkan menonton sembari menikmati hasil rencana serta izin maupun kuasanya sehingga bisa terjadi.

Dengan mengatasnamakan cobaan,

Sekalipun umur manusia sudah sama tuanya dengan usia planet bumi ini,

Kegilaan-kegilaan terus berlanjut secara bertubi-tubi.

Para dewa bersikap egois,

Mereka sudah buta dan tuli.

Sementara itu para petapa konyol membodohi umat manusia lewat ajaran penuh harapan semu,

Bernama hukum karma.

Mereka berjualan harapan semu.

Namun,

Sekalipun kita telah menyadari kesemua fakta pahit ini,

Kita tetap perlu melanjutkan hidup.

Tidak ada pilihan lain.

Menyerah,

Maka kita benar-benar “GAME OVER”.

Janganlah menyerah,

Jantung kita masih berdenyut memompa kehidupan bagi kita,

Nadi kita bagi bekerja keras menyuplai kehidupan bagi kita.

Sepanjang kita masih bisa bernafas,

Teruskan hidup,

Bangkit kembali,

Sembari tetap berjuang mencari celah untuk merayap perlahan keluar dari kegilaan dunia ini,

Terus berjuang hingga memeroleh kebebasan.

Jangan menyerah pada kehidupan,

Sekalipun kehidupan ini tidak pernah dan tidak akan pernah adil terhadap kita.

Tidak menyerah,

Maka disitulah harapan berada.

Menyerah,

Maka mereka yang selama ini berniat buruk terhadap diri kita akan merasa senang dan menang.

Jangan pernah menyerah,

Semua ini adalah faktor kegigihan hati dan jiwa.

Sejahat apapun orang-orang terhadap kita,

Seburuk apapun perlakuan dunia ini terhadap kita,

Setidak adil seperti apapun alam semesta terhadap kita,

Sekalipun Tuhan tampak tidak berpihak kepada kita atau bahkan sudah mati,

Tetap hargai hidup kita,

Sayangi diri kita,

Kasihi diri kita.

Tetap lanjutkan hidup kita,

Wahai diriku sendiri.

Lanjutkanlah hidupmu,

Wahai kawanku yang juga menderita.

Mungkin pada saat kita menemukan secercah harapan,

Kita akan menyetahui,

Bahwa dunia ini tidaklah setipis daun bambu.

Tetap lanjutkan hidup secara baik-baik,

Jika perlu, bangun kebahagiaan dan meraih kesuksesan,

Itulah cara paling cerdas untuk menyalurkan energi hasrat untuk membalas denda.

Ketika kita memperoleh kebahagiaan dan berbahagia,

Maka kita sudah menang.

Selebihnya,

Perihal kegilaan dunia ini,

Itu bukanlah urusan kita.

Itu menjadi urusan serta tanggung jawab Tuhan,

Kita cukup menertawakan betapa tidak kompetennya si Tuhan itu.

Pada saat itulah,

Kita bisa tertawa,

Menertawakan kehidupan,

Betapa Tuhan tidak beda dengan badut yang konyol.

Menurut Anda,

Adakah yang lebih konyol daripada kehidupan ciptaan Tuhan ini?

Jika Anda boleh memilih,

Maka apakah yang akan Anda pilih,

Pernah dilahirkan atau tidak pernah dilahirkan sama sekali?

Janganlah kita berdelusi perihal surga dan neraka.

Jika di dunia manusia ini saja,

Keadilan tidak benar-benar eksis,

Maka atas dasar delusi apakah,

Anda berpikir bahwa akan ada keadilan setelah kematian?

Apapun perbuatan orang lain,

Tetap berskap baik terhadap diri kita sendiri,

Itulah tugas utama kita.

Itulah cara kita untuk mempertahankan kewarasan.

Tuhan memberikan cobaan?

Alam dan dunia manusia ini saja sudah cukup gila,

Bagaimana mungkin Tuhan merasa belum cukup melimpahnya kegilaan di dunia ini?

Dunia ini lebih baik tidak pernah ada dan tidak pernah tercipta.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.