Also Subject to the Law of Karma. Juga Tunduk pada Hukum Karma

HERY SHIETRA, Also Subject to the Law of Karma. Juga Tunduk pada Hukum Karma

 Maybe, life is already and will be very fair.

Devadatta who offended the Buddha,

The fruit of Bad Karma, which Devadatta reaped, was being swallowed up alive by the dividing Earth, and imprisoned in the deepest hell of the hell realm.

Nothing is more foolish than evil people who try to do evil to a holy Buddha, the Great Teacher of humans and gods.

Otherwise,

Contrast with the context of the previous example,

Deceiver who deceives the bad,

The Fruit of Bad Kama which the imposter will pluck,

Only a very minimal form of suffering will be experienced by the perpetrator,

Because the criminals who become victims of fraud by the fraudster,

Indeed it deserves to be treated badly,

As their evil deeds so far.

Criminals who are being victims of the fraudster’s fraud,

Not having any privilege to protest against the Law of Karma,

Because the fraudster who deceived them was only lightly punished by the Law of Karma.

The Law of Karma will also reply with the following brief response, “Who are you, holy man? You are only rotten humans, trash people deservedly and should be thrown into the trash can.”

The bad guys that had done evil by making another person as a victim of crime,

May not refuse when subsequently treated by other wicked evil.

An impostor,

Naturally and deservedly if he being cheated and deceived by another cheater.

A criminal,

Naturally and properly he was treated badly and became a victim of crime by other criminals.

Justice for victims based on the Law of Karma,

It is only a privilege for good people who are hurt and harmed by bad people.

The holier or better the person who is hurt or harmed as a victim of evil deeds of evil people,

Then, the greater the fruit of Bad Karma that the criminal will reap,

As a consequence.

By being a pure and good person,

Therefore,

It is self-protection that is very sufficient for us,

Where only bad people are so stupid if they dare to hurt or harm good people,

Even against a victim who was holy,

To serve as victims of the perpetrator’s crime.

That’s why,

A quite cunning criminal,

Will only seek and make other bad people,

As victims to be sacrificed and for them to sacrifice as prey,

Remembering, the fruit of Bad Karma is the result of hurting and harming fellow bad people,

It is the very minimum, the fruit of Bad Karma that the culprit must endure and bear.

That is why,

Evil people are people without any protection from the Law of Karma,

Even if they were hurt, harmed, injured, and being a victim by another criminal,

Just as evil as them.

Stupid bad guy,

Sees good people as an “easy prey”.

Smart bad guy,

Just making fellow bad people, as an “easy prey”.

Therefore,

We need to look at other people we meet,

Not with full of fear, if the people who were going to harm us, turned out to be big people like kingkong and gorillas,

However, as a creature, which is also subject to the Law of Karma,

Whoever it is,

Without exception,

People with blonde hair or black hair, or who have no hair at all on their bald head,

Both men and women,

Who at once was also willing to admit his mistake or who was increasingly harassing his victim,

Those who feel sorry for their evil deeds or who enjoy their crimes,

Those who feel ashamed of their evil deeds and who are proud of their evil deeds,

Those who are big and small,

Who treats us badly or even cruelly,

Who treats us unfairly or improperly,

Many who do evil to us, in terms of the number of criminals, or the perpetrators who just stand alone,

Those who conspire with other criminals, thus forming a sophisticated crime mode, or other primitive crimes,

They and all of us, all of us and each, are subject to and protected by the Law of Karma at the same time.

The law of Karma protects and provides justice,

Only for good people, when or who have been hurt by the perpetrator of the crime,

Where at the same time, the Law of Karma makes a criminal person subject to the supremacy and sovereignty of the Law of Karma,

Namely subject to a law,

It is called the law of cause and effect.

Which means,

Justice only becomes a monopoly for a good-hearted victims,

Where the criminals are not protected by the Law of Karma,

Aside from the Bad Karma which will bear fruit when the fruitful time comes,

Sooner or later.

Thus,

Evil people will never get protection under the Law of Karma,

Which also means,

Evil people are vulnerable without protection,

When these bad people were hurt and harmed by other bad people.

Criminals who do evil with pleasure and without remorse,

It even slanders and hurts or harms its victims more,

Or even injuring the victim’s body and soul even more,

As if once committing a crime against the victim wasn’t enough,

Then the greater the fruit of the Bad Karma, which these evil people will reap in the future.

Harm good people,

It means that the criminal himself is or will harm himself.

Bad people who are badly treated by other bad people,

It should be and should have happened.

Being unfair,

Will result in injustice for the perpetrator itself.

Being fair,

Will be protected by the justice of the Law of Karma.

The fools have no fear,

Even feel proud,

Committing crimes or collecting various bad deeds that harm and hurt other citizens.

Meanwhile,

Intelligent people know very well,

Who should be afraid,

Not victims of crimes of the evil ones,

But are the bad guys themselves,

Will be reborn from his bad deeds,

Inherited his bad deeds,

Related to his bad deeds,

And associated with his own bad deeds.

Nothing can hurt yourself more,

Instead of hurting, harming, or destroying other people or other living things.

If you can’t do good in this life,

At least not planting any Bad Karma seeds,

That’s good enough.

Which one do you choose?

Our own choice,

Become a consequence of each other’s life.

© HERY SHIETRA Copyright.

 

Mungkin, hidup ini memang sudah dan akan sangat adil.

Devadatta yang menyakiti Sang Buddha,

Buah Karma Buruk yang dipetik Devadatta, ialah ditelan hidup-hidup oleh Bumi yang membelah, dan dipenjara dalam neraka paling dalam dari alam neraka.

Tiada yang lebih bodoh daripada orang-orang jahat yang mencoba berbuat jahat kepada seorang Buddha yang suci, sang Guru Agung dari para manusia dan para dewa.

Sebaliknya,

Kontras dengan konteks dari contoh sebelumnya,

Penipu yang menipu orang-orang jahat,

Buah Kama Buruk yang akan dipetik oleh sang penipu,

Hanya akan sangat minimal bentuk derita yang akan dialami oleh pelakunya,

Karena para penjahat yang menjadi korban penipuan sang penipu,

Memang sudah selayaknya diperlakukan secara jahat,

Sebagaimana perbuatan jahat mereka selama ini.

Para penjahat yang menjadi korban penipuan sang penipu,

Tidak memiliki hak istimewa apapun untuk mengajukan protes terhadap Hukum Karma,

Karena sang penipu yang telah menipu mereka, ternyata hanya dihukum secara ringan oleh Hukum Karma.

Hukum Karma pun akan menjawab dengan tanggapan singkat berikut, “Siapa kamu, orang suci? Kalian hanya manusia busuk, manusia sampah memang sudah selayaknya dan sepatutnya dibuang ke tong sampah.

Orang-orang jahat yang selama ini berbuat jahat dengan menjadikan orang lain sebagai korban kejahatannya,

Tidak boleh menolak bila kemudian diperlakukan jahat oleh orang jahat lainnya.

Seorang penipu,

Sudah sewajarnya dan sudah sepatutnya ia ditipu dan tertipu oleh penipu lainnya.

Seorang penjahat,

Sudah sewajarnya dan sudah sepatutnya ia diperlakukan jahat serta menjadi korban kejahatan oleh penjahat lainnya.

Keadilan bagi korban berdasarkan Hukum Karma,

Hanya menjadi hak istimewa bagi orang-orang baik yang disakiti dan dirugikan oleh orang-orang jahat.

Semakin suci ataupun semakin baik seseorang yang disakiti maupun dirugikan sebagai korban akibat perbuatan jahat orang-orang yang jahat,

Maka, akan semakin besar pula buah Karma Buruk yang kelak akan dipetik oleh sang penjahat,

Sebagai konsekuensinya.

Dengan menjadi orang yang suci dan baik,

Karenanya,

Sudah merupakan perlindungan diri yang sangat cukup bagi kita,

Dimana hanya orang jahat yang demikian bodohnya bila tetap berani menyakiti ataupun merugikan orang-orang yang baik,

Bahkan terhadap seorang korban yang suci,

Untuk dijadikan sebagai korban kejahatan sang pelaku.

Karena itulah,

Penjahat yang cerdik,

Hanya akan mencari dan menjadikan orang-orang jahat lainnya,

Sebagai korban untuk dikorbankan serta untuk mereka tumbalkan sebagai mangsa buruan,

Mengingat, buah Karma Buruk akibat menyakiti dan merugikan sesama orang jahat,

Adalah minimal buah Karma Buruk yang harus dipikul dan ditanggung oleh sang pelaku kejahatan.

Itulah sebabnya,

Orang-orang jahat adalah orang-orang tanpa perlindungan Hukum Karma apapun,

Sekalipun mereka disakiti, dirugikan, dilukai, serta dijadikan sebagai korban oleh pelaku kejahatan lainnya,

Yang serupa jahatnya dengan mereka.

Orang jahat yang bodoh,

Memandang orang-orang baik sebagai “mangsa empuk”.

Orang jahat yang cerdas,

Hanya menjadikan sesama orang jahat sebagai “mangsa empuk”.

Karenanya,

Kita perlu memandang orang lain yang kita jumpai,

Bukan dengan rasa penuh ketakutan, bila seandainya orang-orang yang akan menjahati kita, ternyata ialah orang-orang berbadan besar menyerupai kingkong dan gorila,

Namun sebagai makhluk yang juga tunduk pada Hukum Karma,

Siapapun itu,

Tanpa terkecuali,

Orang-orang berambut pirang atupun berambut hitam, atau yang bahkan tidak memiliki rambut sama sekali pada kepalanya yang botak,

Baik pria maupun wanita,

Yang seketika itu juga bersedia mengakui kesalahannya ataupun yang kian melecehkan korbannya,

Yang merasa menyesali perbuatan jahatnya ataupun yang justru menikmati kejahatannya,

Yang merasa malu atas perbuatan jahatnya maupun yang merasa bangga atas perbuatan jahatnya,

Yang berbadan besar maupun yang berbadan kecil,

Yang memperlakukan kita secara jahat atau bahkan secara keji,

Yang memperlakukan kita secara tidak adil serta tidak patut,

Yang berbuat jahat terhadap kita secara banyak, dari segi jumlah pelaku kejahatan, ataupun pelaku yang hanya berdiri seorang diri,

Yang melakukan persekongkolan dengan pelaku kejahatan lainnya, sehingga membentuk modus kejahatan yang canggih, ataupun kejahatan yang primitif lainnya,

Mereka dan kita semua, semuanya dan masing-masing tunduk sekaligus dilindungi oleh Hukum Karma.

Hukum Karma bersifat melindungi serta memberikan keadilan,

Semata bagi orang-orang baik ketika ataupun yang telah disakiti oleh pelaku kejahatan,

Dimana disaat bersamaan, Hukum Karma bersifat membuat seseorang pelaku kejahatan menjadi tunduk pada supremasi serta kedaulatan dari Hukum Karma,

Yakni tunduk pada sebuah hukum,

Bernama hukum sebab dan akibat.

Yang mana artinya,

Keadilan hanya menjadi monopoli korban-korban yang baik hatinya,

Dimana para pelaku kejahatan tidak mendapat perlindungan apapun oleh Hukum Karma,

Selain dari Karma Buruk yang akan berbuah saat waktu berbuahnya tiba,

Cepat atau lambat.

Sehingga,

Orang-orang jahat tidak akan pernah mendapat perlindungan secara Hukum Karma,

Yang artinya pula,

Orang-orang jahat sejatinya sangat rentan tanpa perlindungan,

Ketika orang-orang jahat tersebut disakiti dan dirugikan oleh orang-orang jahat lainnya.

Penjahat yang berbuat jahat dengan senang hati dan tanpa rasa penyesalan,

Bahkan memfitnah dan kian menyakiti ataupun kian merugikan korbannya,

Atau bahkan kian melukai tubuh dan jiwa sang korban,

Seolah satu kali melakukan kejahatan terhadap korbannya belumlah cukup,

Maka kian besar buah pula Karma Buruk, yang akan dipetik oleh orang-orang jahat tersebut dikemudian hari.

Menjahati orang baik,

Sama artinya sang penjahat itu sendiri yang sedang atau akan mencelakai dirinya sendiri.

Orang-orang jahat yang diperlakukan secara jahat oleh orang jahat lainnya,

Adalah sudah sepatutnya dan sudah sewajarnya terjadi.

Bersikap tidak adil,

Akan berbuah ketidakadilan bagi pelakunya.

Bersikap adil,

Akan dilindungi oleh keadilan Hukum Karma.

Orang-orang bodoh tidak merasa takut,

Bahkan merasa bangga,

Melakukan kejahatan maupun mengoleksi berbagai perbuatan buruk yang merugikan dan menyakiti warga lainnya.

Sementara itu,

Orang-orang cerdas mengetahui betul,

Yang semestinya merasa takut,

Bukanlah korban kejahatan dari para orang jahat,

Namun adalah orang-orang jahat itu sendiri,

Akan terlahir kembali dari perbuatan-perbuatan buruknya,

Mewarisi perbuatan buruknya,

Berkerabat dengan perbuatan buruknya,

Serta berhubungan dengan perbuatan buruknya sendiri.

Tidak ada yang lebih mencelakai diri sendiri,

Daripada melukai, merugikan, ataupun menyakiti orang lain maupun makhluk hidup lainnya.

Jika tidak bisa berbuat kebaikan dalam hidup ini,

Setidaknya tidak menanam benih Karma Buruk apapun,

Itu sudah cukup baik.

Anda pilih yang manakah?

Pilihan kita sendiri,

Menjadi konsekuensi hidup masing-masing.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.