SENI PIKIR & TULIS
Bila Fakta selalu Pahit, maka Kebenaran terlampau
Menakutkan. Itulah yang Kita Sebut sebagai REALITA, Bukan Utopia
Itulah sebabnya Buddhisme hanya Diperuntukkan bagi
Umat yang Berani Melihat dan Mengakui Realita, bukan yang hanya Pandai Menipu
Diri dalam Delusi
Seorang filsuf bernama Rene
Descartes, pernah berspekulasi dengan melontarkan pernyataan yang termasyur, “AKU berpikir, maka AKU ada.” Seakan
menunjuk kepada spekulasi sang filsuf tersebut, Sang Buddha bertanya,
AKU? AKU yang mana? Yang mana yang bernama AKU? Karenanya, Rene Descartes
merupakan seorang delusif yang mengutarakan pendapat semata berdasarkan
spekulasi yang spekulatif (seorang penghayal), alias kekelirutahuan, tahu namun
(sayangnya) keliru. Sebaliknya, Sang Buddha tidak sedang berspekulasi,
namun menemukan, melihat, serta menembus langsung dengan usahanya sendiri, apa
yang kini dikenal dengan istilah “the
four noble truths” (empat kebenaran mulia)—yang terdiri dari dukkha, penyebab dukkha, akhir dari dukkha,
dan jalan menuju akhir dari dukkha.