When We Hate the World, then We Hate Life and Ourselves. Ketika Kita Membenci Dunia, maka Kita akan Membenci Hidup dan Diri Kita Sendiri

HERY SHIETRA, When We Hate the World, then We Hate Life and Ourselves. Ketika Kita Membenci Dunia, maka Kita akan Membenci Hidup dan Diri Kita Sendiri

Before we learn to respect others,
We need to learn to respect ourselves.
Whatever the world treats us,
We need to appear to appreciate our own existence,
Regardless of how other people’s attitudes towards us.
Other people can behave properly or improperly towards us,
But that is not important,
It’s not as important as how we behave towards ourselves and how we determine our attitude properly.
Life can sometimes be annoying,
But we don't give up on ourselves.
That is what is called the art of learning to respect ourselves.
That is the paradox of life,
Sometimes we forget about ourselves or maybe ignore ourselves,
We become more preoccupied and thus obsessed with dealing with the thoughts and attitudes of others towards us,
Even though we ourselves are the actors in the stage of our personal lives,
Where also we have responsibility towards ourselves.
As long as we behave properly,
Then it doesn’t really matter how other people behave towards us,
That’s their own business.
We have our own business.
And we have a responsibility to ourselves.
Just as well,
We first need to be successful,
Before we teach others how to become successful people.
No exception too,
We need to be smart and skilled first,
Before patronizing other people how to be smart and full of skills.
In line with that,
We need to help ourselves first,
Before we try to help others.
As for the fact that,
We need to be inspired and motivated first,
Before we feel able to inspire and motivate others.
Similar to that,
We need to be our own heroes and superheroes first,
Before we hope to be a hero to others.
Which we will also encounter in the case,
We need to become truly mature adults first,
Before we can ask others to also behave and think mature.
Which also applies to,
We need to be honest with ourselves,
Before we expect others will be honest with us.
Similar to that,
We need to have something first,
Before we can really give something to others or to ourselves.
One direction with that,
We need to cultivate well first,
Before we hope to pick something good.
One picture with that,
It is important for us to be able to know and understand ourselves first,
Before we feel able to know and understand others, or to ask to be understood.
Related to that,
We first need to be able to see clearly and openly,
Before we feel able to guide and show direction to others, or as a direction for ourselves.
No different from that.
We first need to get used to wanting to listen,
Before we sue others to be willing to listen to our words and thoughts.
Not much different from that,
We need to strengthen ourselves first, and form a brave and confident self,
Before we encourage others to be brave and confident.
One way with that.
We need to be willing to step back one step,
Before we ask others to be willing to take one step back.
Which is in tune with that,
We need to make sure our own behavior doesn’t reflect stupid attitudes or ridiculous qualities,
Before we judge the nature or attitude of others as silly and childish.
Correspondingly,
We need to first plant kindness,
Before we hope to get good treatment from this world.
Not the opposite of that,
We need to be active learners,
Before we demand that other people become someone who likes and is keen to learn.
Not unlike that,
We need to learn to love ourselves,
Before we can truly be loved.
Which is no less important than that,
We need to be able to organize and educate ourselves first,
Before we feel entitled to educate and discipline others.
One beat to that,
There are times when we don’t need to be busy theorizing,
But we need to assess our own maturity in actual practice.
Making words as easy as opening our mouth,
Anyone can do it easily.
However,
Concrete implementation always requires seriousness and commitment,
Besides consistency.
Mistakes aren’t just for mistakes,
Collecting errors,
Achievement in printing errors,
As if to be proud of.
The mistake is to be recognized as wrong,
To realize the location of the mistake,
To be corrected as much as we can,
Doing self introspection,
And take concrete steps to improve yourself.
That’s what is called a hope and a better chance of life,
By not allowing mistakes to be mistakes,
Even repeating similar mistakes in the future.
Mistakes are to be studied, analyzed, corrected, and recognized as being wrong,
Not to be collected and produced.
When we make mistakes,
We begin to understand ourselves,
That it turns out we are not really mature.
In short,
We don't need to hate life,
And don't ever hate life,
Because it is not life that has been guilty of the ugly face of this world,
Just because some humans behave badly towards us,
So that we do not become hateful toward ourselves, when we hate life.
As long as we can love and respect our lives and ourselves,
Then this world will look even more beautiful and sweeter,
As long as we are able and can love and be loved by ourselves.
Love life and ourselves,
Is not a reflection of selfish behavior,
But so we can begin to love this life.
Loving ourselves makes life more colorful.
Meanwhile, the biggest mistake we can make,
It's when we hate this life,
Then we will not be able to love life and ourselves.
It’s okay if there isn't anyone who truly loves us sincerely,
At least we have ourselves,
Who really love us,
That is the most important, as part of life that has never been friendly.
© HERY SHIETRA Copyright.

Sebelum kita belajar untuk menghargai orang lain,
Kita perlu belajar untuk menghargai diri kita sendiri.
Seperti apapun perlakuan dunia terhadap diri kita,
Kita perlu tampil untuk menghargai eksistensi diri kita sendiri,
Terlepas seperti apapun sikap orang lain terhadap kita.
Orang lain bisa saja bersikap patut maupun tidak patut terhadap diri kita,
Namun itu tidaklah penting,
Tidak sepenting bagaimana kita bersikap terhadap diri kita sendiri dan bagaimana kita menentukan sikap diri kita secara sepatutnya.
Kehidupan boleh saja dan bisa jadi menyebalkan,
Namun kita jangan menyerah atas diri kita sendiri.
Itulah yang disebut seni pembelajaran untuk menghargai diri kita sendiri.
Itulah paradoks kehidupan,
Terkadang kita lupa terhadap dan tentang diri kita sendiri atau mungkin kerap mengabaikannya,
Kita menjadi terlebih sibuk dan demikian terobsesi untuk mengurusi pikiran dan sikap orang lain terhadap diri kita,
Sekalipun diri kita sendiri yang menjadi aktor dalam panggung kehidupan pribadi kita,
Dimana juga kita memiliki tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Selama kita telah bersikap layak dan patut, tidak tercela,
Maka menjadi sama sekali tidak penting bagaimana orang lain bersikap terhadap diri kita,
Itu urusan mereka,
Kita punya urusan kita sendiri,
Dan kita punya tanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
Seperti halnya juga,
Kita terlebih dahulu perlu menjadi sukses,
Sebelum kita mengajari orang lain bagaimana cara menjadi orang sukses.
Tidak terkecuali juga,
Kita perlu terlebih dahulu untuk menjadi pandai dan terampil,
Sebelum menggurui orang lain bagaimana cara untuk menjadi pandai dan penuh keterampilan.
Senada dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu menolong diri kita sendiri,
Sebelum kita berupaya menolong orang lain.
Sebagaimana fakta bahwa,
Kita perlu terlebih dahulu terinspirasi dan termotivasi,
Sebelum kita merasa mampu untuk memberi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.
Mirip dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu menjadi pahlawan dan superhero bagi diri kita sendiri,
Sebelum kita berharap dapat menjadi pahlawan bagi orang lain.
Yang akan juga kita jumpai dalam kasus,
Kita perlu terlebih dahulu menjadi orang dewasa yang benar-benar dewasa,
Sebelum kita dapat meminta orang lain untuk juga bersikap dan berpikir secara dewasa.
Hal mana juga berlaku untuk,
Kita perlu bersikap jujur terhadap diri kita sendiri,
Sebelum kita mengharap orang lain akan bersikap jujur terhadap diri kita.
Mirip dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu memiliki sesuatu,
Sebelum kita benar-benar dapat memberikan sesuatu kepada orang lain ataupun kepada diri kita sendiri.
Satu arah dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu rajin menanam yang baik,
Sebelum kita mengharap akan memetik sesuatu yang baik.
Satu gambaran dengan itu,
Penting bagi kita untuk terlebih dahulu mampu mengenal dan memahami diri kita sendiri,
Sebelum kita merasa dapat dan mampu untuk mengenal dan memahami orang lain, ataupun untuk meminta agar dapat dipahami.
Terkait dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu mampu melihat secara jelas dan jernih,
Sebelum kita merasa mampu untuk menuntun dan menunjukkan arah kepada orang lain, ataupun sebagai penunjuk arah bagi diri kita sendiri.
Tidak berbeda dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu membiasakan diri untuk mau mendengarkan,
Sebelum kita menuntut orang lain untuk bersedia mendengarkan perkataan dan pemikiran kita.
Tidak jauh berbeda dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu menguatkan diri dan membentuk diri yang berani dan penuh percaya diri,
Sebelum kita memberikan semangat kepada orang lain untuk menjadi berani dan penuh percaya diri.
Satu jalan dengan itu,
Kita perlu bersedia untuk melangkah mundur satu langkah,
Sebelum kita meminta orang lain untuk turut bersedia mengambil satu langkah mundur.
Yang mana seirama dengan itu,
Kita perlu memastikan betul perilaku diri kita sendiri tidak mencerminkan sikap-sikap bodoh ataupun sifat-sifat konyol,
Sebelum kita menghakimi sifat atau sikap orang lain sebagai konyol dan kekanakan.
Sejalan dengan itu,
Kita perlu terlebih dahulu menanam kebaikan,
Sebelum kita mengharap akan mendapat perlakuan baik dari dunia ini.
Tidak berkebalikan dengan itu,
Kita perlu menjadi seorang pembelajar yang aktif,
Sebelum kita menuntut agar orang lain menjadi seseorang yang gemar dan giat untuk belajar.
Tidak ubahnya dengan itu,
Kita perlu belajar untuk mencintai diri kita,
Sebelum kita benar-benar dapat dicintai.
Yang mana tidak kalah pentingnya dengan itu,
Kita perlu dapat mengatur dan mendidik diri kita sendiri terlebih dahulu,
Sebelum kita merasa berhak untuk mendidik dan mendisiplinkan orang lain.
Satu irama dengan itu,
Ada kalanya kita tidak perlu sibuk berteori,
Namun kita perlu menilai kematangan diri kita sendiri dalam praktik nyata.
Membuat kata-kata semudah membuka mulut,
Siapa pun bisa melakukannya dengan mudah.
Namun,
Implementasi secara konkret selalu menuntut keseriusan serta komitmen,
Disamping konsistensi.
Kesalahan bukan sekadar untuk kesalahan,
Mengkoleksi kesalahan,
Berprestasi mencetak kesalahan,
Seolah patut dibanggakan.
Kesalahan ialah untuk diakui sebagai salah,
Untuk disadari letak kesalahannya,
Untuk dikoreksi sebisa yang kita mampu,
Melakukan introspeksi diri,
Serta mengambil langkah-langkah nyata guna perbaikan diri.
Itulah yang disebut sebagai harapan serta peluang hidup yang lebih baik,
Dengan tidak membiarkan kesalahan sebagai kesalahan,
Bahkan kembali mengulangi kesalahan serupa dikemudian hari.
Kesalahan ialah untuk dipelajari, dianalisa, diperbaiki, dan diakui sebagai salah,
Bukan untuk dikoleksi dan diproduksi.
Ketika kita berbuat kesalahan,
Kita menjadi mulai memahami diri kita sendiri,
Bahwa ternyata diri kita belum benar-benar matang adanya.
Singkat kata,
Kita tidak perlu membenci kehidupan,
Dan jangan pernah membenci kehidupan,
Karena bukanlah kehidupan yang telah bersalah atas buruknya wajah dunia ini,
Hanya karena sebagian manusia berperilaku buruk terhadap kita,
Agar kita tidak menjadi membenci hidup diri kita sendiri ketika kita membenci kehidupan.
Selama kita dapat mencintai dan menghargai hidup dan diri kita,
Maka dunia ini akan tampak menjadi lebih indah dan lebih manis lagi jadinya,
Sepanjang kita mampu dan dapat mencintai serta dicintai oleh diri kita sendiri.
Mencintai hidup dan diri kita sendiri,
Bukanlah cerminan perilaku egoistik,
Namun agar kita dapat mulai mencintai kehidupan ini.
Mencintai diri kita sendiri membuat kehidupan menjadi lebih berwarna.
Sementara, kesalahan terbesar yang dapat kita lakukan,
Ialah ketika kita membenci kehidupan ini,
Maka kita pun tidak akan dapat mencintai hidup dan diri kita sendiri.
Tidak apa-apa bila tidak ada seseorang pun yang benar-benar mencintai diri kita secara tulus,
Setidaknya kita memiliki diri kita sendiri,
Yang betul-betul mengasihi diri kita,
Itulah yang paling terpenting sebagai bagian dari kehidupan yang tidak pernah ramah ini.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.