SENI PIKIR & TULIS
Sebuah Prediksi : Teori Relativitas Vs. Penemuan
MATERI GELAP, Pertarungan Ilmu Pengetahuan Masa Depan
Spekulasi Dibalik Ilmu Pengetahuan dan Sains Paling Modern Sekalipun
Banyak yang Lebih Jenius daripada Einstein, namun
Tenggelam karena (Semata) Faktor Kurang Beruntung
Sungguh betapa ringkih dan rapuhnya landasan yang menjadi fondasi dari ilmu pengetahuan (Iptek), tempat kita bertopang dan menopangkan asumsi sebagai roda kehidupan, sekalipun itu di era dengan zaman serba digital yang canggih ini. Bagaimana tidak, sifat keberlakuan atau kebenarannya hanyalah nisbi semata (lawan kata “kebenaran absolut”), alias tentatif serta temporer, sebelum kemudian dibantah dan terbukti dipatahkan oleh berbagai penemuan dan kebenaran kontemporer aktual empirik paling terbaru lainnya, sebelum kemudian penemuan baru tersebut bernasib sama seperti penemuan sebelumnya.
Pada mulanya, kita mengira dan
berpraduga bahwa sains tergolong sebagai Iptek yang rigid dan mapan, telah
ternyata memiliki nasib yang tidak ubahnya ilmu hukum—dimana seorang Sarjana
Hukum harus kembali mengulang dari “NOL” ketika peraturan perundang-undangan
maupun haluan / kebijakan hukum negara diubah atau diganti dengan yang baru
(itulah juga sebabnya, seorang profesi hukum adalah “tabu” serta tidak
dibenarkan untuk menjual murah jasa profesinya, mengingat investasi waktu
sebagai modal usaha jasa hukum sangatlah penuh resiko perubahan peraturan
perundang-undangan, lain halnya dengan profesi kedokteran dimana anatomi tubuh
pasien adalah “begitu-gitu saja” sejak jutaan tahun lampau).
Sebagai prolog, pastilah kita
pernah memperhatikan bagaimana pancaran sinar dari lampu bohlam, sekalipun kita
tidak melihat ke arah sumber cahaya lampu atau kita menutup pandangan dari
sumber cahaya, namun sinar tersebut seperti merembes ke sekitarnya, persis
seperti fenomena gerhana dimana bulan menghalangi pandangan kita terhadap matahari,
namun kita masih dapat melihat sinar matahari merembes ke area di sekitar bulan
yang menutupi matahari. Hal itu terjadi, akibat tembakan partikel sinar
mengenai objek berupa udara, karenanya partikel udara menjadi tampak seperti
bercahaya di sekitar objek sumber cahaya. Masalahnya, apakah ada udara atau
partikel di sekitar bulan (tata surya) sehingga bisa menimbulkan efek “rembesan
sinar matahari”?
Namun pula, bagaimana
menjelaskan fenomena distorsi cahaya pada alam semesta di luar angkasa, yang
konon diisi oleh kehampaan? Albert Einstein menjawabnya dengan mengemukakan
teori spekulatif bernama “Teori Relativitas” yang termasyur itu dan membuat
namanya dikenang sebagai pencetus teori paling berpengaruh disepanjang sejarah
ilmu pengetahuan modern selama satu abad terakhir. Kini, teori Einstein
mendapati tantangan hebat, terutama ketika telah ditemukannya materi baru yang
mengisi dan memadati / menyesaki alam semesta, bernama “dark matter” alias “materi gelap”. Telah satu abad lamanya,
teori Albert Einstein berhasil bertahan dan dikukuhkan, membuat delusi bahwa
itulah “kebenaran yang absolut”.
Seorang jenius yang hidup satu
zaman dengan Albert Einstein, bernama Nikola Tesla sang penemu dinamo
turbin pembangkit listrik, dimana umat manusia berhutang budi kepada kerja
kerasnya, pernah berkata bahwa teori relativitas Einstein sebagai “a mass of error and deceptive ideas and
opposed to common sense,” serta “not
a single one of the relativity propositions has been proved.” Apa yang
dikatakan oleh Tesla di telinga orang sezaman ia, terdengar sebagai “arogan”.
Namun, Pallab Ghosh, dalam publikasinya bertajuk “Peta materi gelap mengungkap
misteri alam semesta, sekaligus bisa runtuhkan teori Albert Einstein”, 31 Mei
2021, dilansir oleh https:// www. bbc .com/indonesia/dunia-57278092, diakses
pada tanggal 19 September 2021, mengungkap fakta dan temuan terbaru saat ulasan
ini disusun, dengan rincian sebagai berikut:
Sebuah tim peneliti
internasional telah membuat peta terbesar dan paling rinci atas apa yang
disebut materi gelap di alam semesta.
Hasilnya mengejutkan kalangan
ilmuwan, karena peta ini menunjukkan materi gelap yang lebih halus dan lebih
tersebar, berbeda jika dibandingkan dengan prediksi teori-teori selama ini.
Pengamatan tersebut nampaknya
bertentangan dengan teori relativitas umum Einstein - sehingga memunculkan
teka-teki baru bagi para peneliti.
Hasil pengamatan ini telah
dipublikasikan oleh Dark Energy Survey Collaboration.
Materi gelap adalah zat tak
kasat mata yang dapat menembus ruang. Zat ini berkontribusi terhadap 80 persen
materi di alam semesta.
Para ahli astronomi dapat
mengetahui keberadaannya, karena materi gelap ini dapat mendistorsi cahaya dari
bintang-bintang yang jauh. Semakin besar distorsinya, semakin besar konsentrasi
dari materi gelap.
Dr Niall Jeffrey dari École
Normale Supérieure di Paris, yang ikut membuat peta itu, mengatakan bahwa hasil
gambaran materi gelap ini memunculkan “persoalan nyata” bagi ilmu fisika.
“Jika perbedaan ini benar,
kemungkinan Einstein telah keliru,” katanya kepada BBC News. “Anda
kemungkinan berpikir bahwa itu adalah hal yang buruk, mungkin akan membuat ilmu
fisika runtuh. Tapi bagi para fisikawan, ini sangat menyenangkan. Artinya, kita
dapat menemukan sesuatu yang baru mengenai keberadaan alam semesta yang
sebenarnya.”
Profesor Carlos Frenk dari
Durham University, yang meneliti berdasarkan pemikiran-pemikiran Albert
Einstein dan para ilmuwan lain dalam mengembangkan teori kosmologi, mengaku
perasaannya bercampur aduk mendengar kabar itu.
“Saya menghabiskan waktu saya
terhadap teori ini, dan hati saya berkata tidak ingin melihatnya runtuh. Tapi
otak saya mengatakan bahwa pengukurannya [peta materi gelap] sudah benar, dan
kita harus melihat kemungkinan hukum fisika yang baru,” kata Prof Frenk.
“Lalu perut saya melilit,
karena kami tak punya dasar yang kuat untuk mengeksplorasi, karena kami tak
punya teori fisika dapat jadi pegangan. Hal ini membuat saya gugup dan takut,
karena kita memasuki domain yang sama sekali tidak dikenal, dan entah apa nantinya
yang akan kita temukan.”
Dengan menggunakan teleskop
dari observarium Victor M Blanco di Chile, para ilmuan yang berada di balik
penelitian ini menganalisis 100 juta galaksi.
Peta itu menunjukkan bagaimana
materi gelap menyebar di seluruh jagat raya. Bagian hitam adalah area ketiadaan
yang luas, disebut rongga, di mana ini berbeda dari hukum fisika. Bagian yang
terang ini adalah bagian di mana materi gelap berkumpul. Mereka disebut “lingkaran
cahaya” karena tepat berada di tengahnya adalah realitas di mana kita berada.
Di tengahnya ada
galaksi-galaksi seperti seperti Bima Sakti yang kita huni, berkelap-kelip
seperti permata kecil di bentang kosmik yang sangat luas.
Menurut Dr Jeffrey, yang juga
menjadi bagian dari penelitian ini, peta itu dengan sangat jelas menunjukkan
bahwa galaksi-galaksi adalah bagian dari struktur tak kasat mata yang lebih
besar.
“Tak ada satu orang pun dari
sejarah umat manusia yang dapat melihat ke luar angkasa dan melihat di mana
materi gelap sedemikian rupa. Para astronom telah mampu membangun gambaran dari
kepingan-kepingan kecil, tapi kami telah mengeluarkan petak-petak baru yang
menunjukkan strukturnya. Untuk pertama kalinya kami melihat alam semesta dengan
cara berbeda,” kata Jeffrey, yang juga peneliti University College London.
Tetapi peta baru materi gelap
ini tak begitu menunjukkan apa yang diharapkan para astronom.
Peta ini memiliki gagasan yang
akurat mengenai sebaran materi 350.000 tahun setelah Big Bang, dari
observatorium Badan Antariksa Eropa yang mengorbit disebut sebagai Planck. Ia
mengukur jejak radiasi yang masih ada sejak itu, yang disebut latar belakang
gelombang kosmik.
Menggambarkan dari ide-ide
Einstein, para astronom seperti Prof Frenk mengembangkan sebuah model
penghitungan bagaimana materi alam raya berpencar selama 13,8 miliar tahun
hingga saat ini. Tapi observasi aktual dari peta yang baru itu keluar beberapa
persen - ini menunjukkan bahwa materi tersebar sedikit terlalu merata.
Akibatnya, Prof Frenk
berpendapat mungkin ada perubahan besar yang terjadi dalam pemahaman kita
mengenai kosmos.
“Kita mungkin telah mengungkap
sesuatu yang sangat mendasar mengenai susunan alam semesta. Teori saat ini
masih samar, karena bertumpu pada pilar yang terbuat dari pasir. Dan yang
mungkin kita lihat adalah runtuhnya salah satu dari pilar itu.”
Kolaborasi DES ini meliputi 400
ilmuan dari 25 lembaga di tujuh negara.
Menurut para fisikawan,
sebagian besar “materi” di “ruang kosong” alam semesta tak memancarkan atau
memantulkan cahaya. Mereka tak bisa dilihat, tak bisa dirasakan, tapi bisa
diuji keberadaannya. “Materi gelap” bisa dideteksi dari radiasi dan gaya
gravitasinya terhadap benda-benda yang terlihat. Seabad silam, di muka forum
Akademi Sains Prussia di Berlin, Albert Einstein mempresentasikan teori
Relativitas Umum. Teori Einstein mengungkap sebagian “rahasia” alam semesta. Lewat
teorinya, Einstein menjelaskan pengaruh medan gravitasi terhadap cahaya, ruang,
dan waktu. Di depan medan gravitasi sangat besar, lintasan cahaya dan waktu pun
bisa terbelokkan. Teori tersebut mengorbitkan nama Einstein, menjadikannya tersohor
di antara ilmuan modern, bahkan masih dipandang sebagai ilmuan paling jenius
hingga saat kini disaat teorinya diambang keruntuhan.
Kevin Pimbblet, seorang Senior
Lecturer in Physics, University of Hull, menuliskan sebagai berikut sebagaimana
dipublikasikan dalam https:// theconversation .com/studi-menunjukkan-materi-gelap-dan-energi-gelap-mungkin-tidak-ada-bagaimana-jalan-keluarnya-92818,
diakses pada tanggal 19 September 2021:
Materi gelap (dark matter) dan
energi gelap (dark energy) itu misterius, zat tak dikenal yang diperkirakan
bisa membentuk lebih dari 96% alam semesta. Walau kita tidak pernah melihatnya
secara langsung, zat ini menjelaskan dengan sangat bagus bagaimana
bintang-bintang dan galaksi bergerak dan bagaimana semesta mengembang.
Untuk sesaat kita andaikan
bahwa energi gelap maupun materi gelap adalah pil yang terlalu aneh untuk
ditelan. Apa alternatifnya? Salah satu jalan keluarnya adalah mengandaikan
bahwa pemahaman kita tentang semesta ternyata keliru. Barangkali
gravitasi dan relativitas umum tidak bekerja dalam cara seperti yang kita
sangka.
Dalam pengandaian serupa,
hukum-hukum Newton—yang sudah lama kita pandang menjelaskan segala sesuatu
tentang gerak—adalah sebuah penyederhanaan teori relativitas yang lebih
rumit, barangkali pemahaman kita tentang relativitas adalah penyederhanaan
sesuatu yang lain? Lebih mendasar lagi, barangkali kita sudah membuat kesalahan
penilaian tentang asumsi-asumsi yang mendasari persamaan-persamaan yang
kita tangani? Mungkin kita perlu memodifikasi persamaan-persamaan gravitasi?
... dari yang dikemukakan
Einstein—bahwa ruang kosong beroperasi berdasarkan apa yang dikenal sebagai
konstanta kosmologi, yang merupakan sebuah bentuk energi gelap. Ruang dalam
keadaan demikian tidak bisa berskala invarian dengan cara yang sama. Banyak
ilmuwan yang secara implisit dan eksplisit mengasumsikan deskripsi ini tepat.
Tapi ini berarti energi gelap dan materi gelap masih diperlukan dan karena itu
fisika baru diperlukan untuk menjelaskannya.
Sejarah mencatat, untuk pertama
kalinya “dark matter” teridentifikasi
aktualitas dan eksistensinya bahkan di Planet Bumi kita ini hidup, tepatnya
satu dekade sebelum ulasan ini disusun, berkat jasa para ilmuwan di Pusat
Penelitian Nuklir Eropa atau CERN yang merancang dan menguji-coba proyek
ambisius bernama Large Hadron Collider yang turut berjasa dalam penemuan Higgs
Boson, satu partikel yang lebih kecil dari atom. Tidak mengherankan bila teori
relativitas Einstein selama satu abad kurang mendapat tantangan pada era
sebelum penemuan “dark matter”.
CERN, dengan tajuk “Dark matter : Invisible dark matter makes
up most of the universe – but we can only detect it from its gravitational
effects” yang berbasis Switzerland, dalam situs resminya pada https:// home.cern
/science/physics/dark-matter, diakses pada tanggal 19 September 2021,
menguraikan rilis deskripsi singkat berikut mengenai project ambisius mereka:
Galaxies in our universe seem
to be achieving an impossible feat. They are rotating with such speed that the
gravity generated by their observable matter could not possibly hold them
together; they should have torn themselves apart long ago. The same is true of
galaxies in clusters, which leads scientists to believe that something we
cannot see is at work.
They think something we have
yet to detect directly is giving these galaxies extra mass, generating the
extra gravity they need to stay intact. This strange and unknown matter was
called “dark matter” since it is not visible.
Dark matter. Unlike normal
matter, dark matter does not interact with the electromagnetic force. This
means it does not absorb, reflect or emit light, making it extremely hard to
spot. In fact, researchers have been able to infer the existence of dark matter
only from the gravitational effect it seems to have on visible matter. Dark
matter seems to outweigh visible matter roughly six to one, making up about 27%
of the universe.
Here's a sobering fact: The
matter we know and that makes up all stars and galaxies only accounts for 5% of
the content of the universe! But what is dark matter? One idea is that it
could contain “supersymmetric particles” – hypothesized particles that are
partners to those already known in the Standard Model. Experiments at the Large
Hadron Collider (LHC) may provide more direct clues about dark matter.
Many theories say the dark
matter particles would be light enough to be produced at the LHC. If they were
created at the LHC, they would escape through the detectors unnoticed. However,
they would carry away energy and momentum, so physicists could infer their
existence from the amount of energy and momentum “missing” after a collision. Dark
matter candidates arise frequently in theories that suggest physics beyond the
Standard Model, such as supersymmetry and extra dimensions.
One theory suggests the
existence of a “Hidden Valley”, a parallel world made of dark matter having
very little in common with matter we know. If one of these theories proved to
be true, it could help scientists gain a better understanding of the
composition of our universe and, in particular, how galaxies hold together.
Dark energy makes up approximately 68% of the universe
and appears to be associated with the vacuum in space. It is distributed evenly
throughout the universe, not only in space but also in time – in other words, its effect is not diluted as the universe expands. The
even distribution means that dark energy does not have any local gravitational
effects, but rather a global effect on the universe as a whole.
This leads to a repulsive
force, which tends to accelerate the expansion of the universe. The rate of
expansion and its acceleration can be measured by observations based on the
Hubble law. These measurements, together with other scientific data, have
confirmed the existence of dark energy and provide an estimate of just how much
of this mysterious substance exists.
Only about 5% of the matter in
the Universe is visible. The rest is of an unknown nature and is referred to as
dark matter (27%) and dark energy (68%). Finding out what it consists of is a
major question for modern science.
Pembuktian dan penemuan, bisa sangat mahal biaya dan usahanya. Sementara
itu asumsi dan spekulasi semudah berimajinasi.“Large Hadron Collider yang dibuat oleh Badan Riset Nuklir Eropa (CERN) dengan panjang keliling 27
kilometer, ditempatkan pada kedalaman 175 meter dibawah tanah. Dibangun
diantara perbatasan Perancis dan Swiss, cincin itu sendiri terdiri dari 9300 kumparan
magnet superkonduktif dengan berat berton-ton yang dirangkai seperti sosis dan
kemudian didinginkan dengan sekitar 96 ton helium cair.
Sampai saat ini Proyek LHC
melibatkan sekitar 7.000 orang Ahli Fisika Partikel (hampir separuh dari semua
ahli fisika partikel di seluruh dunia) dari 80 negara dan telah menghabiskan
biaya sekitar USD 5,8 miliar (sekitar Rp 53,3 triliun). LHC terdiri dari dua
buah pipa cahaya yg berdekatan dimana masing-masing pipa berisi sekelompok
proton yang“berlari mengilingi cincin utama (27 Km) secara berlawanan arah agar saling
bertabrakan sebagai simulasi “big bang”. Setiap kelompok proton tersebut
didorong oleh mesin LHC sehingga bisa mengandung energi sebesar 7 Trilyun Volt (7 TeV).
Pada 4 titik tertentu 2 pipa
tersebut akan bersilangan satu sama lain sehingga 2 kelompok proton tadi akan
saling bertabrakan dengan total energi sebesar 14 TeV dan menghasilkan 600 juta
partikel per detik. Pada titik-titik tabrakan tersebut dipasang
detektor-detektor raksasa yang akan mencatat semua serpihan partikel super
kecil yang dihasilkan pada setiap tabrakan. Saking besarnya salah satu dari
detektor tersebut konstruksi bisa dipakai untuk membangun satu Menara Eiffel
baru. Penelitian CERN, menjadi babak baru lembaran Iptek modern yang
sesungguhnya.
Istilah “dark matter”, sebelumnya ternyata telah dikenal oleh sejarah dengan
istilah “eter”. Dalam sebuah artikel yang holistik berjudul “Apakah eter akan kembali? "elemen
kelima": sejarah dan perspektif modern. apakah aether bertentangan dengan
teori relativitas Einstein? Naskah Nikola Tesla: ‘Anda salah, Tuan Einstein,
eter itu ada!’ Teori dan hipotesis baru tentang eter”, bersumber dari https://
steadicams .ru/id/efir-vozvrashchaetsya-pyatyi-element-istoriya-i-sovremennyi-vzglyad/,
diakses pada tanggal 19 September 2021, terungkap sejarah Iptek terkait “eter”
sebagai berikut di bawah ini.
Diketahui bahwa konsep eter
telah ada sejak zaman kuno, dan bukan kebetulan bahwa para filsuf kuno menyebut
eter sebagai “pengisi kekosongan”. Namun, secara bertahap para ilmuwan mulai
berpikir tentang teori eter. Dmitry Mendeleev, memasukkan eter (menyebutnya
“Newtonium”) ke dalam tabel unsur-unsurnya yang indah. Namun, tabel ini telah
mencapai kita dalam bentuk dipalsukan “terpotong”, karena sama sekali tidak
menguntungkan bagi “elit” dunia bahwa orang biasa akan mendapatkan akses ke
energi eter bebas dan teknologi bebas bahan bakar yang dapat menghilangkan ketergantungan
umat manusia dari bahan bakar, energi, dan masalah metalurgi yang dimiliki oleh
klan terkaya di Bumi, keuntungan luar biasa dari penjualan bahan bakar
hidrokarbon tradisional dan energi kawat.
Juga, sedikit diketahui adalah
fakta bahwa pada tahun 1904 D. Mendeleev menerbitkan konsep eter dunia, yang
pada saat itu dibahas dengan penuh semangat di dunia ilmiah. Dalam karya
ilmiahnya tentang topik eter, ilmuwan Rusia mengemukakan asumsi bahwa “eter”
yang mengisi ruang antarplanet adalah media yang mentransmisikan cahaya, panas,
dan bahkan gravitasi. Menurut D. Mendeleev, seluruh ruang diisi dengan eter tak
terlihat ini — gas dengan bobot sangat rendah dan sifat yang belum dijelajahi.
Jalan menuju pengembangan
energi bebas bahan bakar yang ramah lingkungan oleh umat manusia ini ditutup,
dan monopoli Illuminati pada sumber daya bahan bakar tetap ada. Sampai saat
ini, kemajuan besar telah dibuat dalam energi bebas bahan bakar. Namun, upaya
untuk memperkenalkan teknologi bebas bahan bakar ke dalam praktik luas biasanya
berakhir buruk bagi penulis proyek ini. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan yang
terpenting, pencetakan, berada di bawah kendali Illuminati. Selain itu, masalah
lingkungan yang berkembang digunakan oleh Illuminati untuk mempromosikan
gagasan misantropik tentang pengurangan populasi radikal.
Bagaimana tidak, rencana
pemilik “elit” dunia untuk mengurangi populasi Bumi hingga 500 juta orang
didasarkan pada tesis tentang habisnya sumber daya planet kita. Tetapi itu
adalah kekuatan yang sama yang menyembunyikan dari manusia teknologi energi
bebas bahan bakar bebas yang mereka miliki, yang telah aktif digunakan selama
puluhan tahun secara rahasia dari orang-orang biasa di kota-kota bawah tanah
perlindungan “elit” yang tersebar di seluruh dunia.
Namun, kini semakin banyak
peneliti dan ilmuwan independen, yang tidak disuap oleh para pelayan “elit”
dunia, mulai kembali lagi ke teori teknologi eter dan eterik. Jadi, misalnya,
Doktor Ilmu Teknis V. Atsyukovsky, mengamati pada 25 Februari 2011, pengusiran
kolosal plasma surya, yang 50 kali ukuran Bumi, mengajukan pertanyaan yang
cukup masuk akal: di mana bintang kita mendapatkan energi untuk emisi kolosal
seperti itu?
Atas dasar asumsinya, V.
Atsukovsky mengajukan hipotesis unik bahwa Matahari mengambil energinya dari
eter. Dia sepenuhnya yakin dengan keberadaan gas ini, dan juga dalam kenyataan
bahwa di bawah pengaruhnya bahwa Matahari kita mengeluarkan sebuah komet dengan
ukuran yang tak terbayangkan dari permukaannya ke segala arah ruang angkasa.
Menurut hipotesis ini, bintang kita memiliki begitu banyak energi sehingga
dapat mengeluarkan beberapa lusin komet setiap detik. Dan korona matahari itu
sendiri tidak lebih dari emisi eter.
Inilah yang dia katakan tentang
itu: “Eter berubah menjadi gas biasa
dengan tekanan sangat tinggi dan sangat jarang. Kepadatan massanya 11 kali
lipat lebih kecil dari udara. Meskipun demikian, ia memiliki energi luar biasa,
tekanan luar biasa karena kecepatan molekulnya yang sangat tinggi.” Pengembangan
dan pengenalan massal teknologi eterik akan memungkinkan manusia untuk
menyelesaikan banyak masalah, yang sudah menjadi bencana planet untuk semua
makhluk hidup. Ini menyangkut ekstraksi biadab hidrokarbon tradisional dan
pencemaran lingkungan habitat, yang menjadi lebih dan lebih bencana. Juga,
pengenalan teknologi ini akan mencegah rencana pemilik “elit” dunia untuk
penghancuran total umat manusia dengan tangannya sendiri.
Dan ini harus diingat oleh
semua orang, yang telah menjual diri mereka sendiri kepada kekuatan-kekuatan
anti-manusia ini, mencoba untuk menentang pengenalan besar-besaran teknologi
ini. Jangan berpikir bahwa tuan non-humanoid Anda akan meninggalkan Anda hidup
setelah Anda menyelesaikan misi Anda untuk mengurangi populasi Bumi pada tahap
pertama menjadi 500 juta orang. Kemanusiaan siap untuk pengenalan dan
pengembangan teknologi bebas bahan bakar kembali pada masa penemuan dan
penemuan yang dilakukan oleh Nikola Tesla—yang mana sayangnya investor
mengundurkan diri ketika mengetahui misi humanis ambisius Tesla yang hendak
menjadikan Planet Bumi sebagai magnet raksasa sumber listrik bagi semua oarng.
Tetapi kekuatan yang memusuhi
umat manusia mengintervensi dan menghentikan proses ini. Dan hingga baru-baru
ini, para pelayan pasukan ini melanjutkan kegiatan mereka yang berbahaya bagi
kemanusiaan. Inilah yang dikatakan S.Sall, Calon Ilmu Fisika dan Matematika,
tentang para pengikut gagasan Tesla tentang pengenalan teknologi eter beberapa
tahun yang lalu: Rupanya, yang pertama setelah Tesla untuk mengetahui bagaimana
melakukan ini adalah para ilmuwan Rusia Filippov di St. Petersburg dan
Pilchikov di Odessa. Keduanya segera terbunuh, dan surat-surat serta instalasi
mereka menghilang. Di masa depan, semua pekerjaan ke arah ini diklasifikasikan
atau dilarang. FBI dan CIA mengikuti ini. MI-6 dan layanan khusus lainnya Di
Uni Soviet, Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet bertugas mengendalikan
non-proliferasi teknologi bebas bahan bakar.
Sekarang RAS memiliki struktur
khusus - Komisi untuk Memerangi Pseudosain, yang mencoba untuk melarang
teknologi non-bahan bakar bahkan di industri pertahanan dan ruang angkasa.
Namun demikian, teknologi tersebut sudah digunakan dalam industri dan
transportasi tanpa iklan yang meluas. Baru-baru ini, generator listrik bebas
bahan bakar yang sederhana dan efisien diperlihatkan kepada publik oleh seorang
penemu Georgia. Namun, berkat para ilmuwan dan peneliti yang jujur, proses
pengungkapan ketentuan teori ether untuk kemanusiaan dan pengenalan bertahap
teknologi bebas bahan bakar menjadi semakin ireversibel, terlepas dari upaya
semua jenis pelayan dari pikiran non-humanoid, yang telah mengkhianati
kepentingan kemanusiaan dan berusaha memperlambat proses ini.
Dan pada titik ini kita
meneruskan ke ilmuwan besar berikutnya dari asal Slavik, yang menghabiskan
bertahun-tahun hidupnya dalam percobaan dengan eter - ke Nikola Tesla. Teori
eter Nikola Tesla. Topik siaran itu memikat penguji muda Serbia di masa
mudanya. Didorong oleh impian untuk menyediakan energi yang bebas dan tak
berujung kepada umat manusia, mengakhiri perang dunia dan lokal untuk sumber
daya, memberi orang-orang kunci ke surga duniawi, Tesla bekerja pada teknologi
untuk transmisi nirkabel listrik dari jarak jauh. Ketika kita mulai
mempelajari berbagai karyanya, kita tidak bisa percaya bahwa semua perkembangan
ini diciptakan oleh satu orang bernama Tesla, dan bahkan pada akhir abad 19 -
awal abad ke-20. Penemuan hanya mengalir secara terus-menerus dari kesadaran
misteriusnya (dan alam bawah sadar). Bagaimana perkembangan ini muncul di
benaknya adalah cerita lain.
Tesla mengasumsikan bahwa eter
adalah gas super-ringan, yang terdiri dari partikel ultra-kecil yang bergerak
dengan kecepatan sangat tinggi dalam radiasi sel-sel yang ada di mana-mana - “sinar
utama matahari”. Sinar ini menembus ke dalam partikel eter dan berinteraksi
dengan kekuatan dan massa elektronik. Tesla memimpin pengembangan efek pada
eter, bereksperimen dengan medan elektromagnetik dan listrik.
Pada tahun 1901, Tesla mulai
dibiayai oleh para bankir James S. Warden dan John Pierpont Morgan. Proyek itu
bernama “Wardencliff”. Dengan uang yang dialokasikan oleh orang kaya, Tesla
seharusnya mengembangkan teknologi untuk transmisi nirkabel pesan telegraf
melintasi Samudra Atlantik (ini akan memberi Morgan keuntungan untuk
mendapatkan informasi keuangan dari Dunia Lama lebih cepat). Tesla merancang
struktur tinggi yang berfungsi sebagai menara telekomunikasi nirkabel. Secara
umum, para taipan memiliki ide sendiri tentang apa yang akan dilakukan Tesla
dengan uang mereka.
Tetapi ilmuwan tidak berkutat
pada proyek, yang bermanfaat bagi para bankir, dan menggunakan semua peluang
yang tersedia untuk bekerja pada transmisi nirkabel nirkabel jarak jauh untuk
membuat listrik tersedia bagi semua orang di Bumi. Dengan bantuan menara
mukjizatnya, Tesla dengan demikian dapat mengelektrolisis ruang-ruang untuk
beberapa puluh kilometer di sekitarnya, sehingga udara malam di beberapa kota
Amerika sekaligus bersinar seperti siang hari, dan penduduk kota bahkan dapat
membaca koran di jalan. Juga, saksi mata mengatakan bahwa segala sesuatu di
sekitarnya, termasuk orang-orang, ditutupi dengan lingkaran cahaya. Ketika
Morgan menuntut hasil pekerjaan dari Nikola Tesla dan menyadari bahwa uangnya
telah pergi ke tempat yang salah, dana untuk semua penelitian ilmuwan ini
dibekukan. Dan kolega bankir menolak untuk melakukan proyek bersama dengan
Tesla. Pada saat itu, dunia seolah bergerak melawan dan menentang Tesla.
Pada tahun 1914, Tesla menulis:
“Kita harus segera mendukung pengembangan
MESIN TERBANG DAN KEKUATAN NIRKABEL INSTAN dengan semua kekuatan dan sumber
daya bangsa.” Ada hubungan teknis yang nyata antara kedua pengembangan ini
- mesin terbang (bukan pesawat terbang) dan transmisi daya nirkabel. Morgan dan
Rockefeller menyatakan tumpukan paten keluar dari pinjaman, dan ilmuwan besar
itu tidak menerima pendapatan yang pantas dari penemuan uniknya. Penting untuk
dicatat bahwa pada saat itu, pada kenyataannya, tidak ada yang dapat mengambil
pinjaman dari bank untuk memberikan uang kepada ilmuwan untuk pelaksanaan
proyeknya. Kemudian, peneliti tidak pernah bisa menarik minat investor dengan
teknologinya untuk transmisi daya nirkabel.
Selama beberapa tahun Tesla
mengerjakan penemuan “eterik” lain, yang hanya diketahui sedikit orang -
pengembangan mesin terbang (bukan pesawat terbang, bukan pesawat terbang!), Yang dapat digerakkan oleh aksi
muatan listrik di bawah tegangan tinggi pada ruang eterik sekitarnya ...
Kecepatan transportasi tersebut mampu mencapai 36.000 mil per jam! Tesla bahkan
menyusun penerbangan antar planet dengan bantuan “mesin terbang”, ia
menganggapnya sebagai yang paling nyaman dan murah berkat penggunaan “kabel” listrik
panjang yang membentang dari Bumi; artinya, teknologi ini menyiratkan penolakan
terhadap jenis bahan bakar lainnya.
Investor Amerika, terlepas dari
prospek besar proyek semacam itu, tidak setuju untuk mengalokasikan satu sen
pun untuk mereka. Tetapi di Jerman Nazi mereka menjadi tertarik. Secara khusus,
Wernher von Braun, pertama kali dikenal di Jerman, dan kemudian (sejak 1955)
perancang teknologi roket dan luar angkasa Amerika (dan kemudian pendiri
program luar angkasa Amerika), mengakuisisi dan mulai mengembangkan dalam
proyek P2 di Los Alamos ( New Mexico) Penemuan listrik Tesla bahwa semua benda
dipenuhi dengan konten listrik dan beresonansi dibawah aksi elektromagnetik
dengan kekuatan elektrostatik dan eter yang berubah dengan cepat untuk menentukan
interaksi gravitasi dan gerak mereka di ruang angkasa (William Line, Top Secret
Archives Tesla ", penerbit" Eksmo ", 2009). Pada tahun 1937, von
Braun memindahkan proyek ke Reich Ketiga, dan perkembangan di bidang ini
berlanjut di Pitsunda, di Negara-negara Baltik dan di pabrik bawah tanah di
Jerman. Siapa pun yang mendengar atau membaca tentang piring terbang Nazi
mungkin sudah menduga bahwa inovasi ini didasarkan pada teknologi “ethereal”
Nikola Tesla.
Peneliti Amerika modern William
Line dalam buku-bukunya, misalnya, “Space Aliens from Pentagon”, menjelaskan
teknologi ini secara rinci. Dia yakin bahwa UFO adalah karya layanan khusus
Amerika atau, menurut teori konspirasi, pemerintah dunia. Ini adalah kemampuan
untuk mempengaruhi eter dengan cara tertentu yang mampu mengatur mesin terbang,
pada penciptaan yang Nikola Tesla mulai bekerja. Berkat pengetahuan dan
pemahaman tentang fenomena alam seperti eter dan sinar kosmik utama,
mesin-mesin menakjubkan ini dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal,
secara instan mempercepat dan secara dramatis mengubah kecepatan, dan juga
melayang di udara. Pada saat yang sama, tubuh pilot tidak mengalami tekanan
yang mungkin terjadi pada jenis kendaraan lain. Itu tentang karakteristik unik
yang ditulis Tesla yang hebat dulu.
Adapun nasib lebih lanjut dari
“piring terbang” Nazi, selama dan setelah perang, Amerika memberikan industri
pertahanan mereka dan kemudian - program luar angkasa - dengan personil yang
sangat berkualitas dari Third Reich (Operation Paperclip). Tidak mengherankan
bahwa kemudian di Amerika Serikat, kasus-kasus ketika orang-orang melihat
mobil-mobil yang sangat terbang itu menjadi lebih sering, dan booming sepeda
ufologis dicatat dalam masyarakat Amerika.
William Line menulis dalam
salah satu bukunya bahwa pada tahun 1953 dia melihat dengan mata kepalanya
sendiri sebuah “piring terbang” yang cukup dekat. Fakta bahwa bagian bawah
mesin super cepat ini dikelilingi oleh pelepasan listrik yang berlimpah (yang
disebutnya “pelepasan Tesla”) menunjukkan bahwa "piringan" semacam
itu menggunakan teknologi “eterik”. Line yakin: mobil itu ditunjukkan oleh
penstabil gyroscopic, yang sebelumnya ditulis oleh Tesla. Setelah Tesla
meninggal, semua makalahnya, gambar dengan penemuan dan perkembangan menghilang
tanpa jejak dari kamar hotel tempat ilmuwan itu tinggal.
Teori Eter (dalam bahasa
Inggris disebut “Ether”) adalah teori dalam fisika yang mengandaikan keberadaan
eter sebagai zat atau bidang, mengisi ruang, serta media untuk transmisi dan
distribusi gaya elektromagnetik dan gravitasi. Teori eter yang berbeda
mewujudkan konsep yang berbeda dari medium atau substansi ini. Dalam teori
modern, eter memiliki sedikit kesamaan dengan konsep klasik eter, dari mana
namanya dipinjam. Sejak pengembangan teori relativitas khusus, teori eter tidak
lagi digunakan dalam fisika modern dan digantikan oleh model yang lebih abstrak.
Perihal kesamaan konsep antara
“ether” dan “dark matter”, Thierry DELORT, dalam artikelnya “Ether, Dark Matter
and Topology of the Universe”, dalam International Journal of Physics. 2015;
International Journal of Physics, Department of Physics, Inria Saclays,
Saclays, France, Pub. Date: January 11, 2015, 17-28, menuliskan sebagai berikut
: “...a substance, called
ether-substance, fills and constitutes all what is called ‘vacuum’ in the
Universe. We assume that it has a mass and consequently it could be the nature
of dark matter.”
Teori relativitas umum. Einstein
kadang-kadang menggunakan kata eter untuk merujuk ke medan gravitasi dalam
relativitas umum, tetapi terminologi ini tidak pernah didukung secara luas. Kita
dapat mengatakan bahwa menurut teori relativitas umum, ruang diberkahi dengan
kualitas fisik; dalam pengertian ini, oleh karena itu, ada eter. Menurut teori
relativitas umum, ruang tanpa eter tidak terpikirkan; karena dalam ruang
seperti itu tidak hanya tidak akan ada perambatan cahaya, tetapi juga tidak ada
kemungkinan keberadaan untuk standar ruang dan waktu (batang pengukur dan jam),
atau oleh karena itu interval ruang-waktu dalam pengertian fisik.
Materi gelap dan energi gelap
sebagai eter. Saat ini, beberapa ilmuwan mulai melihat dalam materi gelap dan
energi gelap referensi baru untuk konsep ether. New Scientist melaporkan
sejumlah penelitian di Oxford University yang berupaya menghubungkan energi
gelap dan eter untuk memecahkan masalah gravitasi dan massa. Starkman dan
koleganya Tom Zlosnik dan Pedro Ferreira dari University of Oxford sekarang mentrasformasikan
konsep eter dalam bentuk baru untuk memecahkan teka-teki materi gelap, zat
misterius yang diusulkan untuk menjelaskan mengapa galaksi tampaknya mengandung
massa jauh lebih banyak daripada yang bisa dipertanggung-jawabkan untuk oleh
materi yang terlihat.
Sekarang tim Starkman telah
mereproduksi hasil Bekenstein hanya menggunakan satu bidang - eter baru. Bahkan
yang lebih menggiurkan, perhitungan tersebut mengungkapkan hubungan yang erat
antara akselerasi ambang a0 - yang tergantung pada eter - dan laju ekspansi
akselerasi alam semesta. Para astronom menghubungkan percepatan ini dengan
sesuatu yang disebut energi gelap, jadi dalam arti tertentu eter terkait dengan
entitas ini.
Bahwa mereka telah menemukan
hubungan ini adalah hal yang benar-benar mendalam, kata Bekenstein. Tim
sekarang sedang menyelidiki bagaimana eter dapat menyebabkan ekspansi alam
semesta semakin cepat. Andreas Albrecht, seorang kosmologis di University of
California, Davis, percaya bahwa model eter ini layak diselidiki lebih lanjut.
“Kami telah menemukan beberapa masalah
besar dengan kosmologi - dengan materi gelap dan energi gelap,” katanya. “Itu memberitahu kita bahwa kita harus
memikirkan kembali fisika fundamental dan mencoba sesuatu yang baru.”
Dalam kuliah yang dibawakan
oleh Einstein tentang eter, yang diberikan olehnya di kota Leiden di Belanda
pada tahun 1920, terdapat argumen tajam relativistik yang menyangkal keberadaan
eter. Sampai saat itu, pertanyaan tentang sifat sejati eter akan tetap tidak
terjawab. Eter adalah sesuatu yang berbeda dari materi fluida ruang berbobot,
atau, lebih baik, ruang dengan sifat material tertentu.
Menghilangkan konsep eter dari
fisika teoretis, Einstein sendiri menutup jalan untuk memahami hubungan antara
ruang dan materi, yang mengarah pada munculnya kesulitan yang tak terpecahkan
dalam teori relativitas umum, seperti “fitur” aspek kosmik infinity, yang tidak
memiliki makna fisik, dan upaya Einstein yang gagal secara logis - secara
matematis, ganti gaya tarik dengan ruang bulat, dan kurangi gerak benda kosmik
alami menjadi geometri murni.
Teori Einstein dipandang bersifat
positivistik dan, setelah menembus esensi tidak lebih dari tingkat permainan
matematika sensasi pengamat, ia gagal memenuhi impian hidupnya - untuk
menafsirkan tatanan dunia dari sudut pandang teori medan terpadu, yang
dirancang untuk menyatukan semua fenomena dunia. Akibatnya, ia tidak dapat
menggabungkan ontologi, matematika, dan fisika.
Albert Einstein (1879-1955). Dia
beralasan pada tingkat ruang dan materi nyata, yang tidak cukup dalam, dan pada
prinsipnya, tidak begitu akurat. Mari kita jelaskan: Einstein pada tahun 1920
secara pribadi, dengan otoritasnya, bersaksi bahwa eter tidak ada. Sampai saat
itu, fisika adalah ilmu yang terbuka untuk kontemplasi filosofis. Setelah
memindahkan eter dari fisika, Einstein memutus hubungan konseptual antara ruang
dan materi (materi harus mencakup spasial) dan mendalilkan bahwa waktu tidak
ada, yaitu, bahwa waktu hanyalah apa yang “terlihat oleh kita pada jam,” dan
dengan demikian Einstein ke fisika dipisahkan dari metafisika, atau lebih
tepatnya, dunia sains yang berubah-ubah dipisahkan dari dunia prinsip-prinsip
abadi.
Penemuan hukum-hukum alam tidak
dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri kepribadian ilmuwan dan intuisinya,
dengan upaya yang dilakukan olehnya atau kekhasan perasaan. Hukum ilmiah
memiliki sifat kosmis, obyektif dan, setelah diproduksi dan dirumuskan secara
matematis, hukum itu bekerja secara terpisah dari sifat psikologis ilmuwan mana
pun (bjektif, bukan subjektif). Kita berbicara tentang fakta bahwa seorang
ilmuwan hanyalah “wahana” gagasan.
Konsep kekuatan, massa, dan
energi muncul kemudian. Kekuatan dan massa diperkenalkan ke dalam sains oleh
Newton, yang menyebut kekuatan sebagai “produk massa dan percepatan”, dan
mendefinisikan massa sebagai “ukuran jumlah materi”. Pada saat yang sama,
Leibniz mendefinisikan energi sebagai “produk massa dan kecepatan kuadrat”.
(Konsep umum energi adalah milik Dalambér, yang menyebutnya “kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan”, dan dalam fisika modern, pengenalan konsep ini
akhirnya menjadi milik Max Planck.)
Apakah eter ada atau tidak? Sebelum
beralih ke fisika getaran dan eksperimen John Warrel Keely yang sangat penting
bagi masa depan fisika, perlu ditunjukkan secara terperinci bagaimana hal itu
terjadi bahwa eter dianggap fiksi dalam fisika. Dari penjelasan berikut akan
menjadi jelas bahwa Einstein mencoba menerjemahkan gagasan lama tentang eter ke
dalam konsep-konsep baru yang tidak mengenali sifat dasar getaran eter.
Menurut Einstein, penunjukan
baru eter, yang kemudian digunakan dalam teori relativitas umum, tidak ada yang
mengerti dan benar-benar tidak menerima, tetapi upaya samar-samar ini untuk
mengubah gagasan lama tentang eter menghasilkan penolakan besar-besaran untuk
menggunakan konsep ini, bahkan dengan serius memikirkannya. Seperti yang Anda
ketahui, waktu, ruang dan materi adalah tiga kategori utama yang memainkan
peran penting dalam pemikiran ilmiah saat ini. Ruang dan materi dipersepsikan
secara empiris, langsung, dan waktu adalah turunan. Jelas bahwa dunia yang kita
rasakan tidak nyata.
Argumen Einstein untuk
menyangkal keberadaan eter. Dalam ceramahnya yang terkenal yang diberikan pada
5 Mei 1920 di Belanda di Universitas Leiden tentang topik “Eter dan teori
relativitas”, Einstein membandingkan teori relativitas khusus dengan imobilitas
eter. Berikut ini adalah tahapan utama dari rantai logis Einstein, yang tidak
diragukan lagi menyebabkan keterlambatan dalam munculnya ide-ide baru dalam
fisika modern.
Eter diakui sama oleh Faraday
dan Maxwell. Sama seperti Newton, yang memperkenalkan konsep eter “baru”-nya,
yang pada dasarnya terdiri dari sekumpulan semua yang ada, Einstein melakukan
hal yang tidak dapat diterima: ia mengkritik model eterik Newton dari sudut
pandang elektromagnetisme, dan model Faraday-Maxwell dari sudut pandang
gravitasi. Selain itu, ia memperkenalkan konsep “ruang kosong” tanpa memberinya
definisi, dan segera kemudian menegaskan bahwa tidak ada gaya gravitasi juga,
tetapi hanya bahwa ruang melengkung, karena lintasan benda langit bulat, atau
lebih tepatnya, planet bergerak di sepanjang lintasan elips.
Dalam kuliah yang sama yang
diberikan pada hari yang sama, Einstein pada awalnya menyatakan bahwa medan
elektromagnetik sama sekali tidak disebabkan oleh gravitasi, dan segera
mengklaim bahwa fenomena ini dihubungkan oleh hubungan sebab-akibat, untuk
kemudian meminta pemahaman tentang kesatuan alami antara gaya, gravitasi, dan
fenomena elektromagnetik. Pembenaran ilmiah untuk menyangkal eter, yang
dilontarkan oleh tokoh sekaliber Einstein, saat kini benar-benar perlu kita
kaji ulang.
Merupakan karakteristik dari
proses berpikir Einstein bahwa ia tidak melepaskan diri dari masalah yang
sedang dibahas, atau lebih tepatnya, mengidentifikasi metode dan objek, kognisi
manusia dan dunia yang dikenali. Ini bukan tipe presentasi ilmiah, dan perasaan
puitis menyelinap di setiap kata Einstein, melumpuhkan pikiran pendengar, dan
teks, pada dasarnya, berada di bawah wacana alegoris, puisi puitis. Masalah
muncul ketika Einstein melanjutkan ke matematika. Kemudian puisinya dan intuisi
filosofisnya yang luar biasa dihadapkan pada ketepatan matematis yang tak
terhindarkan.
Tidak masuk akal untuk
menganalisis matematika Einstein, tetapi harus ditunjukkan bahwa matematika ini
mengulangi kekurangan dari logikanya. Teori relativitas khusus didasarkan pada
dua hal yang bertolak belakang: yang pertama berkaitan dengan relativitas
(induksi saat ini), yang kedua dengan immutabilitas (kecepatan cahaya). Dalam
teori yang sama, ia membuat geometri waktu, mengungkapkannya dalam bentuk
panjang, dan kemudian memperkenalkan segmen negatif (ukuran panjang dalam
ruang-waktu), yang tidak termasuk penjelasan fisik apa pun. Dalam relativitas
umum, Einstein mengalikan nol dan mendapatkan model alam semesta. Ketika mereka
menunjukkan kesalahan, dia mengoreksi persamaan, setelah itu kosmos mulai
berkembang.
Jika dia menguasai matematika
suci, dia akan menerima korespondensi langsung antara matematika dan alam. Dia
akan memesan sains dan pikirannya sendiri dengan cara yang paling mendalam dan
kosmik. Alih-alih, Einstein selamanya hanya akan menjadi pemimpi dialektik,
apalagi, secara internal bertentangan, dan karenanya tanpa kekuatan kognitif
sejati, hanya seorang pecinta-metafisika.
“"Memahami kesatuan fisik
antara gravitasi dan fenomena elektromagnetik akan berarti kemajuan luar biasa
... perbedaan antara eter dan materi akan hilang, dan berkat teori relativitas
umum, semua fisika akan dipenuhi dengan pemikiran sistematis tunggal ... yang
perlu dilacak adalah hubungan fisika kuantum dan teori medan ... sifat fisik
membentuk ruang teori relativitas umum, dalam pengertian ini eter ada ...
berdasarkan teori relativitas umum, ruang tanpa eter tidak mungkin, karena
cahaya tidak dapat merambat melalui ruang seperti itu, dan tidak akan ada
normatif sebutan ruang dan waktu (alat ukur dan jam) dan umumnya tidak akan ada
interval ruang-waktu dalam arti fisik kata tersebut. Tetapi tidak dapat
diperdebatkan bahwa eter semacam itu mengandung sifat-sifat yang melekat dalam
lingkungan berbobot, terdiri dari bagian-bagian yang dapat diamati dalam waktu.
Gagasan gerak tidak berlaku untuk eter semacam itu.”
Seperti yang Anda lihat,
kekacauan terminologis Einstein berkuasa, dan alasan tentang eter sangat kacau,
dan dia, pada dasarnya, ragu-ragu, karena konsep materi belum diselesaikan
olehnya. Tetapi, di samping fakta bahwa gagasan eter jelas tidak jelas baginya,
ia langsung jatuh ke dalam penilaian wajib, beberapa diantaranya harus
didaftar, karena mereka berlimpah dalam pernyataan saling eksklusif dalam
eksposisi yang sama:
1. “Teori relativitas saya mengecualikan keberadaan properti mekanik terakhir
dalam eter - imobilitas.”
2. “Eter tidak ada sama sekali.”
3. “Sebuah refleksi yang lebih cermat menunjukkan bahwa teori relativitas
tidak memaksa kita untuk menyangkal eter.”
4. “Hipotesis eter itu sendiri bertentangan dengan teori relativitas
khusus.”
5. “Dari sudut pandang teori relativitas khusus, hipotesis eter adalah
hipotesis kosong.”
6. “Menolak keberadaan eter sama saja dengan tidak mengenali semua sifat
mekanik untuk ruang kosong.”
7. “Medan elektromagnetik hanya terkait sekunder dengan eter.”
8. “Eter gravitasi sama sekali tidak menentukan medan elektromagnetik.”
9. “Hubungan sebab-akibat terdiri dari - medan elektromagnetik dan eter
gravitasi, atau, sebagaimana mereka juga dapat disebut, - ruang dan materi.”
10. “Berdasarkan teori relativitas umum. ruang tanpa eter tidak terpikirkan.”
11. “Untuk ether seperti itu (yaitu, model ether menurut Einstein. - V.A.) gagasan
gerakan tidak berlaku.”
Demi kebenaran lengkap, satu
konfirmasi lagi dapat dikutip, yang dengan sendirinya cukup berbicara tentang
alasan ilmiah yang mengarah pada fakta bahwa fisika kehilangan eter. Dari semua
hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Einstein memiliki gagasan eter yang
sangat kabur. Dia percaya bahwa eter bergerak, tetapi bahkan mengenai hal ini
dia tidak dapat mengekspresikan dirinya dengan jelas, dan dia tidak pergi ke
sifat eter lainnya yang bahkan lebih penting.
Fisika keely berasal dari
getaran akustik. Bahkan suara yang paling samar sekalipun menghasilkan gema
tanpa akhir. Pelanggaran disebabkan oleh gelombang ruang tak terbatas yang tak
terlihat, dan getarannya tidak pernah hilang sama sekali. Energi ini, begitu
dilepaskan dari dunia materi dan menembus ke dunia non-material, akan hidup
selamanya. Akustik dan elektromagnetisme identik baik karena hukum fisika dan
unsur matematika yang termasuk dalam formula. Tidak ada keraguan bahwa gerak
osilasi bersifat universal secara matematis. Namun, interpretasi matematis dari
formula yang sama untuk suara dan cahaya belum ditemukan oleh sains.
Keely percaya bahwa eter
berhubungan dengan tingkat energi yang lebih tinggi daripada massa dan materi,
dan itu sejuta kali lebih tebal dan lebih keras daripada baja.
Peka terhadap akustik sejak
lahir, Keely mencapai keseimbangan terbaik efek eterik dengan bantuan ritme
(dengan menggantung, memutar, mengangkat beban dan banyak pengaruh mental), dan
juga mengubah kekuatan - dengan bantuan tempo (dengan melakukan ini ia secara
kuantitatif menyamakan efek perangkat pada berbagai beban dan kecepatan) ...
Tetapi dia juga tahu metode penggunaan eter secara berurutan dan terpisah dalam
eksperimen yang kompleks. Misalnya, dengan bantuan rotasi, ia memengaruhi objek
hingga resonansi akustik paling lengkap, diakhiri dengan efek suspensi.
Akustik dapat direduksi menjadi
elektromagnetisme, karena pada akhirnya semua getaran atom dan molekul adalah
pertukaran emisi radiasi kuantum dengan cara yang sama dengan getaran di ruang
tata surya yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan disebabkan oleh gerakan
planet. Dan mereka semua membuat suara. Rentang suara dari planet-planet tata
surya kita, seperti diketahui, didirikan oleh Johannes Kepler.
Oleh karena itu, menghasilkan
suara, kami pada dasarnya diatur dalam gerakan dan cahaya. Tentu saja,
kebalikannya juga mungkin: untuk mendapatkan suara dari cahaya, dan jika Anda
tahu dan menerapkan hukum matematika eter, Anda dapat membuat materi, atau
lebih tepatnya, mengembunkan materi dari medan elektromagnetik. Dalam dirinya
sendiri, resonansi suara adalah sinkronisme dari sinyal yang dikirim dan diterima.
Kondisi yang sama berlaku untuk osilasi elektromagnetik dari laser, hanya saja
ini memiliki bentuk penjelasan yang berbeda. Nikola Tesla, menggunakan getaran
dan resonansi dalam spektrum elektromagnetik, melakukan hal yang sama seperti
yang dilakukan Keely dengan suara. Mereka menggunakan hukum alam yang sama,
tetapi manifestasi elektromagnetik berbeda satu sama lain.
Keely menganggap dirinya bukan
penemu, tetapi seorang pria yang menemukan hukum alam. Dalam kasus lain, ia
mendemonstrasikan sebuah metode ketika kekuatan “tak terlihat oleh mata
telanjang”, meninggalkan tabung seperti itu, dalam 29 detik tepat mencapai kekuatan
yang mampu mengangkat 350 Kg besi. Dalam percobaan ini, ia juga menggunakan
air, tetapi ia melakukan penguapannya yang cepat, bukan memanaskannya, tetapi
dengan bantuan suara khusus. Uap air dalam volume tertutup diproduksi dengan
bantuan getaran eksternal dari energi besar yang berasal dari resonator suara
yang sangat besar. Ke silinder yang bergetar di bawah pengaruh gelombang suara,
Keely memasang tabung yang sangat tipis dengan diameter yang luar biasa kecil
dan dengan cara ini membuat sambungan antara perangkat dan ruangan tempat
generator berada.
Dengan mengatur molekul udara
bergerak dengan bantuan suara khusus, Keely, kadang-kadang, dalam
eksperimennya, mencapai tingkat materi yang lebih dalam, dan dengan demikian ia
mendapat ide bahwa ada sesuatu yang mendahului eter, menciptakan eter dan
mengendalikan getarannya. Keely juga membuat “laser” suara: kubah yang terdiri
dari berbagai bahan digunakan olehnya dalam percobaan sebagai akumulator suara.
Di dalamnya, kekuatan suara dengan khas, yaitu, yang paling cocok untuk
resonator yang diberikan, frekuensi meningkat menjadi daya kritis, atau lebih
tepatnya, sebelum penampilan akustik “transmisi laser”. Suara yang dihasilkan
diperkuat Keely dilakukan dengan bantuan tabung ke perangkat, yang, karena itu,
bekerja sebagai mesin akustik, menghasilkan efek rotasi, tarik, tolakan dan
suspensi.
Diberkahi dengan nada sempurna,
berjam-jam sebelum percobaan, Keely mulai mencari karakteristik frekuensi suara
resonator ini, mencari emisi “laser” akustik yang cocok. Ini sesuai dengan
pencarian frekuensi emisi foton, yang dilakukan pada transisi kuanta tertentu
dalam atom, yaitu transisi kuantum yang menyediakan penguat.
Getaran suara periode penuh
dalam sistem Keely berhubungan dengan kuantum cahaya. Dia kemudian mereproduksi
frekuensi suara yang ditemukan (khusus untuk bahan resonator) sehubungan dengan
gelombang yang lebih pendek daripada getaran alami resonator. Dia dengan mudah
melakukannya dengan bantuan harmonik rendah dari suara yang sama. Dengan
demikian, Keely menyadari peningkatan intensitas suara dalam waktu - akumulasi
fisik suara, yang untuk beberapa waktu terkunci dan berdenyut dalam resonator
bola. Dia kemudian mengarahkan suara yang diperkuat menggunakan tabung. Sebuah
bola logam (kubah) di dasar laboratoriumnya membantu dalam kompresi kompleks
suara beberapa frekuensi menggunakan laser atau resonator.
Dengan menyesuaikan periode
osilasi sekunder dan getaran pada resonator, ia membangun gelombang vertikal
monoakustik dengan intensitas dan konfigurasi yang stabil, yaitu, ia
menempatkan minima dan maksima dari osilasi dengan cara yang sama seperti
penyelarasan modal, dengan kata lain, ia menghasilkan transformasi yang identik
dari gambar - menjadi suara, visual - menjadi suara. , mandalas - ke dalam mantra.
Esensi dari penemuan Keely
adalah hukum harmonis dari sifat vibrasi materi. Dengan menggabungkan berbagai
tingkat getaran harmonik, mulai dari massa besar, melalui suara dan struktur
atom hingga partikel elementer eter, Keely melepaskan energi tak terbatas
praktis dari lapisan bergetar paralel yang membentuk Dunia yang terlihat.
Jika dikatakan tentang
Pythagoras bahwa ia menemukan “musik bola”, maka tentang Keely kita dapat mengatakan
bahwa dia menemukan “musik Dunia” dan mulai menulis skor halusnya. Keely, pada
intinya, mencoba untuk merobyikasi secara ilmiah baik bagi yang lain maupun
bagi seluruh umat manusia pengetahuan kuno tentang transfer teknis dari massa
yang berat dari satu segmen waktu kosmik ke yang lain, yaitu, dari satu
realitas paralel ke realitas lain. Terkadang, teori kuno pada gilirannya dapat
bangkit dan mematahkan teori modern yang “relatif lebih mapan”. Mari kita
tunggu, dunia secara resmi menggantikan teori relativitas dengan teori eter,
yang sebelumnya tenggelam sejak era kemasyuran Einstein.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.
Budayakan hidup JUJUR
dengan menghargai Jirih Payah, Hak Cipta, Hak Moril, dan Hak Ekonomi
Hery Shietra selaku Penulis.