Publikasi Kasus Hukum, Lebih Besar Faedah ataukah Mudarat?

LEGAL OPINION

Pilih Mana, Peradilan Pidana di Dunia Manusia ataukah Peradilan Hukum Karma?

KEADILAN NISBI Vs. KEADILAN KARMA, Pilih yang Mana?

Ketika seorang aparatur penegak hukum, menembak mati seorang kriminal ketika sang kriminal melakukan aksinya terhadap korban, atau seorang algojo ketika benar-benar mengeksekusi hukuman mati terhadap seorang terpidana, maka apakah sang aparatur penegak hukum maupun sang algojo, adalah sedang “membunuh” ataukah sebaliknya, sedang “menyelamatkan”? Disini, kita berbicara perihal perspektif serta sudut pandang, dari sudut pandang yang parsial maupun yang imparsial (holistic).

Parity, being Equal, Unrequited. Kesetimpalan, Seimbang, Tidak Bertepuk Sebelah Tangan

HERY SHIETRA, Parity, being Equal, Unrequited. Kesetimpalan, Seimbang, Tidak Bertepuk Sebelah Tangan

This is what is called the human principle,

Namely,

An attitude and reciprocal nature,

Reciprocity.

We can also call it a principle of justice,

Balanced.

Manusia Tidak Terlahir Polos seperti Kertas yang Putih Bersih, namun Membawa Serta Kekotoran Batin yang Laten Sifatnya

LEGAL OPINION

Hakim dan Pengadilan, Tidaklah Seindah dan Seadil Itu. Hakim adalah Manusia yang Masih Diliputi Kekotoran Batin, Bukan Robot yang Objektif dan Netral Murni

Question: Banyak orang mengaku-ngaku atau membuat kesan sebagai orang yang baik dan penuh perhatian, ternyata hanya penipu yang sangat licik. Kebaikannya hanya untuk pemancing dan perangkap bagi korban targetnya. Banyak pencuri berkedok penolong. Bahkan pengemis pun berdusta, dengan berpura-pura berkaki buntung ataupun berpura-pura miskin, mengeksploitasi kebaikan hati orang lain. Tidak jarang pula kemurahan hati justru menjadi bumerang bagi diri kita sendiri dikemudian hari. Balas air susu dengan air tuba, cerminan tiadanya hati nurani. Tidak kalah banyaknya dengan pembohong yang memasang topeng bak malaikat, masih pula berceramah perhihal kebaikan dan kesucian.

Bukankah aneh, Negeri Indonesia bangsa-nya mengaku ber-Tuhan, rajin beribadah, tepat ibadah lebih menjamur daripada jamur, namun pertanyaannya ialah mengapa juga sulit sekali menemukan orang jujur yang otentik (benar-benar jujur) di republik serba halal-lifestyle ini? Mereka menjaga betul-betul makanan yang dimasukkan ke dalam mulut mereka, namun dari segi ucapan hingga perilaku, kotor dan jahat sekali. Yang perlu kami ketahui, bagaimana dengan hakim di pengadilan, apakah memang betul-betul orang yang tergolong berhati murni seperti “malaikat” dan adil tanpa kompromi seperti Judge Bao yang termasyur dari China itu? Jangan sampai, kita selaku masyarakat justru menyerahkan nasib kita ke tangan manusia yang berhati iblis, celaka dua kali itu namanya.

Netralitas Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja

LEGAL OPINION

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan selaku Representasi Pemerintah, Berpihak kepada Buruh ataukah Pengusaha?

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan sebagai Representasi Pemerintah, Wajib NETRAL secara Etika Profesi, Tidak Memihak Salah Satu Pihak yang Bersengketa di Dalam maupun di Luar Pengadilan Hubungan Industrial, Baik Buruh maupun Pengusaha

Question: Sebenarnya yang namanya Pegawai Pengawas Tenagakerja di Disnaker itu, berpihak kepada siapa, kepada pekerja atau kepada perusahaan (pihak pengusaha)?

Menjadi Korban, Mengadu Kepada Siapa dan Kemana-kah?

ARTIKEL HUKUM

Tuhan (ternyata) dapat Menjadi Hakim yang Sangat Buruk dan Tidak Adil saat Mengadili Pendosa (Pelaku Kejahatan), dengan Merampas Hak Keadilan dari sang Korban dengan Menghapus Dosa Pelaku

Siapakah Pencipta Pelangi? Pencipta yang Sama dengan yang Menciptakan Kejahatan, Kecurangan, Ketidakjujuran, Orang Jahat, Kekumuhan, Penyakit, Kotoran-Sampah, dan Maksiat

Terdapat sebuah kisah, dari penuturan seseorang yang pernah penulis simak, seorang Warga Negara Asing dalam satu mobil dengan warga lokal pada satu ruas jalan di dalam jalan toll di Indonesia, mengalami keadaan yang tidak menyenangkan : kendaraannya mogok secara mendadak di dalam toll, datang mobil derek liar (yang tampaknya) dibiarkan “besar kepala” oleh otoritas pengelola jalan toll (tidak mungkin tidak tahu, dan lestari karena dibiarkan meraja-lela tanpa penindakan berarti), menderek mobil tersebut tanpa persetujuan pemilik mobil (pemaksaan serta pemerasan berkedok “menolong” alias aksi premanisme itu sendiri) sebelum kemudian dibawa ke sebuah bengkel yang sejak semula telah bersekongkol dengan sang “derek liar” dengan biaya reparasi yang tinggi sesuka hati pemilik bengkel tanpa dibolehkan memilih bengkel lainnya.

Bravery, is the Base of Intelligence. Keberanian, adalah Pangkal dari Kecerdasan

HERY SHIETRA, Bravery, is the Base of Intelligence. Keberanian, adalah Pangkal dari Kecerdasan

  When everyone in all corners of this world,

Always hurting us,

Without us understanding why it was that way,

It was as if there was an inscription on our foreheads on our heads, “Come on, injure and hurt me, please!”,

Whatever it is,

We don’t need to hurt ourselves.

Belanja di Marketplace, TIDAK SEINDAH YANG DIBAYANGKAN

ARTIKEL HUKUM

Transaksi via Marketplace, Menguntungkan ataukah Merugikan Pembeli Sekaligus Selaku Pembayar Harga Barang yang Dijual Pedagang “Online”?

Sebuah transaksi yang profesional, disebut profesional atas dasar kontraprestasi masing-masing pihak (saling menunaikan prestasi), antara hak pembeli berbanding kewajiban penjual, dan disaat bersamaan melahirkan pula kewajiban pembeli yang bersanding dengan hak dari pihak penjual. Untuk itu, berikut ini penulis uraikan kontraprestasi yang melahirkan prinsip resiprositas (prinsip bertimbal-balik, sering disebut juga sebagai prinsip resiprokal) sebagai berikut:

Ketika Umat yang Justru Mencobai Tuhan, Bukan Tuhan yang Mencobai Manusia

ARTIKEL SOSIOLOGI

Manusia Bukanlah Produk Sampingan Takdir, Namun Manusia sebagai Perancang serta Penentu dari Nasibnya Sendiri, HAK UNTUK MENENTUKAN NASIB SENDIRI

Ketika Takdir Manusia ada di Tangan Tuhan, maka Tuhan yang Bertanggung-Jawab atas Nasib Manusia. Ketika Pilihan Bebas Ada di Tangan Manusia, Manusia Itu Sendiri yang Bertanggung-Jawab atas Hidupnya Masing-Masing

Sebagaimana biasa dan yang sudah-sudah, Indonesia, Bangsa “agamais” yang menjadikan orang-orang baik sebagai “mangsa empuk”, menyelesaikan segala sesuatu dengan cara kekerasan fisik, dan bangsa yang ironisnya mengaku ber-“Tuhan” namun tidak takut dan tidak malu berbuat jahat terhadap orang lain, sekaligus menjadi konsumen-pelanggan tetap ideologi “penghapusan dosa” (bagi para pendosa, tentunya). Lagi dan lagi, Bangsa “agamais” di Indonesia membuat blunder dengan spekulasi yang “kelewat berani”, mengajak para masyarakat untuk berspekulasi serta “mencobai Tuhan”.

Resiko Hukum Membeli Tanah GIRIK, bagai Membeli Kucing dalam Karung

LEGAL OPINION

Sengketa Kepemilikan, Pidana ataukah Perdata yang Lebih Dahulu Wajib Diputus Pengadilan?

Question: Ada orang yang menawarkan tanah, bentuknya masih girik, dan seluruh anggota keluarga pihak penjual bersdia tanda-tangan akta jual beli bila ada yang berminat membeli. Apa aman untuk dibeli? Apa ada resikonya, beli tanah yang belum ada sertifikatnya dari BPN?