KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Gado-Gado Bumbu PESTISIDA, Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

GERAKAN SELAMATKAN KESEHATAN WARGA BOJONG INDAH, CENGKARENG, JAKARTA BARAT

Gado-Gado Carina JUAL MAHAL NAMUN TIDAK MENGHARGAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KONSUMENNYA!

Menjual masakan yang sama sekali tidak dicuci, beracun, membahayakan kesehatan konsumen, apakah tergolong HALAL? Makanan beracun adalah HARAM, PENJUALNYA LEBIH HARAM LAGI!

Terdapat rumah makan yang menjual masakan tradisional semacam “gado-gado” dan “karedok”, bernama “GADO-GADO CARINA” di Jl. Carina Sayang, RT.5/RW.10, Rw. Buaya, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Sebagaimana kita ketahui, hampir seluruh komponen gado-gado maupun karedok merupakan berbahan baku sayur-sayuran, terutama karedok yang bahannya ialah sayuran mentah yang tidak dimasak, sehingga higienisme menjadi syarat mutlak dan merupakan hak calon konsumen untuk memastikan apa yang mereka beli, bayar, dan makan.

Anak kecil sekalipun mengetahui, sayur-mayur di Indonesia ditanam dengan gempuran semprotan pestisida yang karsinogenik pemicu kanker serta MEMATIKAN (sehingga siapa bilang tidak berbahaya?), terutama dimakan tanpa dicuci bersih terlebih dahulu dari residu pestisida yang menempel dan mengerak di sayuran tersebut.

Belum lagi kotoran tikus, kencing tikus, kotoran anjing, bakteri, virus, kuman penyakit, paparan zat-zat kimiawi saat proses menanam maupun panen, hingga distribusi dan tangan-tangan manusia yang terlibat dalam rantai pasokan hingga ke pasar dan dibeli oleh pemilik Gado-Gado Carina, yang seketika itu juga dimasukkan ke ulekan gado-gado dan karedok untuk dijual dan dimakan oleh konsumennya, TANPA DICUCI SAMA SEKALI!

Sungguh penjual makanan yang TIDAK BERTANGGUNG-JAWAB, JAHAT, dan MENCELAKAI KONSUMEN YANG MEMBAYAR MAHAL, BERTAHUN-TAHUN!

Gado-Gado JOROK! WARNING, BAHAYA BUAT KESEHATAN KONSUMEN!

Kita mungkin berasumsi bahwa memakan sayur adalah sehat, dan itulah manipulasi Gado-Gado Carina, menciptakan delusi kepada konsumennya bahwa membeli gado-gado maupun karedok di rumah makan Gado-Gado Carina adalah menyehatkan dan bisa memenuhi kebutuhan asupan sayur-mayur untuk kesehatan tubuh. Namun, mengharap sehat dengan bayar mahal, justru diberi makan RACUN dan KOTORAN!

Namun, jadilah konsumen yang cerdas plus bijaksana. Pengalaman nyata berikut, dapat Anda dan para warga coba buktikan sendiri. Tanyakanlah pertanyaan wajar berikut kepada sang ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina, "Apakah sayurnya sudah dicuci?"

Anda tahu apa respon sang ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina?

MARAH-MARAH, MURKA, MENGAMUK, MENCACI-MAKI, dan MENGOLOK-OLOK CALON KONSUMEN, dengan berulang-kali mendiskredit calon konsumennya dengan menyebut sebagai "Pertanyaan aneh!" lalu melecehkan calon konsumen.

Tidak percaya? Buktikan sendiri!

Ini bukan hal sepele, namun urusan KESEHATAN KONSUMEN! Semestinya Gado-Gado Carina di-brendel oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) karena sudah bertahun-tahun mencelakai KESEHATAN KONSUMENNYA TANPA RASA MALU TERLEBIH MERASA BERDOSA.

Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

Semestinya cukup jawab, "Ya" atau "Tidak", untuk apa marah-marah dan memaki calon konsumen yang berhak untuk tidak BELI KUCING DALAM KARUNG. Undang-Undang Perlindungan Konsumen sudah menegaskan, hak konsumen ialah memastikan tidak ada CACAT TERSEMBUNYI.

Kita semua tahu, semua sayuran di Indonesia memakai pestisida, radikal bebas yang memicu kanker, TERLEBIH DIMAKAN TANPA DICUCI BERSIH—jangankan bersih, DICUCI PUN TIDAK!!!

Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

Sayur-mayur yang sehat dan aman bagi manusia untuk dikonsumsi, mengatur dua syarat mutlak, yakni : Pertama, DICUCI. Kedua, hingga BERSIH, bukan sekadar dibilas formalitas.

Ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina TIDAK TAKUT DOSA MENCELAKAI KESEHATAN KONSUMENNYA, BERTAHUN-TAHUN, namun sok agamais memakai jilbab.

Rupanya seperti itu, ajaran agama Islam?! Yang mencemari nama suatu agama, ialah umat agama itu sendiri.

Bertahun-tahun mencelakai konsumennya, lantas mengharap masuk surga lewat iming-iming HAPUS DOSA?

Enak di pelaku, rugi di korban!

Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

Mau untung besar, harga dijual 2 kali harga gado-gado gerobakan, namun kualitas GEROBAKAN!

Konsumen bayar mahal maka berhak untuk mengharap selamat!

Mau untung besar, tidak mau sewa karyawan untuk cuci sayur untuk dijual ke konsumen, kesehatan konsumen yang DIKORBANKAN! Penjual gado-gado yang JAHAT, itulah sang iblis pemilik Gado-Gado Carina!

Kata-kata ini sempat terlontar keluar dari mulut sang ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina, "Saya beli sayur berkarung-karung, NGAK MUNGKIN LAH SAYA CUCI ITU SAYUR SEBANYAK ITU!"

Artinya, sudah berkarung-karung dan sebanyak itulah Gado-Gado Carina MENCELAKAI KESEHATAN KONSUMENNYA, setiap harinya selama bertahun-tahun!

Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

Ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina memakan dan memasukkan makanan halal ke dalam mulutnya, namun apa yang ia keluarkan dari mulutnya penuh RACUN, JAHAT, KOTOR, BUSUK, dan TERCELA!

Bukanlah lucu, sang ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina makan makanan yang ia cuci bersih, sementara itu konsumennya yang bayar mahal diberi makan sayuran BERACUN PESTISIDA KIMIA TANPA DICUCI! Jangankan bersih, DICUCI PUN TIDAK!

Jangankan higienis dan sehat, DICUCI PUN TIDAK! JOROK, TOXIC, BERACUN, BERBAHAYA, DAN MENCELAKAI PERUT DAN KESEHATAN MASYARAKAT!

Dikasih gratiis pun, saya menolak!

Hanya konsumen dan pembeli yang bodoh, yang membiarkan kesehatannya dirusak, bayar mahal pula!

Mau dan mengharap sehat, malah celaka oleh KESERAKAHAN pemilik Gado-Gado Carina. Jika Anda ingin melihat wajah iblis yang tidak takut dosa, datanglah dan kunjungilah Gado-Gado Carina, meseum tempat iblis mencari mangsa dengan menjadikan konsumennya sebagai “mangsa empuk”.

DURHAKA kepada konsumennya, bukan sekadar arogansi.

Ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina adalah KRIMINAL yang melanggar Undang-Undang Kesehatan

Testimoni ini dapat kami pertanggungjawabkan secara hukum negara, Hukum Karma, maupun moralitas, agar masyarakat menaruh waspada, tidak turut celaka, dan terhindari dari modus jahat Gado-Gado Carina.

Karena sejujurnya, penulis dan keluarga penulis merupakan pelanggan lama Gado-Gado Carina selama bertahun-tahun lama sebelum kejadian di atas, yang artinya penulis dan keluarga penulis sudah jadi KORBAN bertahun-tahun oleh KEJAHATAN Gado-Gado Carina.

Kami berhak MENGUTUK ibu-ibu pemilik Gado-Gado Carina agar masuk NERAKA! Sungguh perbuatan yang BIADAB dan TERCELA!

Gado-Gado Carina Sayang Bojong Indah, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat

Jangan sepelekan resiko bahaya dibalik sayur yang tidak dicuci sebelum dimakan, sebagaimana artikel bertajuk “Dua Orang Tewas Karena Konsumsi Sayur Tanpa Dicuci, Hati-Hati yang Sering Makan Di Luar Rumah!”, oleh Virny Apriliyanty, sumber : https:// sajiansedap .grid.id/read/10911641/dua-orang-tewas-karena-konsumsi-sayur-tanpa-dicuci-hati-hati-yang-sering-makan-di-luar-rumah?page=all, yang memberitakan sebagai berikut:

Siapa yang mau makan sayuran yang belum dicuci? Semua pasti menggelengkan kepala.

Namun, tanpa sadar, kita pasti pernah atau bahkan sering mengonsumsi sayuran yang tidak dicuci, apalagi Anda yang sering makan di luar rumah. Soalnya, siapa yang bisa memastikan, warung kaki lima hingga rumah makan selalu mencuci sayuran yang diolahnya?

Kadang karena kerepotan, banyak oknum pedagang langsung memasak sayuran tanpa lagi mencucinya. Hasilnya, kita tanpa sadar akan mengonsumsi sayuran beserta juga kotoran dari perkebunan hingga pasar.

Belum lagi aneka bintang kecil yang biasanya menempel pada batang sayuran. Mengerikan, kan?

Kejadiaan Nahas Karena Sayuran Tidak Dicuci.

Selain menjijikan, sayuran yang tidak dicuci juga bisa sangat berbahaya bagi kesehatan. Penyebabnya adalah, sayuran dan buah mengandung bakteri E.coli O157 yang sangat berbahaya. Bakteri ini ditemukan di usus dan kotoran banyak hewan, terutama sapi.

Jadinya, sayuran bisa terpapar E.coli O157  dari aneka binatang dan serangga yang hinggap selama proses penanaman. Bayangkan kalau sampai ada hewan-hewan kecil yang meninggalkan kotorannya pada sayuran yang kemudian kita makan.

Tubuh akan terpapar E.coli O157  dan dalam kondisi tertentu, kita bisa mengalami diare disertai darah dan sakit teramat pada perut. Kasus bakteri E.coli ini sempat jadi perhatian publik Inggris pada tahun 2016 lalu.

Menurut BBC.com, selama tahun itu, di Inggris telah ditemukan 150 kasus pasien E.coli O157 . 62 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan dua orang meninggal dunia.

Penelitian menunjukkan kalau bakteri E.coli O157  ini masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi salad yang tinggi di Inggris. Karena faktor kepraktisan, warga Inggris lebih suka membeli mix salad siap pakai yang dijual di supermarket.

Nah, sayangnya, banyak yang langsung mengonsumsi tanpa mencucinya terlebih dahulu. Akibatnya, wabah E.coli O157  pun menyebar di Inggris, Wales sampai Skotlandia.

Karena itu, pemerintah langsung mengeluarkan pengumuman yang mengingatkan pembeli untuk benar-benar mencuci salad agar tidak menjadi sumber wabah E.coli O157. Betul-betul berbahaya!

Bakteri E.coli O157 di Indonesia.

Bakteri E.coli sendiri sebenarnya bisa kita temukan di dalam usus manusia. Kebanyakan tidak berbahaya, tapi ada juga segelintir yang bisa membahayakan tubuh, salah satunya adalah bakteri E.coli O157. Bakteri inilah yang bisa menyebabkan sakit hingga kematian pada manusia.

Nah, seperti diketahui di atas, bakteri E.coli O157 paling sering ditemukan pada sayuran mentah seperti salad. Masyarakat Indonesia memang tidak sering mengonsumsi salad—namun masyarakat Indonesia mengenal “gado-gado” terlebih “keredok” yang disajikan secara mentah dengan bumbu pecel.

Tapi, jangan lupa, kita punya lalapan yang selalu dikonsumsi dalam kondisi mentah (semisal sajian masakan tradisional Sunda). Kala membeli lauk di rumah makan, yakinkah Anda kalau penjual sudah mencuci lalapannya terlebih dulu?

Wah, jadi ragu, kan?

Karena itu, ada baiknya kita selalu mencuci kembali lalapan sebelum dikonsumsi. Pastikan juga air yang digunakan untuk mencuci berasal dari sumber yang baik.

Mencuci sayur akan menghilangkan sebagian besar E.coli O157 pada sayuran dan juga buah sehingga lebih aman dikonsumsi tubuh. Lebih amannya lagi kalau sayurannya telah dimatangkan terlebih dulu karena E.coli O157 akan mati pada suhu 100 derajat Celcius.

Yuk, pastikan bahan yang masuk ke dalam tubuh kita lebih banyak membawa manfaat ketimbang penyakit.

Pemberitaan yang senada dapat kita jumpai dalam “Hati-Hati, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Jika Kita Makan Buah dan Sayur yang Tidak Dicuci”, oleh : Avisena Ashari, sumber https:// bobo. Grid .id/read/082254406/hati-hati-ini-risiko-yang-bisa-terjadi-jika-kita-makan-buah-dan-sayur-yang-tidak-dicuci?page=all, dengan kutipan sebagai berikut:

Mengonsumsi buah dan sayur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita. Dengan mengonsumsi buah dan sayur, kita bisa mendapatkan asupan serat, vitamin, dan mineral yang mungkin belum cukup kita dapatkan dari makanan lainnya.

Tapi jangan lupa bahwa buah dan sayur yang kita konsumsi harus bersih. Makanya, kita dianjurkan untuk mencuci buah dan sayur dengan baik dan benar. Mencuci buah dan sayur sangat penting untuk mencegah kuman dan kotoran yang mungkin menempel, ikut masuk ke perut kita.

Apa Risiko yang Bisa Terjadi Jika Makan Buah dan Sayur yang Tidak Dicuci? Kita Bisa Menelan Kotoran atau Serangga. Kalau tidak dicuci lebih dulu, kita bisa tanpa sengaja menelan bakteri atau kuman dari tanah yang menempel pada buah atau sayur.

Di samping itu, saat dipanen, buah dan sayur mungkin bisa dihinggapi serangga. Karenanya, kita harus mencuci buah dan sayur menggunakan air mengalir untuk membersihkannya.

O iya, meskipun ada buah yang kulitnya tidak dimakan, seperti melon atau semangka, kita mungkin memegang kulitnya saat makan. Buah berkulit keras bisa dibersihkan menggunakan sikat lebih dulu, ya.

Berisiko Membuat Sakit.

Buah dan sayur yang ditanam di kebun tumbuh di tanah dan diberi air, karenanya mungkin bagian luar buah dan sayur terpapar mikroorganisme. Mikroorganisme seperti bakteri E. coli, Salmonella, Listeria, dan Shigella bisa menyebabkan keracunan makanan.

Keracunan karena bakteri yang masuk ke tubuh melalui makanan ini menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Kalau keracunan makanan yang terjadi parah, itu bisa menyebabkan kondisi yang berbahaya seperti gagal ginjal dan meningitis.

Hal ini lebih berisiko terjadi pada orang dengan sistem imun yang lemah, atau anak-anak di bawah 5 tahun.

Mencuci Buah dan Sayur dengan Benar.

Cara mencuci buah dan sayur adalah menggunakan air mengalir. Arus dari aliran air inilah yang membantu 'merontokkan' kuman-kuman di kulit buah. Sebaiknya kita juga menggosok kulit buah untuk memastikan buah benar-benar bersih.

Pastikan tangan kita juga sudah bersih, ya, sebelum mencuci buah dan sayur. Setelah selesai mencuci buah dan sayur, jangan lupa juga untuk menunggunya kering sebelum dimakan. Atau teman-teman bisa mengeringkannya menggunakan tisu yang bersih. Tapi perlu diingat kalau metode membersihkan buah ini hanya bisa dilakukan pada buah yang memiliki kulit keras. Misalnya seperti buah jeruk, apel, atau pir.

Pemberitaan mengerikan serupa lainnya dapat kita jumpai dalam “Alasan Buah dan Sayur Harus Dicuci Bersih sebelum Dimakan”, sumber :https:// gaya. Tempo .co/read/1274564/alasan-buah-dan-sayur-harus-dicuci-bersih-sebelum-dimakan:

Ada dua risiko utama makan sayur dan buah yang tidak dicuci, yakni kontaminasi bakteri dan pestisida. Dilansir Medical News Today, pada 2016 misalnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyelidiki wabah listeriosis yang dirawat di rumah sakit 19 orang. Satu orang meninggal karena infeksi.

Baru-baru ini, pada Januari 2019, Trusted Source, CDC, FDA, dan pejabat kesehatan di beberapa negara bagian dan Kanada menyelidiki wabah infeksi Escherichia coli (E. coli) dari selada romain yang terkontaminasi.

Wabah ini mempengaruhi 62 orang di 16 negara bagian, tetapi tidak ada kematian. Meskipun pestisida dapat membantu petani menanam lebih banyak makanan, mereka juga memiliki banyak risiko kesehatan. Akan sulit untuk menghindari pestisida, karena banyak tanaman yang tidak ditargetkan memiliki paparan bahan kimia ini.

Menurut Kelompok Kerja Lingkungan, sebuah organisasi nirlaba, hampir 70 persen buah dan sayuran di Amerika Serikat memiliki residu pestisida, bahkan setelah dicuci. Buah dan sayur dapat terinfeksi oleh bakteri berbahaya pada berbagai sumber yang berbeda.

Selama fase pertumbuhan, kontaminasi dapat terjadi melalui kontak hewan, zat berbahaya di tanah atau air, dan kebersihan yang buruk. Buah-buahan dan sayuran juga dapat terkontaminasi setelah panen. Bahkan, di rumah produk dapat terkontaminasi karena penyimpanan yang tidak tepat dan selama persiapan makanan.

Dalam ringkasan tahunan 2017 dari Program Data Pestisida, USDA melaporkan sayur dan buah yang menghasilkan kadar pestisida yang melebihi toleransi EPA, antara lain asparagus, kranberi segar, mentimun, kubis, bawang, kacang polong, dan ubi jalar.

Menurut peraturan USDA, petani organik dapat menggunakan pestisida tertentu sebagai upaya terakhir untuk pengendalian hama. Misalnya, mikroorganisme yang terjadi secara alami, insektisida nabati, dan beberapa zat sintetis yang disetujui diizinkan.

Oleh karena itu, jangan lupa mencuci sayur dan buah sebelum mengonsumsinya. Jangan sampai buah dan sayur yang seharusnya menyehatkan justru membawa penyakit untuk Anda dan keluarga.