Bangsa yang Gemar Monolong dan Membantu, namun Soal
Uang (justru) Sebaliknya
Bersatu, namun Tidak untuk Urusan Produk Konsumsi.
Bergotong-Royong, namun Tidak untuk Urusan Uang. Toleransi, namun hanya untuk
Urusan Dosa dan Maksiat, Tidak untuk Kaum yang Berbeda Keyakinan. Itulah, Wajah
Real Masyarakat di Indonesia
Bangsa Indonesia memang dikenal
sebagai masyarakat yang suka menolong. Namun sayangnya, untuk hal-hal yang
memiliki kaitannya dengan uang justru sebaliknya, sehingga Anda harus belajar
dari pengalaman buruk kita sendiri yang sudah-sudah maupun pengalaman buruk
orang lain, bahwasannya kita harus sangat berhati-hati mengingat masyarakat
Indonesia khusus untuk urusan yang terkait uang bisa sangat manipulatif, jahat,
terselubung, mengecoh, penuh tipu-muslihat, egosenstris, serta suka berdusta,
alias bertolak-belakang dengan citra masyarakat kita di Indonesia yang dikenal
sebagai gemar menolong dan membantu. Negeri kita, tidak pernah kekurangan para penipu
maupun para pendosa-agamais pemeluk ideologi “penghapusan dosa” (abolition of sins). Banyak terdapat
ulasan dari para netizen, bahwa hidup dengan tidak menerapkan “negative thinking” di tengah-tengah
masyarakat Indonesia, akan menjadi “mangsa empuk”.