PELANGGAR
Tidak Bersedia Membayar SEPESER PUN Tarif Layanan Jasa Profesi, namun Mengharap serta Menuntut Dilayani, bukankah itu SINTING dan SERAKAH?
Alih-Alih Berterimakasih, justru Membalas Budi Baik Pengorbanan Penulis dalam Membuat Website Publikasi Hukum ini dengan Perkosaan. Memperkosa Profesi Orang Lain yang sedang Bersusah-Payah Mencari NAFKAH, sungguh Perilaku IBLIS yang LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS!
“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” (Matius 15:22-26)
Dengan demikian, umat Kristiani yang meneladani Yesus, akan menolak menolong umat Non-Kristiani, dimana umat Non-Kristiani dipandang sebagai seekor “anjing”. Namun, tampaknya umat Kristiani itu sendiri yang merampok roti dan nasi dari piring milik Non-Kristiani. Seorang penipu dengan nomor seluler 081255769743, mengaku dari sebuah perusahaan di Bontang, dan menyebut namanya seperti sedang “kumur-kumur” sehingga tidak dapat terdengar jelas oleh kami (modus sang pelaku yang tampaknya memang licik penuh akal bulus untuk mengecoh kami) dari seberang telepon saat dirinya mengganggu dengan menelepon kami. TUKANG PERKOSA dari nomor tersebut berani dengan lancang berulang-kali menelepon kami yang mana sangat mengganggu pekerjaan kami, menuntut dilayani tanpa bersedia membayar SEPERAK PUN! Setelah dirinya kami tegur secara keras karena menghubungi kami dengan melanggar peringatan di website, dirinya tetap secara berani bersikap lancang kembali memaksa kami untuk meladeninya tanpa mau membayar tarif SEPESER PUN (bahkan menanyakan tarif kami pun tidak, terlebih menyatakan kesediaan membayar tarif layanan jasa).
Si pelaku berkata lewat telepon: “Halo, bapak konsultan Shietra, saya mau tanya bla bla bla ...” Dengan demikian, ia sadar dan tahu betul, bahwa kami mencari nafkah dari menjual jasa TANYA-JAWAB sebagai konsultan! Seketika itu juga dirinya kami tegur, “Siapa yang izinkan kamu bertanya? Bila Anda bisa dapat nomor kontak saya, berarti Anda telah baca peringatan di website, bahwa hanya pembayar tarif yang berhak bertanya dan dapat info yang benar. Nomor saya ini untuk saya kerja cari nafkah!” Bila bekerja dan mencari nafkah ialah “ibadah”, artinya sang Kristen telah menista agama kami yang sedang “beribadah” dan mengganggu serta memperkosa “ibadah” kami.
Namun si anak tunasusila tersebut tetap memperkosa kami: “Saya dapat nomor bapak dari sekretaris bapak.” Marah-lah kami akibatnya: “Bila Anda bisa dapat nomor kantor saya, berarti Anda sudah baca dan tahu peringatan tegas di website, MASIH SAJA MELANGGAR!!!” Si anak tukang perkosa itu tetap memperkosa profesi kami: “Saya cuma mau tanya, kok putusan di legal opinion bapak di website, tidak ada nomornya di situs mahkamah agung?" Cuma mau memperkosa? (pakai kata “cuma”!) Rupanya seperti itu, ajaran Kristen selama ini, dilakukan oleh PENGURUS GEREJA! Entah sudah berapa banyak korban perkosaan umat Kristiani satu ini.
Oh, bayar sewa kantor pakai BATU ya? Dirinya tega, membalas air susu dari berbagai publikasi ilmu di website kami, dan membalasnya dengan pemerkosaan terhadap profesi kami. Dirinya lancang berani melecehkan profesi kami langsung lewat telepon, seakan dirinya berhak mengganggu waktu kami atas apa yang bukan urusan kami, melanggar ketentuan di website, menyalah-gunakan nomor kontak kami yang diperuntukkan untuk cari nafkah, dan bahkan memaksa kami untuk “makan batu”.
Ketika seorang Faris mengkritik Yesus, dia membalasnya dengan semburan kata-kata kasar yang berisikan kutukan dan hujatan. (Yohanes 8:42-47, Matius 23:13-36) Yesus boleh marah dan murka, bahkan mengutuk dan menghujat hanya karena dikritik. Mengapa kami tidak boleh menghujat dan memaki orang Kristen yang memperkosa profesi kami? Bukankah itu “standar ber-ganda”?
Sungguh anak tunasusila (ciri utama tunasusila : tidak punya malu!) Berulang kali dirinya memaksa kami untuk meladeni dan melayani NAFSU BEJAT dirinya tanpa mau membayar SEPERAK PUN!!! BERULANG KALI DIRINYA TEGA MEMAKSA KAMI UNTUK MAKAN BATU! LANGGAR, LANGGAR & PERKOSA, itu saja kerjaan anak tunasusila macam dirinya. Tidak akan mengherankan bila setiap orang yang dijumpainya akan diperkosa tanpa rasa malu! Identitas bajingan tidak tahu malu itu sama dengan pemilik nomor telepon 021-45845960 yang juga berani secara lancang menelepon kami pada waktu yang sama dari orang yang sama, yakni dari sekretariat GBI (Gereja Kristen) Rayon MALL OF INDONESIA, Jalan Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara, DKI, 14240 Jakarta.
Ternyata, setelah kami investigasi, anak tukang perkosa dan TUKANG LANGGAR tersebut ialah berasal dari pengurus Gereja Kristen (rupanya begitulah ajaran kristen). Konsultan Shietra merupakan Buddhist, yang mana sering menjadi korban penistaan kaum kristen yang kerap menghina dan menista Buddhisme. Jadi, untuk apa kami sudi meladeni mereka? Terlebih tidak etis, mereka mengaku dari perusahaan PT di Bontang ketika menghubungi kami, sama sekali tidak menyebut bahwa diri mereka dari gereja kristen. Jadi, kami simpulkan, begitulah cara kristen melakukan tipu daya selama ini? (ITU FAKTA, BAHWA GEREJA KRISTEN YANG TELAH MENISTA DAN MENCORENG NAMA AGAMANYA SENDIRI LEWAT AKSI TIPU DAYA DEMIKIAN. Menceritakan FAKTA yang kami alami sendiri bukanlah menista, tapi BERITA serta TESTIMONI KORBAN).
Rupanya, umat Kristiani mencari makan dengan cara menipu, merampok nasi dari piring orang lain, dan memerkosa profesi orang lain, dan menzolimi penganut Buddhisme. Hati-hati kepada masyarakat agar tidak menjadi korban serupa seperti kami akibat kelakuan yang lebih hina daripada pengemis oleh GBI Rayon Mall of Indonesia tersebut (yang akan mengaku-ngaku sebagai dari PT ketika menghubungi Anda, dan meminta dilayani sembari memperkosa profesi Anda, dan merampok nasi dari piring Anda!)
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan ibunya, menantu perempuan ibu mertuanya, dan musuh-musuh ialah orang-orang seisi rumahnya.” (Matius 10:34-36)
Rupanya begitulah kerjaan orang kristen, selain hobi menista Buddhisme, juga TUKANG LANGGAR & TUKANG PERKOSA, bahkan TIDAK TAHU MALU!!! Perilaku mereka yang mencoreng agama mereka sendiri. Kaum Kristen ini sendiri yang telah menista agama mereka dengan lancang melanggar dan memerkosa profesi kami (FAKTA: mereka memakai nomor telepon sekretariat gereja GBI Rayon MOI Jakarta ketika melanggar dan memperkosa profesi kami, maka berarti itu representasi Kristen. INGAT, KAMI ADALAH KORBAN KELAKUAN BEJAT UMAT KRISTIANI!).
Publikasi ini kami sampaikan kepada publik agar waspada terhadap kelakuan busuk semacam itu. Itulah kesan yang kami dapatkan dari orang-orang yang merupakan pengurus Gereja Kristen (sedih rasanya profesi kami diperkosa secara sadistik dan dilanggar seenaknya tanpa tahu malu!) Bila pengurus gerejanya saja kelakuannya tukang tipu, bejat, dan perampok nasi seperti itu, bagaimana dengan umatnya? Mengapa GBI Rayon MALL OF INDONESIA tidak memerkosa saja umatnya sendiri?
Hal yang lebih mengganggu hati kita tentang murid-murid Yesus adalah berapa seringnya mereka dirasuki oleh setan atau iblis dari waktu ke waktu. Maria Magdalena, orang yang dikatakan melihat kebangkitan Yesus, telah dirasuki oleh tujuh iblis (Markus 16:9).
Jadi begitu, ajaran dan perilaku kristen, bahkan mengaku dari sebuah PT di Bontang dan seenaknya melanggar serta memperkosa profesi orang lain? Pengurus geraja kristen itu sendirilah yang telah menista dan mencoreng wajah agamanya sendiri, sementara kami adalah KORBAN! Sejak kapan kristen dan gereja merasa berhak untuk menipu dan memperkosa profesi umat beragama lain? (INGAT, KAMI ADALAH KORBAN dari GBI Rayon MALL OF INDONESIA!) Adalah wajar bila kami marah, bukan pelaku penipuan dan pemerkosaan itu yang berhak untuk protes bila kami buka FAKTA perilaku mereka.
Tidak ada satupun alasan pembenar untuk menggunakan tipu-muslihat maupun cara-cara kotor untuk memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah! Kami berhak untuk marah ketika ditipu dan dilecehkan, sementara para pelanggar tersebut TIDAK BERHAK untuk melanggar, menipu, terlebih memperkosa profesi kami! KAMI TELAH DIZOLIMI! Kami adalah KORBAN yang telah DIZOLIMI GBI Rayon MALL OF INDONESIA, gereja kristen yang tidak berhati nurani! (KORBAN BERHAK UNTUK MENJERIT KESAKITAN! ADALAH PERILAKU IBLIS, PIHAK YANG MENCOBA UNTUK MEMBUNGKAM SUARA KAMI ATAS PENGALAMAN PAHIT INI!)
Yesus terus-menerus menghakimi dan mengutuk orang lain, bahkan dalam cara yang kasar dan dibesar-besarkan. (Yohanes 8:42-47, Matius 23:13-16). Namun umat Non-Kristiani dilarang menghakimi dan mengutuk umat Kristiani yang memperkosa profesi sang Non-Kristiani.
Setelah perilaku pengurus Gereja Kristiani di atas kami publikasikan, tidak lama berselang datang sebuah surel ditujukan kepada kami, yakni dari seseorang dengan informasi akun email “Hendra Gunawan <hendragunawannn68 @gmail.com>”, yang kami yakini seorang umat Kristiani yang merasa tersinggung (alih-alih merasa malu ataupun meminta maaf untuk dan atas nama agamanya) oleh publikasi kami perihal perilaku “bejat” Gereja Kristiani, ternyata adalah seorang penipu lainnya yang berhasil mengecoh kami dengan email “tipu muslihat” seolah-olah hendak mendaftar sebagai klien dengan judul email “Konsultasi Hukum” namun ternyata mengirimi kami pesan berikut, tanpa memperkenalkan diri (pemerkosa mana pula yang hendak repot-repot memperkenalkan diri kepada korbannya?):
“Bapak ini konsultan hukum atau germo? Kok websitenya isi kata kata ‘pe!acur’ semua? Dan SARA pula.. Situ buddhist kan? Buddha itu selalu mengajarkan cinta kasih kepada sesama, bukan ngamuk ngamuk karna orang nanya tapi belom bayar..”
Tuhan pasti geleng-geleng kepala melihat tingkah dan ulah bejat hina tercela para Kristiani di atas (rujuk Kejadian 6:6-7, TUHAN Allah menyesal atas ciptaan-Nya.) Tidak heran terbit ayat berikut : hanya 144.000 (Seratus empat puluh empat ribu) orang yang akan diselamatkan pada Hari Pengadilan Terakhir. (Wahyu 14:3-4), peluang yang lebih kecil daripada main jud! di kas!no. Oh, semua orang boleh tanya-tanya seenaknya kepada setiap profesi konsultan dan tidak merupakan perkosaan? Siapa juga yang buat aturan seperti itu, jika bukan para kalangan pemerkosa? Pendosa (umat Kristiani) tersebut di atas, hendak ceramah soal hidup suci dan mulia? Bandingkan dengan:
“Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10) dan “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tidak pernah berbuat jahat.” (Pengkhotbah 7:20). Ajaran tentang Dosa Asal mengajarkan bahwa semua manusia adalah pembuat dosa, tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari dosa, dan kejahatan didalam diri kita lebih kuat daripada kebaikan (Roma 7:14-24).
“Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Filipi 1:18)
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
“Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.” (Korintus 12:16)
Belum bayar? Pemerkosa mana yang akan membayar? Pipi kiri ditampar kasih pipi kanan? Sudah diperkosa lalu mau pula disuruh mati kelaparan “makan batu”? ADAKAH AGAMA YANG MENGAJARKAN SEBODOH ITU, AGAMA KRISTEN? Untuk apa juga kami mau diganggu oleh pemerkosa? Kewajiban dari mana bagi kami untuk mau diganggu oleh tukang perkosa? Kami “MURKA”, bukan lagi mengamuk, dan kami berhak untuk MURKA! Adalah JAHANAM yang lebih patut masuk neraka, orang-orang yang tega memperkosa profesi orang lain tanpa tahu malu (bahkan tega menyalahkan dan kian melecehkan pihak korban).
Buddha tidak pernah mengajarkan umatnya untuk mati konyol diperkosa orang lain ataupun mau saja disuruh makan BATU. Kami Buddhist yang masih perlu MAKAN NASI, Anda tidak berhak menyuruh kami mati konyol karena kalian beri makan batu! ANDA SENDIRI SAJA YANG MAKAN BATU! AGAMA MANA YANG MENYURUH UMATNYA UNTUK MAKAN BATU? (Agama Hendra Gunawan tentunya). SARA? Mana yang lebih SARA, korban atau pelaku perkosaan? Yesus berkata, yang tidak meyakini saya, masuk neraka. Tanggapan kami : Yesus patut masuk penjara karena MENISTA agama non-Kristiani! Umat Kristen dalam berbagai kejadian kerap berkata, “Umat Buddhist baik sih, tapi karena tak percaya Yesus, mereka masuk neraka.” Siapa yang menista siapa, dan siapa yang sesungguhnya selama ini bersikap SARA?
Kami adalah KORBAN yang berhak untuk MELAWAN. Kami sudah membuat aturan SOP usaha kami, bahwa “hanya klien yang berhak untuk menceritakan permasalahan hukum”, KARENA KAMI SEDANG MENCARI NAFKAH DARI LAYANAN TANYA-JAWAB (sudah demikian besar pengorbanan kami membuat publikasi ilmu hukum dalam website ini sebagai CSR, bukannya berterimakasih pada kami, justru profesi kami diperkosa oleh para pelanggar tersebut, DAN JANGAN PERNAH BERMAIN-MAIN DENGAN ORANG YANG SEDANG MENCARI NAFKAH UNTUK MENYAMBUNG HIDUP!--suatu prinsip kemanusiaan paling mendasar, yang tampaknya tidak diajarkan dalam Kristen, sehingga umatnya tega hati menipu dan memperkosa, bahkan masih pula melecehkan KORBAN mereka).
Jika Anda tidak suka dengan aturan kami, mengapa masih juga melecehkan dan memperkosa profesi kami dengan lancang meminta dilayani tanpa mau membayar dan menyalahgunakan nomor kontak kerja kami? Hendra Gunawan adalah makhluk PEMAKAN BATU yang sudah putus urat malunya, membela para pelanggar dan pemerkosa profesi kami, dan justru turut melecehkan profesi kami seolah kami punya kewajiban untuk MAKAN BATU (mengapa tidak dirinya sendiri saja?). Apakah ada, agama yang mengajarkan umatnya untuk memperkosa profesi orang lain? Sikap umatnya sendiri yang telah mencoreng agamanya sendiri sebagai “PEMERKOSA”.
Setan masuk ke tubuh Yudas (Lukas 22:3), mencoba merasuki Simon (Lukas 22:31) dan Yesus pernah sekali memanggil Petrus, murid utamanya, “Setan” (Matius 16:23) Yesus sendiri akan mengutuk sang Kristen yang kesetanan saat memperkosa profesi orang lain, sebagai ”SETAN”!
Rupanya, agama Hendra Gunawan ialah agama MAKAN BATU! Mengapa juga dirinya merasa berhak untuk memaksa kami untuk turut memakan batu? HAK ATAS NAFKAH ADALAH HAK ASASI MANUSIA, TERMASUK HAK KAMI ATAS PROFESI LEGAL KAMI! Menjadi Buddhist, bukan artinya menjadi orang bodoh yang berdiam diri dilecehkan dan sudi diberi makan BATU. Kami tidak punya kewajiban untuk diganggu dan diperkosa harkat serta martabat kami.
Email Hendra Gunawan yang ternyata berisi tipuan, menjadi pertanda bahwa dirinya terbiasa MENIPU, termasuk cerminan agamanya yang membela sang Kristen yang telah memperkosa profesi kami—artinya, sesama Kristen, karena saling membela antar pelaku perkosaan. Untuk Anda ketahui, kami pernah hampir mati kelaparan karena para pemerkosa tersebut yang menghubungi kami menuntut dilayani tanpa mau membayar SEPERAK PUN! Belum apa-apa, sudah menipu, pertanda TERBIASA MENIPU, hidup dari menipu. Belum apa-apa sudah MINTA DILUANI, MENIPU, dan MELECEHKAN PROFESI ORANG LAIN.
Pemerkosa mana, yang mau bayar? Itu ya, hasil didikan agama Anda, Kristen si PENDOSA! Agama dan konsultan mana lagi, yang hendak anda dan kalian perkosa, para Kristen? Korban menjerit kesakitan, Anda salahkan, bahkan Anda lecehkan. Pelakunya, ANDA BELA, KARENA ANDA JUGA SESAMA TUKAN TIPU DAN PEMERKOSA SEPERTI PELAKU LAINNYA! Orang ditipu dan diperkosa mana, yang senang dan perlu pakai sopan santun terhadap pelakunya?
Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia telah menyalah-gunakan info kontak berisi nomor KERJA kami dari website profesi kami selaku Konsultan Hukum, yang jelas-jelas untuk peruntukkan KERJA, PROFESI, dan diperuntukkan bagi KLIEN PEMBAYAR TARIF LAYANAN JASA HUKUM. Lantas seketika itu pula Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia tanpa bertanya perihal tarif layanan terlebih menyatakan kesediaan membayar ketentuan tarif kasa yang berlaku (pemerkosa mana pula yang hendak membayar?) memperkosa profesi kami dengan tanpa izin mengajukan pertanyaan hukum serta tanpa pula menyatakan kesediaan membayar tarif ataupun bertanya perihal besaran tarif—sehingga apa lagi tujuannya selain “memperkosa” Profesi Konsultan Hukum?
Semua orang saja, pakai modus bodoh super konyol milik Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, menghubungi dan mengganggu waktu kerja kami dengan modus “sok kenal” namun pura-pura tidak mengetahui bahwa kami mencari nafkah dari menjual jasa konseling seputar hukum (???), ia pikir siapa dirinya, dan ia pikir kami adalah babysitter-nya? Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia sungguh adalah “Manusia SAMPAH” (spammer, dalam istilah Inggris-nya) yang lebih cocok dikategorikan sebagai “SPAM” dan sangat mengganggu. Tempatnya “spammer” semacam Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia ialah di “TONG SAMPAH” jahanam. Dunia ini tidak pernah kekurangan “manusia SAMPAH” semacam Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia. Maka untuk apa juga kami direpotkan oleh “manusia SAMPAH” semacam Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia seolah-olah kami kurang kerjaan?
Apa hak dia, minta belajar? Lantas, apa kewajiban dirinya menikmati belajar dari kami? Penipu tidak punya malu sekaligus Sarjana (Tukang Langgar) Hukum semacam Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, yang bahkan tidak memiliki sopan-santun paling mendasar seperti etika komunikasi, saling menghormati, ataupun sikap saling menghargai antar profesi, dimana sungguh tercela dan hina memperkosa profesi orang lain yang sedang bekerja susah-payah mencari nafkah (mencari nafkah adalah hak asasi manusia), sehingga jelas dirinya tidak memiliki standar moral layaknya manusia beradab, namun “manusia hewan”.
“kalau ditampar pipi kiri, diberi pipi yang kanan” dan “untuk tidak menolak orang jahat” (Matius 5:39). Jadi, kami harus berterimakasih dan sopan santun lemah lembut kepada Kristen yang memperkosa profesi kami, jika perlu kami suguhkan diri kami untuk diperkosa dua kali kepada Kristen, sang pemerkosa?
Kepada Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia yang tidak tahu balas budi meski telah menikmati demikian banyak karya tulis kami yang dibangun dengan tetesan air mata, perasan keringat, cucuran darah, anggaran biaya bermodal besar, serta pengorbanan yang tidak terhitung lagi jumlahnya, alih-alih berterimakasih justru memperkosa tanpa rasa malu terlebih merasa bersalah, bahkan masih pula mendebat seolah belum cukup kesalahan fatal yang demikian jahat dibuat olehnya.
Inilah tanggapan kami, agar yang bersangkutan menyadari dan mengetahui, betapa hina diri dan kelakuannya dalam realita di lapangan terhadap profesi orang lain yang sedang bekerja mencari nafkah, bahkan masih pula “membalas budi baik guru dengan merampok nasi dari piring gurunya” (tiada yang lebih bejat dan jahat daripada perbuatan tidak tahu balas budi semacam “membalas air susu dengan memperkosa profesi gurunya sendiri” demikian):
1.) Siapa yang izinkan Anda untuk bercerita masalah hukum kepada kami selaku Konsultan Hukum? Apa bedanya antara Anda dan pencuri yang mengambil sesuatu tanpa diberi izin? TIDAK PERNAH kami izinkan, lalu Anda mau apa? Itu yang Anda sebut “sopan santun”?
2.) Kapan, Anda pernah kami nyatakan sebagai Klien?
3.) Apa hak Anda untuk meminta dilayani dan atas dasar apa, serta apa juga yang menjadi kewajiban Anda?
4.) Anda tidak pernah menyatakan bersedia membayar tarif layanan, terlebih bertanya perihal besaran tarif jasa, maksud Anda apa selain sekadar tanpa malu “memperkosa” profesi orang lain yang sedang mencari nafkah? Tidak menyatakan hendak membayar tarif jasa serta tidak pula bertanya perihal besaran tarif layanan, lalu apa maksud Anda mengganggu kami?
5.) Siapa yang izinkan Anda menyalah-gunakan info kontak kami? Sudah dilarang, untuk apa lagi minta izin?
6.) Sudah berapa banyak korban perkosaan Anda? Konsultan mana lagi yang hendak Anda “perkosa” profesinya?
7.) Pengemis mana, yang punya masalah hukum, wahai gembel?
8.) Anda telah menikmati berbagai karya tulis kami, namun membalas budi baik kami dengan “perkosaan”?
9.) Bagaimana bila Anda yang bekerja pada kami, dengan upah berupa kata “terimakasih”?
10.) Sudah dilarang, peringatan dalam website demikian besar, masih juga sengaja melanggar, dan masih juga berdelusi mengharap dilayani?
11.) Belum apa-apa sudah melecehkan, bagaimana nanti?
12.) Sudah putus, urat malu Anda? “Tes” memperkosa profesi orang lain? Anda “tes” saja otak Anda sendiri, mungkin ada yang korsleting di dalam kepala Anda itu.
13.) Anda pikir siapa diri Anda? Apa bedanya Anda dengan jutaan “manusia sampah” (spammer) di luar sana?
14.) Begitu rupanya orangtua dan agama Anda mengajarkan, memperkosa dan merampok nasi dan lauk “B2” dari piring profesi orang lain, disebut “halal”? Apa sih, agama Anda?
15.) Anda bangga, mengaku-ngaku dan bersikap sebagai “GEMBEL”"? Tambahkan kata itu, sebagai gelar di depan nama Anda.
16.) Siapa yang tidak akan “MURKA”, Anda perkosa dan suruh “makan batu”? Korban yang menjerit, Anda sebut “tidak sopan”, seolah perkosaan Anda disebut “sopan”?
17.) Profesi mana, yang tidak menetapkan “term and conditions” layanan? Pernah Anda bertanya, apa saja “syarat dan ketentuan”-nya?
18.) Anda mati pun, apa urusannya dengan kami?
19.) Sudah melanggar, menyalah-gunakan, dan memperkosa, baru setelah itu “minta izin”? Minta izin untuk melanggar dan memperkosa? Kalau begitu, kami juga minta izin untuk menampar wajah tidak tahu malu milik Anda.
20.) Sengaja melanggar, menyalah-gunakan, dan memperkosa, patut diganjar “reward” ataukah “punishment”?
21.) Siapa yang mengizinkan Anda untuk mengganggu waktu, pekerjaan, maupun waktu istirahat profesi orang lain?
22.) Enak ya, tidak mau repot-repot ke Kantor Hukum, tidak mau bersusah-payah riset hukum, tidak mau bayar biaya layanan jasa, tidak mau buang waktu untuk belajar hukum, lantas ingin semudah bermain handphone untuk memperkosa profesi Konsultan Hukum?
23.) Memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah, disebut “sepele”? Ciri khas mental kriminil, meremehkan dan menyepelekan perasaan korbannya.
24,) Sudah begitu tegas peringatan dalam website ini, “KONSULTAN HUKUM, HANYA MELAYANI KLIEN”, masih pula lancang menuntut dilayani tanpa mau memberi imbalan jasa sepeser pun?
25.) Coba sebutkan, apa faedah dan untungnya bagi kami diganggu dan direpotkan oleh urusan dan kepentingan pribadi Anda?
26.) Anda mengganggu hanya untuk meminta, mengambil, mengemis, serta merampas hak kami?
27.) Minta tolong? Merampas hak kami serta memperbudak profesi kami, disebut sebagai minta tolong? Tolong Anda musnah saja dari muka bumi, hanya merusak pemandangan bagai polusi.
28.) Meminta tanpa mau membayar harga sepeser pun, apa itu namanya jika bukan mencuri / merampok hak milik orang lain atas tarif jasa? Agama Anda tidak mengajarkan itu sebagai perbuatan tercela disamping hina?
29.) Secara lancang menyuruh kami untuk kerja rodi “makan batu”, masih pula tanpa malu meminta dilyani? Memperbudak profesi orang lain disebut sebagai sopan santun? Begitu, Anda mendidik dan di-didik keluarga dan guru Anda, merampas hak orang lain tanpa rasa malu?
30.) Apa bedanya antara Anda dan perampok ataupun pemerkosa yang banyak berkeliaran di luar sana? Untuk apa pula kami bersedia meladeni seorang pemerkosa ataupun perampok semacam Anda? Dunia ini tidak pernah kekurangan perampok ataupun pemerkosa. Dunia ini justru dikotori dan dicemari oleh kalian yang sebaiknya punah saja.
31.) Kegilaan semacam apa yang bersarang di otak Anda sehingga tanpa malu berkeyakinan bahwa orang lain akan senang bila profesinya diperkosa?
32.) Selama ini Anda bekerja sesuai profesi Anda, tanpa menuntut upah ataupun harga jual? Semoga Anda benar-benar mati “makan batu” sebagaimana sikap Anda terhadap profesi kami.
33.) Apa bedanya antara Anda dan hewan, sama-sama tidak punya malu. "Manusia hewan" mengharap masuk surga?
34.) Tidak ingin repot-repot riset hukum, menguras waktu menekuni bidang hukum, dan juga tidak ingin repot-repot keluar modal untuk belajar ilmu hukum, lantas ingin membuat kami repot dan direpotkan? Anda bukanlah “bos” kami, terlebih ingin diperlakukan seperti seorang klien pembayar tarif jasa. Anda hanya seorang “penjajah” yang menjajah!
35.) Anda sendiri saja tidak perduli pada hak-hak kami, lantas untuk apa juga kami memusingkan urusan maupun masalah Anda yang hanya menyerupai “sampah pengganggu” di mata kami? Tumpukan sampah, berserakan di luar sana. Dunia ini tidak pernah kekurangan sampah milik “manusia sampah”. Jangan menyampah di tempat kami.
36.) Anda pikir kami “kurang kerjaan”, sampai-sampai bersedia meladeni manusia “kurang kerjaan” semacam tukang perkosa profesi orang lain?
37.) Kami menjual jasa, waktu, dan ilmu. Apa yang Anda tukar sebagai barter layanan jasa kami, sekadar serta semudah ucapan "terimakasih"? Jika begitu, maka Anda layak mendapatkan sumpah-serapah serta ditendang keluar (diusir)!
38.) Tidak ingin membayar tarif jasa sepeser pun, lantas daya tawar apa yang Anda miliki selain pamer betapa tidak tahu malu diri Anda dan delusi penuh keserakahan merampas nafkah milik profesi orang lain?
39.) Lancang sekali Anda bersikap seolah jasa, waktu, serta ilmu kami sebagai tidak (memiliki) ber-harga sehingga Anda (berdelusi) berhak mengambil tanpa membayar harga seperak pun. Waktu serta ilmu kami TIDAK TERNILAI HARGANYA dan Anda layak diberi sanksi atas pelecehan terhadap profesi kami! Anda bahkan tidak layak mengaku sebagai seorang "manusia", dengan tidak mau memahami prinsip bangsa beradab : TAKE and GIVE!
40.) Mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan pengorbanan serendah-rendahnya, dengan cara memperkosa profesi orang lain dan merampas hak orang lain atas nafkah? Mental Anda lebih miskin dan lebih bermasalah daripada kata “memprihatinkan” maupun “sakit jiwa”.
41.) Merampas hak orang lain dan tidak bertanggung-jawab atas kewajiban membayar tarif jasa, disebut “keuntungan”? Hanya orang “tidak waras” yang merasa “beruntung” berhasil menanam Karma Buruk, dan bangga. Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan, dan jangan perlakukan orang lain sebagaimana Anda tidak ingin diperlakukan. Apa saja memangnya, yang selama ini diajarkan oleh orangtua dan agama Anda?
42.) Tidak bersedia membayar tarif seperak pun, namun meminta dilayani serta masih pula mengharap “SELAMAT”?
43.) Anda pikir dengan berkelit atau berhasil memperdaya kami lewat modus manipulatif yang eksploitatif terhadap profesi kami, merupakan suatu “keuntungan” bagi Anda? Menanam Karma Buruk (berupa "dosa" mencuri ilmu dan nafkah), disebut sebagai “beruntung”?
44.) Anda mengganggu dan menyalah-gunakan nomor kontak kerja ataupun email profesi kami, hanya untuk “mau menang sendiri” serta untuk “mau untung sendiri”? Anda yang “bodoh” bila berpikir bahwa kami sebodoh itu.
45.) Apa arti orang baik di mata Anda, untuk dijadikan “mangsa empuk” eksploitasi?
46.) Menyalahgunakan nomor kontak kerja kami disebut sebagai hendak berkenalan? Kami tidak pernah menyatakan ingin berkenalan dengan benalu ataupun lintah penghisap darah manapun.
47.) Kami mencari NAFKAH secara legal dengan peras keringat, banting-tulang, kuras modal, dan cucuran darah serta air mata, bergelut di ujung jurang hidup dan mati diri dan keluarga. Memperkosa profesi orang yang sedang cari uang, disebut etika Ketimuran? Anda suruh saja anak Anda sekolah MAHAL-MAHAL, belajar SUSAH-PAYAH, setelah itu suruh anak Anda bekerja bagi kepentingan kami TANPA upah ataupun imbalan. Anda mau menang sendiri?
48.) Adalah nomor kontak KERJA ataupun email PROFESI kami yang telah Anda SALAHGUNAKAN, artinya Anda telah MENGECOH dan MENIPU kami yang jelas-jelas menjadi terganggu karena mengira telepon / pesan dari calon klien yang bersedia membayar tarif layanan jasa, pemberi harapan PALSU tidak ubahnya PENIPU. Hak dari mana Anda MENGGANGGU dan MENIPU orang yang sedang mencari nafkah?
49.) Mengapa kami harus bersikap sopan dan santun terhadap pihak yang beritikad buruk memperkosa profesi kami? Bila dari sejak awal kami mengetahui bahwa Anda mengganggu waktu kami hanya untuk mencuri nasi dari piring kami, maka tidak akan kami berbasa-basi terlebih membiarkan pekerjaan kami terganggu.
50.) Memangnya apa yang menjadi harapan Anda ketika menghubungi kalangan profesi konsultan, minta dilayani tanpa perlu membayar SEPESER PUN? Anda tidak takut dan tidak malu melakukan perbuatan sehina itu, bahkan masih pula mendebat korban Anda?
51.) Anda pikir memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah, adalah iseng-iseng berhadiah?
52.) Mengganggu dan mempermainkan orang yang sedang mencari nafkah, adalah perbuatan tercela serta keji. Memperkosa profesi orang lain, apakah tidak lebih jahat lagi?
53.) Cuma GEMBEL (pengemis gelandangan) yang meminta-minta. Anda bahkan lebih hina daripada GEMBEL, meminta-minta apa yang sedang kami jual (menjual jasa) dan atas sumber nafkah hidup kami. Bagian mana dari iklan kami yang menyatakan kesediaan kami melayani GEMBEL semacam Anda?
54.) Kami berhak untuk MARAH dan MURKA. Profesi mana yang tidak akan marah karena Anda lecehkan?
55.) Belum apa-apa sudah meminta dilayani TANPA HAK. Lalu, apa KEWAJIBAN Anda dan apa KOMPENSASI IMBALAN yang Anda berikan kepada kami? Tidak ingin merepotkan diri untuk membayar, hanya ingin semudah dan segampang mengucapkan “terimakasih”? Bila Anda masuk tong sampah, kami yang akan mengucapkan “terimakasih” kepada Anda.
56.) Ketika Anda bertamu ke rumah atau menghubungi nomor kontak seseorang, maka ATURAN MAIN milik siapa yang berlaku, peraturan milik tuan rumah ataukah peraturan milik sang tamu? Sikap Anda menunjukkan bahwa orangtua Anda telah salah didik dan salah asuh.
57.) Bagian mana dari website profesi kami ini, yang menyebutkan bahwa kami membuka posko pelayanan bagi gembel yang punya masalah hukum? Gembel, punya masalah hukum?
58.) Website ini mencantumkan kata MENJUAL, masih juga meminta?
59.) Anda merasa ada kewajiban membayar tarif jasa atau tidak? Anda mau BAYAR atau tidak? Lantas atas dasar hak dari mana Anda berani dengan lancang mengganggu pekerjaan kami dan meminta dilayani? Anda bahkan tidak punya hak untuk meminta.
60.) Bila Anda bayar mahal-mahal untuk berkuliah, belajar susah-payah, hanya untuk menjadi budak tanpa bayaran bagi kepentingan orang lain, itu urusan Anda dan masalah hukum Anda bukanlah urusan kami. Namun Anda tidak punya hak untuk memperbudak JIRIH-PAYAH dan merampas hak atas nafkah profesi orang lain.
Kalau kita menemukan seseorang telah mencuri celana kita, kita harus pergi keluar dan memberikan maling itu pakaian kita juga (Matius 5:30). Rupanya itu, tuntutan dan harapan orang Kristiani? Tuntutan dan harapan korup yang berlebihan.
Jika kita tidak bisa menahan diri dari mencuri, kita harus memotong tangan kita sendiri (Matius 5:30). Mengapa tidak sang Kristiani itu saja yang memotong kemaluannya agar tidak lagi dikusai libido birahi?
61.) Mata duitan? Penjual mana, yang begitu bodohnya mau dibodohi pencuri yang hendak mengambil tanpa mau membayar? Kebodohan Anda bukan untuk dipamerkan. Anda atau suami Anda bekerja tanpa menuntut upah / harga? Ada ya, orang sedungu dan serakah tidak punya malu seperti Anda, kami alergi.
62.) Meminta dilayani namun tidak bersedia membayar tarif layanan SEPESER PUN sebagai kompensasi jasa, lantas apanya lagi yang perlu kami negosiasikan? Bagai negosiasi dengan perampok.
63.) Penipu sudah sewajarnya tertipu, perampok sudah sepatutnya dirampok, dan pemerkosa profesi orang yang sedang mencari nafkah adalah sudah selayaknya bermasalah dengan hukum (Karma).
64.) Hanya tahu “meminta dan mengambil” tanpa mau “membayar”, itu namanya apa bila bukan “GEMBEL” dan “PERAMPOK”? Menuntut orang lain untuk bekerja tanpa bayaran bagi kepentingan dirinya, namun disaat bersamaan menolak diperbudak kerja rodi demi keuntungan orang lain, itu namanya apa jika bukan “SERAKAH” dan “PENJAJAH”?
65.) Anda tak punya hak untuk menyuruh kami “kerja rodi”, Anda sendiri saja yang bekerja kepada kami sesuai profesi Anda, demi kepentingan kami, namun TANPA BAYARAN SEPESER PUN! Kini, Anda kami tugaskan untuk mencari jawaban atas masalah hukum Anda sendiri tersebut, lalu laporkan pada kami jawaban hasil jirih-payah riset Anda, tanpa kami bayar.
66.) Anda selama ini menafkahi keluarga Anda, uang dari mana, jika bukan menuntut upah dan harga atas profesi Anda? Dari merampas hak nafkah milik orang lain? Berarti Anda sendiri yang “MATA DUITAN”! Jika Anda selama ini melecehkan diri sendiri dengan “menjual diri” tanpa bayaran dan “makan batu”, Anda tak punya hak menuntut orang lain sebodoh Anda, dan tidak heran Anda benar-benar menjadi dungu seperti sekarang ini.
67.) Sudah diberi peringatan dalam website “HANYA MELAYANI KLIEN” dan “Menjual Jasa”, masih saja berani serta tanpa malu melanggar dan menyalah-gunakan nomor kontak KERJA kami serta masih pula mengharap / menuntut dilayani tanpa bersedia membayar imbalan tarif jasa?
68.) Saya tanya Anda, melanggar dan memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah, adalah perbuatan jahat dan tercela atau tidak? Anda takut dosa atau tidak, sih? Bila sudah tahu itu dosa dan tercela, mengapa masih dilakukan, bahkan masih juga mendebat, berdebat, dan melecehkan kami selaku KORBAN perkosaan Anda? Itu artinya Anda bukan orang baik, namun orang jahat, PENJAHAT dan PENDOSA! Pendosa, minta dilayani? Pendosa masuk neraka saja!
69.) Anda menyepelekan kepentingan dan hak-hak profesi kami, lantas untuk apa kami bersedia sedetik pun memusingkan urusan Anda (sampah) yang mana Anda mati pun kami tidak akan bersedih.
70.) Memperkosa pekerjaan orang lain yang jelas-jelas sedang mencari nafkah, maka patut diganjar hak berupa pelayanan yang ramah ataukah lebih layak diberi pelajaran berupa caci-maki sebagaimana kurang-hajarnya sang pemerkosa yang tidak punya malu?
71.) Tidak ingin merepotkan diri dengan repot-repot mencari tahu sendiri jawabannya dengan berkorban ribuan jam untuk riset, keluar biaya untuk membeli buku, puluhan ribu jam untuk belajar, lantas ingin seenaknya mengorbankan dan merepotkan profesi konsultan yang sedang mencari nafkah?
72.) Apa hak Anda meminta dilayani? Lantas, apa yang menjadi kewajiban Anda? JAWAB, jangan mau enaknya sendiri Anda! Anda mati pun siapa yang perduli?
73.) Siapa juga yang begitu kurang kerjaan hendak memusingkan masalah Anda? Mengapa tidak Anda urus saja urusan sampah milik Anda sendiri? Mengapa kami yang Anda repotkan demi memuaskan keserakahan Anda?
74.) Bila Anda menjadikan diri Anda serendah "manusia sampah" (spammer) yang hanya mampu mengganggu pekerjaan orang lain, berarti Anda sebusuk bau sampah.
75.) Ketika Anda mengganggu dan merepotkan profesi orang lain tanpa bersedia memberikan KOMPENSASI SEPERAK PUN berupa tarif jasa, hanya mau meminta dan mengambil tanpa hak, itu namanya apa bila bukan merampok dan menjarah nasi dari piring milik orang yang bahkan Anda ganggu dan repotkan?
76.) Anda selama ini bekerja sesuai profesi Anda, menuntut upah / imbalan / harga, atau tidak? Digaji pakai apa Anda, pakai BATU? Hebat ya Anda, hasil didikan tunasusila (tidak punya malu), menyuruh kami kerja makan batu diperbudak Anda yang tidak malu menjadikan orang lain kerja rodi sementara Anda secara egois ingin makan nasi yang Anda rampok dari piring milik kami. Apa yang membuat Anda begitu birahi mengeksploitasi profesi orang lain dan menyuruh kami makan batu? Mengharap dilayani pula, Anda masih waras?
77.) Modus berpura-pura tidak mengetahui bahwa kami sedang mencari nafkah sebagai konsultan (sekalipun anak kecil yang mengakses website ini dapat membaca apa yang menjadi profesi kami), dan berpura-pura tidak membawa berbagai peringatan di sekujur tubuh website profesi kami, sebagai alasan pembenar (alibi) untuk melanggar dan memperkosa profesi kami? Pelanggar dan biadab pendusta, mengharap dilayani? Itu pertanda otak dan moral Anda telah rusak dan bobrok!
78.) Anda ingin bilang, “Tanya sedikit saja, masak tidak boleh?” Gadis di tengah jalan selalu akan katakan, “Saya ingin perkosa Anda sedikit saja, masak tidak boleh?” Sungguh hasil didikan tukang perkosa.
79.) Setiap gadis dan konsultan yang Anda jumpai, selalu Anda perkosa? Sudah berapa banyak, korban Anda? Penyedia jasa mana, yang membuka usaha hanya untuk diperkosa Anda?
80.) Anda mau bayar tarif layanan, atau tidak? Jika tidak mau bayar tarif jasa, lantas apa hak Anda mengganggu pekerjaan kami?
81.) Sudah dilarang, masih juga melanggar hanya untuk memperkosa, itu apa namanya bila bukan SENGAJA melecehkan profesi kami?
82.) Tidak ingin repot-repot membaca, memahami, menghormati, dan mematuhi prosedur serta aturan main penyedia jasa, lantas ingin seenaknya mengganggu, melanggar, melecehkan dan memperkosa profesi konsultan? Bahkan masih pula tanpa malu memaksa minta dilayani, mendebat, kian melecehkan, dan menggurui hingga menghakimi kami selaku KORBAN perbuatan tercela Anda sekali pun bukti ada di depan mata?
83.) Disini yang menjadi KORBAN dan yang menjadi PELAKU PELANGGAR & PERKOSAAN terhadap profesi orang lain, siapakah, kami atau Anda? Mengapa juga Anda masih "maling teriak maling" seolah belum cukup hina dan tercela telah melecehkan profesi orang lain yang sedang mencari nafkah?
84.) Bukankah bersikap "seenaknya" tanpa aturan sudah merupakan bentuk nyata tidak menaruh hormat terhadap tuan rumah yang dihubungi? Tamu semacam apa itu, yang justru bersikap tidak menghargai tuan rumah ketika bertamu, lantas masih pula membuat keonaran dan ulah “seenaknya”?
85.) Anda ketika menghubungi nomor kontak kerja kami, berani boros membayar kuota atau pulsa kepada operator seluler Anda. Namun Anda mengharap tidak membayar SEPESER PUN ketika menyita waktu, mengganggu, serta atas ilmu kami yang Anda minta?
86.) Anda ingin bilang, ketika Anda ke sebuah restoran dan meminta makan dengan alasan “lapar”, pemilik restoran mengusir Anda karena Anda menolak membayar SEPESER PUN, Anda sebut sebagai pemilik restoran yang tidak punya hati nurani? Anda sendiri yang paling SERAKAH menyuruh orang lain kerja rodi, bersikap seolah-olah hanya Anda seorang diri yang paling berhak untuk makan nasi!
87.) Anda itu manusia atau LINTAH penghisap darah? Gadget Anda canggih, namun otak dan mental Anda mirip manusia PURBA!
88.) Sudah jelas kami berhak dan sedang mencari uang dari menjual jasa, Anda ingin melarang kami mencari nafkah? Yang hina tercela adalah Anda yang tanpa malu memperkosa pekerjaan orang lain. Iblis pun tidak se-iblis kelakuan Anda!
89.) Anda tahu artinya “TAHU DIRI” dan “TAHU MALU”? Memangnya apa kewajiban atau salah kami sampai diganggu oleh Anda? Memangnya apa hak Anda meminta dilayani dan mengganggu waktu kami? Memang sudah menjadi kewajiban setiap pengguna jasa profesi mana pun untuk MEMBAYAR, bukan hanya tahu meminta dan mengambil!
90.) Bila Anda tidak punya “tahu diri”, maka setidaknya “tahu malu”-lah! Begitu ya, cara Anda mendidik putera dan puteri Anda, perkosa setiap profesi manapun yang Anda jumpai, tanpa rasa malu? Seolah-olah adalah “dosa”, bila tidak mencuri buah milik pohon warga? Anda tampaknya memang hasil didikan dan keturunan keluarga tunasusila.
91.) Meminta dilayani tanpa bersedia membayar tarif jasa sepeser pun, namun mengharap dilayani dengan ramah, senyum, hangat, santun, dan selamat? Akibat serakah, tidak heran bila Anda tanpa malu merampok nasi dari piring orang lain yang bisa jadi lebih miskin daripada Anda.
92.) Meminta dilayani tanpa bersedia membayar tarif jasa SEPERAK PUN, artinya Anda sama sekali tidak menaruh hormat terlebih menghargai profesi orang yang Anda ganggu dan repotkan, maka sungguh wajar bila di mata kami Anda hanyalah berupa seonggok “sampah” berbau busuk pengganggu yang akan kami campakkan ke tong sampah bersama dengan sampah busuk lainnya.
93.) Bekerja dan mencari nafkah adalah IBADAH, sementara Anda yang merampas nasi dari piring profesi orang lain, adalah perilaku setan JAHANAM.
94.) Mengapa Anda bersikap seolah-olah kami tidak punya hak untuk bekerja secara tenang bebas dari gangguan dan tidak dapat tersinggung serta terluka ketika profesi kami dilecehkan? Mengapa juga Anda bersikap seolah-olah kami tidak punya hak untuk mencari nafkah dengan memungut tarif jasa profesi?
95.) Anda mau, disuruh makan BATU? Lantas, kegilaan dan keserakahan tanpa malu semacam apa yang membuat Anda berani menyuruh profesi orang lain untuk makan BATU? IQ Anda lebih tiarap daripada EQ Anda!
96.) Sudah jelas profesi jasa mana pun mencari nafkah dengan memungut tarif jasa, masih juga mengharap mengganggu, merepotkan, dan menikmati layanan jasa tanpa bersedia membayar imbalan / kompensasi tarif jasa SEPERAK PUN? Anda dilahirkan di “planet primata” mana?
97.) Untuk apa kami memusingkan kebutuhan Anda bila Anda sendiri tidak perduli pada kebutuhan dan hak profesi kami?
98.) Untuk apa kami menghormati Anda bila Anda belum apa-apa sudah melecehkan dan tidak menghargai profesi kami? Bayar, tidak mau. Riset dan usaha cari tahu sendiri, juga tidak mau, maunya seenaknya seenak memperkosa profesi orang lain.
99.) Pemerkosa mana juga yang mau repot-repot keluar ongkos untuk pacaran, maunya semudah dan seenak seketika itu juga memperkosa korban?
100.) Nafkah adalah persoalan nyawa hidup dan mati, bagaimana mungkin Anda hendak bermain-main dengan urusan nyawa dan hidup orang lain?
101.) Belum apa-apa sudah “CURI START” tanpa diizinkan! Kelakuan Anda sungguh tidak berbeda dengan seorang maling, dan tidak ada yang bersedia meladeni seseorang bermental pencuri!
102.) Untuk apa kami bersopan-santun bila belum apa-apa Anda telah melecehkan serta memperkosa profesi kami (cerminan tidak menaruh hormat terlebih menghargai profesi orang lain)?
103.) Pemerkosa mana, yang berhak untuk minta dihormati? Memerkosa pekerjaan orang lain, disebut sopan? Anda tidak kami lempar ke tong sampah pun, semestinya Anda sudah patut bersyukur!
104.) Pastilah Anda telah menikmati ilmu kami lewat karya tulis kami (tidak mungkin tidak, karena dari mana bisa mengetahui tentang bidang profesi kami maupun nomor kontak kerja kami), namun alih-alih berterimakasih dengan memberi kami dukungan serta support finansial agar profesi kami dapat tetap lestari, apakah yang membuat Anda justru dikuasai nafsu libido penuh ketamakan hendak memakan dan menjadikan orang baik sebagai “mangsa empuk”? BALAS BUDI BAIK DENGAN PERKOSAAN, sungguh biadab dan tercela!
105.) Selama ini Anda hidup dengan memakan hidup orang lain?
106.) Tidak ada istilah sedikit mencuri atau sedikit memperkosa, mencuri dan memperkosa tetaplah tercela dan dosa, perbuatan hina. Memperkosa profesi konsultan tanpa diberi izin, Anda sebut sebagai “prolog”? Belum apa-apa sudah memperkosa, bagaimana nanti?
107.) Anda ingin berkelit, dengan mengatakan bahwa Anda hanya bercerita dan bertanya, tanpa meminta jawaban? Pemerkosa mana yang tidak meminta jatuhnya korban perkosaan? Anda bercerita bahwa Anda menjual diri dan mati ditabrak kerbau sekalipun, siapa yang perduli? Masalah Anda adalah SAMPAH BERBAU BUSUK di hidung kami, siapa yang sudi Anda lempari SAMPAH BAU milik Anda tersebut? Anda makan sendiri saja SAMPAH BAU milik Anda tersebut, profesi kami bukan “tong sampah” Anda dan kami bukanlah “babysitter” Anda.
108.) Mengapa juga Anda bersikap seolah-olah orang lain kurang kerjaan seperti Anda, sehingga bersedia membuang waktu untuk berkenalan dan diganggu oleh “manusia BENALU” semacam Anda? Kami ALERGI “Manusia BENALU”!
109.) Seperti itu cara Anda ketika bertamu selama ini, seenaknya dan tidak tahu aturan? Mengapa jadi Anda, yang membuat aturan main serta mengatur-ngatur protokol profesi kami? Anda itu TAMU yang sekadar BERTAMU, apa hak Anda menjajah kami selaku TUAN RUMAH? Tamu tidak sopan, tidak menaruh hormat kepada tuan rumah, sepantasnya diusir.
110.) Silahkan Anda cari sampai dapat, Kantor Konsultan dimana Anda bisa bersikap seenaknya, semaunya, tanpa aturan, tanpa perlu patuh pada prosedur apapun tanpa perlu repot-repot mendaftar, tanpa perlu susah-payah membayar tarif layanan jasa, tanpa perlu mengikuti SOP apapun, dimana Anda bisa bertindak sesuka hati Anda dan bahkan mendikte aturan main milik sang Konsultan selaku Tuan Rumah, jika perlu memperkosa profesi sang Konsultan seketika itu juga, semudah bermain handphone di tangan.
111.) Anda pikir dengan berkelit dan memungkiri perbuatan dan niat buruk Anda, seolah-olah modus mengecoh manipulatif untuk memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah, belum cukup hina dan tercela, bahkan masih pula melecehkan korban perkosaan Anda dengan berdusta meski fakta perkosaan Anda telah di depan mata, maka Anda tidak telah pernah berbuat dosa dan tidak akan dapat Karma Buruk atas perbuatan Anda? Rupanya Anda bahkan terbiasa menipu diri dan nurani Anda sendiri, sehingga “buta”.
112.) Mengapa juga Anda bersikap seolah-olah kami kurang kerjaan hingga sudi meladeni “manusia sampah yang serakah”, dan mengapa pula Anda bersikap seolah-olah kami yang butuh para “tukang perkosa tidak tahu malu” semacam Anda si “manusia benalu”? Belum cukup banyak, “manusia sampah” berserakan di luar sana dan mengotori dunia?
113.) Mengapa Anda tidak mencari saja “babysitter” untuk menggantikan popok bau milik Anda, dan silahkan mengemis-ngemis ke setiap kantor hukum, sampai dapat konsultan yang sudi Anda perbudak.
114.) Bagi pihak ketiga yang menilai caci-maki kami (jeritan kesakitan korban) sebagai “tidak sopan”, inilah tanggapan kami : Lucu sekali, korban turut pula Anda diskredit dengan penghakiman “tidak sopan”, Anda salahkan, sementara pelakunya (justru) Anda bela seolah-olah perkosaan terhadap profesi orang lain adalah sudah sopan dan tidak tercela?
Mental Anda lebih miskin daripada pengemis, itulah akar masalah Anda yang sebenarnya. Kami doakan Anda benar-benar menjadi pengemis (menggelandang tanpa rumah dan tanpa pekerjaan), YOU ASKED FOR IT! Harus ada sanksi, agar ada efek jera bagi yang bersangkutan maupun bagi para “Manusia SAMPAH” lainnya seperti Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, dan agar tidak ada konsultan lain yang menjadi korban seperti kami.
Mustahil seseorang dapat mendapatkan nomor kontak kerja ataupun email profesi kami tanpa membaca berbagai peringatan serta larangan dalam website ini, KARENA KAMI YANG MERANCANG TATA LETAK WEBSITE INI! Artinya, mereka yang menyalah-gunakan email ataupun nomor kontak kerja kami, bukan tidak mengetahui adanya larangan, namun PURA-PURA TIDAK TAHU DAN SENGAJA MELANGGAR UNTUK MEMPERKOSA PROFESI KAMI SELAKU KONSULTAN HUKUM!
SUDAH DEMIKIAN BESAR DALAM WEBSITE INI BAHWA PROFESI UTAMA KAMI IALAH KONSULTAN HUKUM, DIMANA SUDAH SANGAT JELAS PROFESI KONSULTAN MENCARI NAFKAH DARI MENJUAL JASA KONSELING. SUDAH DILARANG BERCERITA ATAU BERTANYA SEPUTAR HUKUM KECUALI KLIEN PEMBAYAR TARIF JASA, MASIH JUGA SENGAJA BERANI DILANGGAR! PELANGGAR DAN PELANGGARAN YANG DISENGAJA! SAMA ARTINYA MINTA DIHUKUM HUKUMAN, YOU ASKED FOR IT! PEMBACA MANA YANG TIDAK DAPAT MELIHAT BERBAGAI PERINGATAN DALAM SEKUJUR WEBSITE INI?
Pengemis, Punya Masalah Hukum? Namun masih juga memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah? Itu bukanlah perilaku seorang pengemis, namun PERAMPOK dan PEMERKOSA, akibat tidak mampu mengontrol libido KESERAKAHAN, lebih hina daripada seorang pengemis yang tidak mencari makan dengan cara merampas nasi dari piring milik profesi orang lain yang juga sedang mencari makan. Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia menuntut dilayani bak raja sekaligus penjajah yang “tukang perkosa”, disaat bersamaan meminta dilayani seperti seorang “bos” atau “raja” namun menyuruh yang memberi pelayanan untuk “mati makan BATU”?
Tidak ingin repot-repot pergi ke kantor hukum untuk menyewa jasa hukum, tidak ingin repot-repot mengantri di kantor hukum, tidak ingin repot-repot bayar ongkos dan bensin kendaraan, tidak ingin repot-repot mengisi buku tamu ataupun formulir, tidak repot-repot mendaftar, tidak ingin repot-repot membuat jadwal janji temu dengan penyedia jasa hukum, tidak ingin repot-repot membaca kontrak jasa layanan hukum, tidak ingin repot-repot tanda-tangan dan membayar materai kontrak layanan hukum, tidak ingin repot-repot belajar dan mendalami ilmu hukum, tidak ingin repot-repot membayar biaya buku-buku hukum dan membacanya, tidak ingin repot-repot riset hukum, tidak ingin repot-repot membaca ribuan undang-undang maupun ribuan putusan pengadilan, tidak ingin repot-repot membayar tarif jasa profesi hukum SEPERAK PUN, namun ingin SEMUDAH MEMPERKOSA PROFESI KONSULTAN, PERKOSAAN MANA DENGAN SEMUDAH DAN SEGAMPANG BERMAIN HANDPHONE DI TANGAN, SEMUDAH DAN SEGAMPANG MENYALAH-GUNAKAN NOMOR KONTAK KERJA PROFESI KONSULTAN ATAUPUN MENYALAH-GUNAKAN EMAIL PROFESI KONSULTAN HUKUM, itulah Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia , seorang PENIPU, PERAMPOK NASI DARI PIRING MILIK PROFESI KONSULTAN, dan PEMERKOSA profesi konsultan, PREDATOR YANG SELALLU BERKELIARAN MENCARI MANGSA UNTUK DIMAKAN AKIBAT KESERAKAHAN Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia.
Tidak ingin berkorban membayar kompensasi tarif layanan jasa, namun inginnya MENGORBANKAN PROFESI ORANG LAIN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH (perbudakan, mental PENJAJAH). Tidak ingin repot-repot memperbudak dirinya sendiri, namun ingin semudah memperbudak orang lain yang seolah akan merasa senang direpotkan oleh sang PEMERKOSA profesi orang lain, yang bukan urusan orang lain, serta yang jelas-jelas sedang mencari nafkah dengan menjual jasa?
Harapan yang terlalu gila untuk ukuran seorang yang sudah tidak waras dan sudah putus urat malunya, yakni Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia . BALAS AIR SUSU dengan PERKOSAAN, sekalipun Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia telah banyak menikmati karya tulis yang kami sajikan dengan pengorbanan waktu, tenaga, kesehatan, hingga biaya, Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia masih juga TEGA MEMPERKOSA DAN MERAMPOK NASI DARI PIRING KAMI, BAGAIKAN MERAMPOK NASI DARI PIRING MILIK GURU DAN MEMPERKOSA PROFESI GURU dari sang PEMERKOSA bernama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia yang menyuruh orang yang direpotkan olehnya untuk MAKAN BATU? Adakah yang lebih HINA, JAHAT, TERCELA, dan lebih BIADAB daripada Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia? PERAMPOK & PEMERKOSA bernama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia minta dilayani dan berharap dilayani? Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia tidak ingin repot, maka Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia silahkan MATI SAJA dan masuk neraka atau TONG SAMPAH (SPAMMER)!
Sama halnya, pemerkosa mana yang hendak repot-repot memperkenalkan dirinya kepada korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot membayar korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot PDKT dan pacaran selama bertahun-tahun hingga mengeluarkan modal untuk berpacaran dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot bertanggung-jawab atas pemerkosaannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot melamar dan bertunangan ataupun menikahi dan mengadakan resepsi nikah dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot membesaarkan anak hasil perkosaan dengan korbannya? Pemerkosa mana, yang hendak repot-repot menafkahi korbannya? itulah PEMERKOSA bernama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia , sang PREDATOR.
Kapan kami pernah mengizinkan dirinya meminta dilayani? Belum apa-apa sudah minta dilayani, bahkan belum apa-apa sudah MEMPERKOSA KONSULTAN YANG JELAS-JELAS MENCARI MAKAN DARI PROFESI MENJUAL JASA KONSELING SEPUTAR HUKUM DIMANA UNTUK MENCERITAKAN MASALAH HUKUM PUN KLIEN HARUS MEMBAYAR TARIF JASA KONSELING. Apa pula urusannya dengan kami sehingga dirinya merasa memiliki hak untuk mengganggu dan menyalah-gunakan email kami selaku penyedia jasa konsultasi? Silahkan dirinya mati bersama SAMPAH BAU miliknya tersebut, daripada mengganggu dan melecehkan profesi orang lain yang sedang mencari nafkah.
GEMBEL, PUNYA MASALAH HUKUM Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia (pengemis mana yang punya masalah hukum, tanah, ataupun pekerjaan dan upah?), NAMUN TIDAK BERSEDIA MEMBAYAR TARIF JASA KONSULTASI SEPERAP PUN, TANPA MALU MEMPERKOSA PROFESI KONSULTAN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH, MEMBALAS AIR SUSU DENGAN PERKOSAAN, MEMPERKOSA SEMUDAH MENYALAH-GUNAKAN EMAIL KERJA ATAUPUN NOMOR KONTAK KERJA PROFESI KONSULTAN YANG JELAS-JELAS MEMUNGUT TARIF JASA PROFESI, PERTANDA “SUDAH PUTUS URAT MALUNYA”, MERASA BERHAK DILAYANI MESKI MENYURUH KONSULTAN YANG DIPERKOSA OLEHNYA UNTUK “MAKAN BATU”, LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS, MERASA BERHAK MEMPERBUDAK MANUSIA LAIN, MENYURUH ORANG LAIN MAKAN BATU SEMENTARA DIRINYA MEMINTA DILAYANI BAK RAJA, SEOLAH DERAJAT MANUSIA LAIN LEBIH RENDAH DARIPADA DIRINYA SENDIRI YANG BAHKAN LEBIH HINA DARIPADA PENGEMIS, PENIPU TIDAK TERIMA DITIPU, PEMERKOSA TIDAK BERSEDIA DIPERKOSA, DIMANA PENGEMIS SEKALIPUN TIDAK MENCARI MAKAN DENGAN CARA MERAMPOK NASI DARI PIRING PROFESI ORANG LAIN?
Kami kutuk Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia agar dirinya benar-benar menjelma PENGEMIS GEMBEL TANPA RUMAH DAN TANPA PUNYA PEKERJAAN, mengemis dari satu rumah ke rumah lain, dan hidup dengan mengais nasi basi dari tong sampah sebagai buah dari sikap dan kebiasaannya MEMPERKOSA PROFESI ORANG LAIN, BAHKAN MENCURI NASI DARI PIRING PROFESI ORANG LAIN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH DAN SESUAP NASI! Dirinya bahkan lebih kotor dan lebih hina daripada seekor ANJING BUDUK KOTOR BERPENYAKIT BERBAU BUSUK MENJIJIKKAN.
Dapat dipastikan, Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia dididik oleh ibunya yang TUNASUSILA (karena memang hanya tunasusila yang tidak punya malu dan sudah “putus urat malunya”), serta hasil didikan oleh ayahnya yang merupakan PEMERKOSA (TUKANG PERKOSA). Entah sudah berapa banyak Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia memperkosa orang lain, dan tidak mengherankan bila Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia melihat gadis cantik di jalan maka seketika itu juga akan diperkosa oleh Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia sang PREDATOR SERAKAH TAMAK TIDAK PUNYA MALU YANG GAGAL MENGONTROL LIBIDO NAFSU KESERAKAHAN DIRINYA SENDIRI.
Konsultan mana lagi, yang hendak Anda perkosa profesinya, wahai Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia sang PREDATOR? Mental pengemis sebagai akibat dari mental SERAKAH-KESETANAN bak SETAN, memupuk kekayaan pribadi dengan cara merampok nasi dari piring profesi milik orang lain TANPA RASA MALU. Profesi utama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia dengan demikian ialah, MEMPERKOSA PROFESI ORANG LAIN, MERAMPOK NASI DARI PIRING ORANG LAIN, MENGEMIS-NGEMIS SEPERTI GEMBEL YANG TIDAK PUNYA RUMAH DAN TIDAK PUNYA PEKERJAAN.
Adakah yang lebih hina dan lebih serakah daripada seorang anak tunasusila bernama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia? Entah sudah berapa banyak korban berjatuhan dimangsa dan diperkosa oleh Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, dimana publikasi ini menjadi medium pengingat bagi masyarakat agar berhati-hati terhadap PEMERKOSA bernama Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia agar tidak menjadi korban-korban serupa dikemudian hari.
Ia pikir siapa dirinya, merasa berhak dilayani dan disaat bersamaan memperkosa profesi orang lain, meminta dilayani dan disaat bersamaan menyuruh profesi konsultan untuk makan BATU? Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia hanyalah seorang ANAK TUNA SUSILA didikan TUKANG PERKOSA. Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia mati sekalipun, apa urusannya dengan kami? Justru, semesta ini akan bersyukur bila PEMERKOSA TIDAK PUNYA MALU SERAKAH HINA semacam diri Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia musnah dan punah dari muka bumi ini secepatnya dan selama-lamanya.
Adakah yang lebih HINA daripada diri Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia? Bahkan pengemis pun lebih terhormat daripada BAJINGAN HINA SERAKAH TIDAK PUNYA MALU semacam manusia berhati hewan laknat Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia tersebut. Ironis, namun nyata, hasil salah didik dan salah asuhan ibu Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia yang TUNA SUSILA TIDAK PUNYA MALU dan ayah Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia yang TUKANG PERKOSA.
Sudah tidak terhitung lagi pengorbanan yang kami kerahkan untuk membangun website ini dari segi biaya, waktu, tenaga, kesehatan, pikiran, alih-alih membalas air susu dengan kontribusi bagi kami, justru membalas dengan PERKOSAAN terhadap profesi kami, menyalah-gunakan nomor kontak kerja atau email profesi kami, mengganggu waktu kami bahkan menyuruh kami mati makan BATU sembari memperbudak tenaga kami seolah kami tidak punya hak atas kompensasi jasa (tarif layanan) yang menjadi sumber nafkah kami. Kami bekerja mencari nafkah secara legal, dimana tiada siapapun berhak untuk mengeksploitasi bahkan memanipulasi kami untuk bekerja secara tenang bebas dari gangguan oleh PEMERKOSA terlebih PENIPU TIDAK PUNYA MALU SERAKAH BIADAB.
Diri Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia mati sekalipun (siapa juga yang akan bersedih jika Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia benar-benar mati tertabrak tukang “becak besi”?), APA URUSANNYA DENGAN KAMI, DAN APA HAK BAGI Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia UNTUK MENGGANGGU PROFESI KAMI YANG SEDANG MENCARI NAFKAH DENGAN MENYALAH-GUNAKAN KORESPONDENSI KERJA KAMI HINGGA MEMPERKOSA PROFESI KAMI YANG JELAS-JELAS SEDANG MENCARI NAFKAH SEBAGAI KONSULTAN? Vonis dari Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia kepada diri Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia sebagai “manusia SAMPAH” (spammer).
Terus saja, Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia menjadi PRESEDEN BURUK bagi para PELANGGAR & PEMERKOSA lainnya yang tidak mampu membendung libido nafsu keserakahannya untuk memerkosa, tidak ingin repot-repot namun ingin semudah memperkosa dengan menyalah-gunakan email kerja profesi orang lain, dan mencari makan dengan cara merampok nasi dari piring milik orang lain yang sedang mencari nafkah dan dibuat repot oleh Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia sang TIDAK TAHU MALU.
Terus saja, Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia bercerita bahwa Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia masih mengenakan popok hingga dewasa sekarang ini, menceritakan tanpa malu bahkan Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia masih pula mengompol pada popok yang dikenakannya, yang ternyata popok Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia pun masih harus digantikan oleh babysitter atau meminta orang lain yang diganggu olehnya untuk menggantikan pokok bau milik Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, bercerita panjang-lebar TANPA PERNAH DIMINTA ATAUPUN DIIZINKAN SERTA MENGGANGGU bahwa Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia hendak mencari makan dan mengumpulkan kekayaan dengan cara memperkosai dan mencuri nasi dari piring milik orang-orang lainnya bukan karena tidak mampu membayar (namun semata karena SERAKAH), hendak menjadi lebih hina daripada pengemis, hendak menjadi sama TUNASUSILA seperti ibu Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, hendak menjadi TUKANG PERKOSA dan TUKANG LANGGAR sebagaimana ayah Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia yang telah membuat banyak korban berjatuhan.
Waspadalah, jangan menjadi korban selanjutnya dari modus-modus perkosaan, pelanggaran, dan penyalah-gunaan oleh Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia. Testimoni ini adalah hak kami untuk mengungkapkan sebagainya pengalaman nyata yang betul terjadi adanya, agar memberikan peringatan kepada publik agar menaruh waspada terhadap Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia, dengan harapan tidak lagi terdapat korban-korban lainnya sebagaimana kami yang pernah menjadi korban Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia . INGAT, KAMI ADALAH KORBAN DARI Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia YANG BERHAK UNTUK MEMBUAT TESTIMONI ATAS PENGALAMAN PRIBADI KAMI. Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia pikir MEMPERKOSA PROFESI ORANG LAIN YANG SEDANG MENCARI NAFKAH, adalah iseng-iseng berhadiah? Sungguh bejat kelakuan Pengurus GBI Rayon Mall of Indonesia!
Note Redaksi: Kejadian tersebut telah beberapa tahun berlalu, dimana pemilik nomor 081255769743 ternyata saat kini (per medio awal tahun 2021) menjadi pengurus sekretariat Gereja Kristiani GBI di Tapak Siring sebagaimana status messengernya, yang mungkin akan jatuh korban serupa dikemudian hari, dimana para umat kristen alih-alih menyalahkan pelakunya, justru akan turut kian melukai dan melecehkan korban perbuatan umat kristen yang sekadar menjerit kesakitan, seolah memperkosa profesi orang lain yang sedang mencari nafkah belum cukup berdosa dan tercela.
Dapat kita maklumi, ketika agama mereka kompromistis terhadap perbuatan dosa dan perbuatan dosa seperti memperkosa profesi orang lain (dikodratkan menjadi pendosa, sebagaimana menurut dogma kristinai), namun sangat tidak kompromistis terhadap korban (non-Kristen) oleh perkosaan umat Kristen lainnya.
Dengan ini redaksi membuka POSKO PENGADUAN bagi masyarakat yang selama ini memiliki pengalaman menjadi korban perilaku tidak etis dan tidak senonoh dari para pelaku DOSA (pendosa) yang notabene Kristiani, dimana pengaduan dapat dikirimkan kepada surel korespondensi kami, dengan catatan : Setiap email yang masuk dengan maksud berdebat dengan kami, akan kami publikasikan. Surel yang disertai keterangan “confidential”, akan kami nilai sebagai “SPAM” karena hanya membuang-buang waktu kami. Pernyataan yang bertanggung-jawab, artinya pernyataan yang dapat dipertanggung-jawabkan, bukan yang ditutup-tutupi embel-embel “confidential”—sekalian saja tidak perlu berkomunikasi.
Lantas, apakah juga itu “Kristen”? Salah satu fakta terungkap dalam pemberitaan dengan tajuk “Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah?“, Tempo[dot]co, 30 April 2010 (diakses dari https:// seleb.tempo .co/read/1492097/hindari-hoaks-eng-hian-klarifikasi-agamanya-dalam-video-15-detik pada tanggal 19 Agustus 2021), dengan uraian sebagai berikut:
Warga Srinagar, Kashmir, rupanya pandai menjual wilayahnya untuk dikunjungi turis. Tak cuma mengaku makam Rozabal di wilayahnya merupakan makam Yesus, warga setempat menunjuk sebuah reruntuhan wihara Buddha di daerah pegunungan utara Srinagar sebagai tempat yang pernah ditinggali Yesus.
Satpam makam Rozabal akan dengan cepat menunjuk di mana wihara itu berada. Seorang perwira polisi setempat mengatakan dulu daerah wihara Buddha tersebut “penuh dengan teror!s”". Tapi sekarang daerah itu sangat aman. Beberapa penjaga disiapkan untuk menyambut turis yang berbondong-bondong datang. Mereka juga menjual ubin terakota yang mereka sebut sebagai “ubin dari wihara Yesus”. Ups...
Wihara ini belum masuk dalam buku Lonely Planet. Sejarawan juga cenderung tidak menganggap serius cerita Yesus tinggal di Kashmir ini. Tapi secara turun temurun warga setempat percaya bahwa Yesus pernah hadir dalam sebuah pertemuan di wihara tersebut di saat ia muda. Pemandu wisata bahkan akan menunjukkan tempat Yesus duduk di wihara itu.
Kisah-kisah Yesus di India itu tidak hanya bertujuan untuk "menipu" wisatawan, tapi juga bagian dari upaya untuk menjelaskan kesamaan antara Kristen dan Buddhisme, sebuah tema yang mengundang perhatian besar para cendekiawan abad ke-19.
Para cendekiawan ini pernah membicarakan tahun-tahun yang hilang dari Yesus, yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab Injil, yaitu ketika ia berusia antara 12 dan 30 tahun. Ada yang bilang saat itu dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme. Buddhisme memang terlahir jauh lebih dulu ketimbang Kristen--Siddharta Gautama lahir 623 Sebelum Masehi--dan ajarannya telah menyebar ke wilayah-wilayah yang luas.
Gagasan tentang pengaruh Buddhisme pada Yesus ini tak sepenuhnya ditolak. Sebuah sekte Kristen di Amerika, the Church Universal and Triumphant, adalah pendukung modern yang yakin bahwa Yesus tinggal beberapa saat di Kashmir, meski mereka tidak percaya Yesus meninggal di sana.
Umat Kristiani yang memperkola dan melecehkan umat Buddhsit, sama artinya “durhaka” kepada “kakek-guru” mereka. Menurut para pembaca, apakah ajaran di bawah ini, tergolong sebagai “Agama SUCI” yang bersumber dari “Kitab SUCI”, ataukah sebaliknya, “Agama DOSA” yang bersumber dari “Kitab DOSA”?
- Manusia dikodratkan terlahir sebagai pendosa. Pendosa yang melakukan kebaikan, sama artinya meniadakan diri dan eksistensi diri sang pendosa itu sendiri. Pendosa yang melakukan perbuatan baik, bukanlah menjadi orang suci, namun menjadi “sirna” alias musnah;
- Pendosa, namun berceramah perihal hidup mulia dan kehidupan suci (?);
- Manusia adalah pendosa, Tuhan dilahirkan dari rahim wanita, artinya Tuhan menanggung pula “dosa warisan Adam”;
- “Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memusnahkan daripadanya orang-orang yang berdosa.” (Yesaya 13:9)
- “Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.” (Mazmur 7:11)
- “Dan Tuhan akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu.” (Yesaya 30:30)
- “Sebab Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga ia memunahkan engkau dari muka bumi.” (Ulangan 6:15)
- Tuhan digambarkan sebagai pembenci dari banyak hal yang lain dan juga pembenci manusia. (Ulangan 16:22, Maleakhi 2:16, Imamat 26:30).
- “Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.” (Yesaya1:14)
- “Tuhan itu Allah yang cemburu dan pembalas, Tuhan itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. Tuhan itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.” (Nahum 1:2)
- “TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya” (Keluaran 15:3)
- “TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitakan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.” (Yesaya 42:13)
- “Apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku. Aku akan memabukkan anak panah-Ku dengan darah, dan pedang-Ku akan memakan daging: darah orang-orang yang mati tertikam dan orang-orang yang tertawan, dari kepala-kepala musuh yang berambut panjang.” (Ulangan 32:41-42)
- Tuhan membantu pengikutNya untuk menguasai kota-kota, membunuh penduduk dan mengalahkan laskar perang (misalnya Bilangan 21:1-3, Bilangan 31:1-2, Ulangan 3:3-7, Yosua 11:6-11, dll).
- “Dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka.” (Ulangan 7:2)
- “Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu; janganlah engkau merasa sayang kepada mereka dan janganlah beribadah kepada allah mereka, sebab hal itu akan menjadi jerat bagimu.” (Ulangan 7:16)
- “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.” (Ulangan 5:9)
- “TUHAN akan mendatangkan penyakit sampar kepadamu, sampai dihabiskannya engkau dari tanah, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. Tuhan akan menghajar engkau dengan batuk kering, demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau binasa.” (Ulangan 28:21-22)
- “TUHAN akan menghajar engkau dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh.” (Ulangan 28:27)
- Terkadang Tuhan bahkan menimbulkan wabah penyakit yang ganas kepada orang hanya untuk menguji iman orang tersebut. Untuk menguji Ayub, Tuhan membiarkan semua anak Ayub untuk mati (Ayub1:18-19) dan Ayub sendiri dikenai penyakit yang parah (Ayub 2:6-8). Begitu dalamnya penderitaan Ayub, Ayub sendiri bahkan berharap dia tidak pernah dilahirkan (Ayub 3:1-26).
- Tuhan bahkan membuat orang menjadi buta dan membiarkan mereka hidup mengemis dan meraba-raba dalam kegelapan, supaya Tuhan bisa menyembuhkan mereka dan memamerkan keajaiban akan kekuatan Tuhan (Yohanes 9:1-4).
- “yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.” (Yesaya 45:7-8)
- Samuel 16:14-16, kita diberitahu bahwa roh kejahatan yang berasal dari Tuhan menyiksa Saul.
- Tuhan bilang ketika daging, lemak, kulit dan tulang dari kurban binatang itu dilemparkan ke dalam api dan terbakar, dia menyukai aromanya. (Imamat 1:9, 1:17). Tapi tidak semua kurban yang Tuhan minta adalah binatang; terkadang Tuhan juga meminta kurban manusia. Tuhan pernah berkata kepada Abraham:
- “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kejadian 22:2)
- Abraham membawa anaknya ke tempat yang telah ditujukan oleh Tuhan, membangun altar, membaringkan anaknya di atas altar tersebut dan mengangkat pisaunya tinggi-tinggi. Persis sebelum Abraham menyayat leher anaknya sendiri, Abraham dihentikan oleh seorang malaikat. (Kejadian 22:12).
- Kita telah melihat bahwa Tuhan marah setiap hari (Mazmur 7:12) dan dia sangat cepat marah (Mazmur 2:11-12).
- “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.” (Ulangan 4:24)
- “Orang yang nekatpun takkan berani membangkitkan marahnya. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan Aku? Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat? Apa yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku.” (Ayub 41:1-2)
- “Supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala.” (Mazmur 2:11)
- Yesus, menyangkal bahwa dia itu sempurna. (Lukas 18:19)
- “Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karna kamu akan berdukacita dan menangis.” (Lukas 6:24-25)
- “Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, buanglah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” (Matius 19:21)
- “Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Matius 19:23-24)
- Orang-orang Kristen selalu mempersamakan orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai orang jahat, dan telah menuduh orang yang tidak percaya sebagai orang yang tidak bertuhan, orang jahat, orang keras kepala, penyembah berhala, orang-orang tercela, pengikut ajaran nabi-nabi palsu, pemuja setan. (Petrus 2:1-22)
- Hanya Yesus yang bisa memberikan penyelamatan. (Yohanes 14:6).
- “Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Matius 19:23-24)
- “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakan terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka, dan hidup di tengah-tengah mereka, dan aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (2 Korintus 6:14-16)
- Lazarus telah meninggal setidaknya empat hari dan mungkin telah di surga, ketika keluarganya sedang sedih dan berduka. Dengan membangkitkan dia dari kematian, Yesus memang telah menunjukkan kekuatannya, tetapi apa yang Lazarus dan keluarganya dapat dari kebangkitan Lazarus itu? Lazarus dipindahkan dari surga kembali ke “lembah penuh air mata” ini hanya untuk mati sekali lagi suatu saat di masa yang akan datang, dan keluarganya akan harus berduka dan bersedih sekali lagi. (Yohanes 11:1-4)
- Seorang telah dirasuki oleh setan, dan sebelum Yesus mengusir setan tersebut, iblis-iblis meminta Yesus apakah Yesus bersedia mengirim iblis ke peternakan babi terdekat. Yesus mengabuli permintaan iblis tersebut dan mengirim iblis-iblis tersebut ke dalam tubuh babi-babi, yang kemudian lari-lari kerasukan menuju tebing danau dan menceburkan diri. (Markus 5:1-13).
- Dengan matinya ternak bagi tersebut, tentunya menimbulkan kesulitan keuangan bagi pemilik babi tersebut. Tidaklah mengherankan, kita dikabarkan bahwa setelah kejadian tersebut, orang-orang dari desa terdekat datang kepada Yesus dan memohon kepadanya untuk meninggalkan daerah tersebut. (Markus 5:17). Matius menceritakan cerita yang sama tetapi telah menambah bumbu cerita dengan menyatakan bahwa bukan satu tetapi dua orang yang dirasuki iblis. (Matius 8:28-32)
- Yesus mengutuk orang Farisi yang mengajarkan orang untuk menghormati ayah dan ibu. (Matius 15:3-6, Markus 7:10-13)
- “Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah menjual jubahnya dan membeli pedang.”” (Lukas 22:36)
- “Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.” (Yohanes 2:15)
- “salah satu dari teman Yesus mencabut pedangnya dan menyerang pembantu pemuka agama dengan memotong telinganya.” (Matius 26:51).
- Tak lebih dari sekedar ulat (Ayub 25:6) manusia tidaklah mampu untuk menjadi baik, dan tidak bisa diselamatkan oleh usaha-usaha mereka sendiri melainkan hanya melalui keagungan Tuhan mereka terselamatkan.
- Manusia bertanggung-jawab atas kesalahan yang mereka perbuat semasa hidup mereka tetapi juga manusia bertanggung-jawab atas dosa yang diperbuat oleh Adam dan Hawa. (Kejadian 3:15-19)
- Pada hari pertama Tuhan menciptakan terang dan gelap tetapi pada hari keempat Dia menciptakan matahari (Kejadian 1:15-16)
- Yesus tidaklah bangkit kembali setelah kematian. Sebelum Yesus disalibkan, Yesus memberitahu murid-muridnya bahwa dia akan kembali sebelum yang terakhir dari mereka mati. (Matius 10:23, 16:28, Lukas 21:32). Hingga kini, lewat 2.000 tahun setelah kematian Yesus disalib, semua muridnya tersebut telah lama meninggal dan Yesus belum pula menampakkan batang hidungnya.
Apapun itu, yang jelas dogma penuh cela di atas tidak sepadan, terutama pengurus Gereja Kristiani dan komentator (yang pastinya umat Kristiani) di atas, terhadap ajaran Sang Buddha dalam menghormati profesi orang lain:
“Untuk melatih Penghidupan Benar, seorang akan bekerja di pekerjaan yang penuh moral, dan yang menghasilkan sesuatu yang tidak merugikan masyarakat ataupun lingkungan. Seorang tuan akan membayar pekerja-pekerjanya dengan adil, memperlakukan mereka dengan penuh hormat, dan memastikan keadaan kerja yang aman. Seorang pekerja disisi yang lain akan bekerja secara jujur dan rajin.” (Digha Nikaya, Sutta No.31).
Kami bersikap berang, murka, bukan lagi sekadar marah ataupun mengamuk, telah sesuai dengan ajaran Sang Buddha yang menjadikan umatnya bukan sebagai manusia yang bodoh untuk dieksploitasi terlebih dibodohi oleh orang-orang Kristiani demikian:
“Abaikan yang salah. Pengabaian itu bisa dilakukan. Kalau pengabaian ini mustahil, Saya tidak akan mendukung kamu untuk melakukannya. Tetapi berhubung hal ini bisa dilaksanakan, Saya katakan kepadamu: “Abaikan yang salah”. Kalau mengabaikan yang salah membawa kerugian dan kesedihan, Saya tidak akan mendukung kamu untuk melakukannya. Tetapi berhubung hal ini menghasilkan manfaat dan kebahagiaan, Saya dukung kamu: “Abaikan yang salah”. Tanamkanlah kebaikan. Menanam kebaikan bisa dilakukan. Kalau hal ini tidak bisa dilakukan, Saya tidak akan mendukung kamu untuk melakukannya. Tetapi berhubung hal ini bisa dilakukan, Saya katakan kepadamu: ”Tanamkanlah kebaikan.” Kalau menanam kebaikan membawa kerugian dan kesedihan, Saya tidak akan mendukung kamu untuk melakukannya. Tetapi berhubung menanam kebaikan menghasilkan maanfaat dan kebahagiaan, Saya dukung kamu: ”Tanamkanlah kebaikan.” (Anguttara Nikaya, Book of Twos, Sutta No.9)
Sang Buddha menambahkan, berbuat baik artinya tidak merugikan orang lain juga tidak merugikan diri sendiri. Artinya, bukanlah perbuatan baik bila kami membiarkan profesi kami diperkosa seenaknya dan begitu saja oleh para umat Kristiani tersebut. Memungut dan menuntut tarif jasa dalam rangka menafkahi diri dan keluarga, ialah perbuatan baik itu sendiri. Kristiani menuntut Non-Kristiani menjadi KORBAN yang bodoh seperti mayat yang hanya boleh bungkam ketika disakiti, namun Kritiani boleh seenaknya memperkosa dan menjajah (standar ganda), masih pula mengharap masuk surga—“surga” para pendosa.